KUNINGAN (MASS) – Hari Kesehatan Nasional (HKN) menjadi momentum kebahagian bagi 150 warga kurang mampu penderita katarak. Mereka dioperasi secara gratis di klinik mata cukup ternama di kota kuda ini yaitu Kuningan Eye Center (KEC).
Baksos tersebut digelar selama sepekan sejak 29 Juli lalu. Ini karena banyaknya jumlah pasien, ditambah masa pendemi yang belum berakhir. Sampai 5 Agustus besok, 150 pasien tersebut dioperasi secara bertahap.
“Prokes ketat membuat kita melakukan tindakan operasi secara bertahap. Makanya butuh waktu sepekan. Sewaktu belum pandemi sih sehari juga bisa kita kebut,” ujar Direktur sekaligus Owner KEC, dr Achmad Budi Utomo SpM.
Pria yang akrab disapa dr Budi ini menjelaskan, kegiatan sosial operasi katarak merupakan agenda tahunan kliniknya tiap HKN. Baksos tersebut sebagai wujud kontribusi KEC dalam pembangunan kesehatan masyarakat khususnya kesehatan mata warga kurang mampu.
“Inilah CSR kami, bentuk partisipasi kami dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di Kabupaten Kuningan khususnya kesehatan mata,” tandasnya.
Mereka yang dioperasi, hasil dari penjaringan tim khusus yang ia bentuk. Dokter spesialis mata ini bersyukur, penderita katarak di desa-desa bisa terjaring hingga dapat diberikan layanan operasi secara gratis.
“Kami tidak memerhatikan apakah mereka punya BPJS atau belum. Yang jelas, bagi yang belum punya, alhamdulillah kita bantu pembuatan dan pengurusannya, sekaligus iuran tiap bulannya,” ungkap dr Budi.
Selasa (3/8/2021) tadi, pejabat Pemkab Kuningan berkesempatan meninjau langsung pelaksanaan operasi. Wabup M Ridho Suganda yang hadir sekaligus memberikan apresiasi kepada KEC.
“Kita patut bersyukur Kuningan punya satu klinik mata yang peduli kepada warga kurang mampu. Saya harap ini jadi contoh bagi yang lain untuk bersinergi dengan pemerintah dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, sehingga kelak Kuningan bebas katarak,” ucapnya.
Perasaan gembira datang dari salah seorang pasien yang kerap disapa bapak Rusandi (62), warga Desa Wanasaraya Kecamatan Kalimanggis. Penglihatannya yang buram selama lima tahun tersebut akhirnya dapat ditangani tanpa harus mengeluarkan biaya sepeserpun. (deden)