CIGANDAMEKAR (MASS) – Pada bulan suci Ramadhan ini, ICMI Orda Kuningan melancarkan aksi sosial. Saat ditemukan adanya penderita kanker otak stadium 4 di Kampung Citelang Desa Sangkanmulya Kecamatan Cigandamekar, mereka langsung bergerak.
“Mungkin ada yang bisa bantu. Beliau adalah ibu seorang santri di pondok kami (Ponpes Al Mutawally). Namanya bu Nanih. Beliau menderita kanker otak stadium 4. Suaminya bekerja serabutan. Anak-anaknya masih kecil. Mereka tinggal di Kampung Citelang, Desa Sangkanmulya Kecamatan Cigandamekar. Kondisi rumahnya juga sangat memprihatikan,” ungkap KH Didin Nurul Rosidin PhD, Rabu (30/5/2018).
Obrolan pengurus ICMI tersebut langsung direspon Ketua ICMI Orda Kuningan, Dr H Iskandar Hasan MM. Ia mengajak seluruh jajaran pengurus ICMI untuk bergerak sesuai dengan kapasitasnya. Ajakan ini kemudian ditangkap oleh sekretarisnya, Dede Awaluddin MPd dan Bendahara Dadang Solihat MPd. Pihaknya menyebarkan pengumuman penggalangan dana ICMI Berbagi.
“ICMI berbagi. Dibulan yang penuh rohmat ini marilah menebar kebaikan salah seorang saudara kita sedang ditimpa cobaan beliau menderita kanker stadium 4 anak-anaknya masih kecil membutuhkan biaya dan membutuhkan uluran tangan kita. Bagi yang mau membantu bisa ke no rek Bendahara Icmi Orda Kuningan BANK BRI A/N DADANG SOLIHAT, M.PD Norek : 1564-01-001-068-53-7. Mohon yang sudah membantu bisa konfirmasi ke bendahara di no 082128162849 atau +6289651033292. Dalam rizki kita terdapat hak orang lain yang membutuhkan,” sebar Delon, sapaan akrabnya.
Rupanya, Dr Ukas Suharfaputra tidak diam. Salah satu kepala dinas dilingkup Pemkab Kuningan yang juga pengurus ICMI ini langsung berkoordinasi dengan JPU (Jaring Pengaman Ummat). Tidak lama kemudian, ia sudah connect dengan Jaring Pengaman Pangan (JPP) dan JPU.
“Jika kondisinya sangat memprihatinkan bisa masuk dalam skema bantuan permanen. JPU punya skema itu. ICMI sinergy dengan JPU-JPP. Penyerahan bantuan dari keluarga ICMI bisa bersamaan di lapangan,” kata Ukas.
Selang beberapa menit kemudian, Tim Buser Pangan JPU sudah sampai di lokasi. Bantuan tanggap darurat pun telah disampaikan. “Selanjutnya Insya Alloh masuk dalam bantuan sistemik JPU. Memang kondisinya memperihatinkan,” ungkap Ukas.
Lebih jauh ia menjelaskan, sistem bantuan dhua’fa berkelanjutan JPU saat ini baru mengcover 50 orang. Kedepan diusahakan ditambah, karena warga dhuafa yang kondisinya paling miskin seperti ini masih banyak di Kuningan.
“Di JPU sudah bergabung sekitar 20 stakeholder antara lain Baznas, RS Elsyifa, PDM muhammadiyah, TBC/HiV care, sedekah rombongan, era TV, Komunitas Peduli Sczhiprenia, DKPP, dll. Semua memiliki fokus yang sama membantu secara responsif dan sistemik kaum dhuafa paling miskin (red zone poor/the poorest). Mereka ini cenderung terabaikan/tak tersentuh oleh bantuan-bantuan konvensional (akibat tuna syarat administrasi). Tak tersentuh pendekatan beri kail. Mereka harus diberi ikannya dulu sampai cukup kuat untuk mengginakan kail,” papar Ukas.
Ukas menambahkan, untuk dhuafa paling miskin seperti Nanih di Sangkanmulya, JPU punya “layanan rawan pangan 24 jam”, yang bisa memberikan bantuan tanggap darurat saat itu juga. “Jika teman-teman menemukan yang seperti Bu Nanih ini mohon diinfokan ke JPU. Layanan ini bisa segera membantu. Informasi bisa dikirim via wa ke no +62 877-2364-9090 (an. pak Amar, Sekretaris JPU),” pungkasnya. (deden)