KUNINGAN (MASS) – Rumah Sakit umum di Kuningan ada delapan rumah sakit. Salah satu rumah sakit yang memiliki Tim Brigade Siaga Bencana adalah RSUD 45 Kuningan.
Pengukuhuhan Tim Brigade Siaga Bencana dilakukan oleh Bupati Kuningan H Acep Purnama di di Bumi Perkemahan Ipukan Desa Cisantana. Pengukuhan dilakukan pada tengah malam WIB oleh bupati.
Acara diawali dengan Upacara Siaga sekaligus pemberian atribut kepada Tim Brigade sebagai tanda sudah berlangsungnya pelatihan tersebut. Tim Brigade Siaga Bencana sebanyak 110 orang dengan melibatkan komponen yang ada mulai dokter, keperawatan dan yang lainnnya.
Direktur RSUD 45 Kuningan dr Hj Tititn Suhartini didampingi Wadir Administrasi Umum dan Keuangan Apip Purnama Hadi SSos MSi menyebutkan pasukan Tim Brigade Siaga Bencana sebanyak 110 orang dengan melibatkan komponen yang ada mulai dokter, keperawatan dan yang lainnnya. Pelatihan dilakukan selama 3 hari.
Dua hari sebelumnya kata dia, dilakukan penangulangan bencana internal yang dilakukan di rumah sakit. Dan satu hari melakukan simulasi bencana external dengan melakukan evakuasi korban sekaligus penanggulangan medis dengan menerjunkan para dokter langsung.
Ia mengatakan kegiatan ini tak lepas dari peran serta AKAR dan RAPI yang membantu melakukan pelatihan penggulangan bencana alam. Kendati melelahkan namun semangat Tim Brigade dapat di buktikan dengan terus mengikuti arahan-arahan dari pelatih.
“Semoga dengan dilakukannya pelatihan ini akan menjadi modal dasar untuk senantiasa siap siaga menghadapi kondisi darurat kapanpun. Hal ini sebagai bentuk pelayanan kepada masyarakat,” sebutnya.
Bupati Kuningan H Acep mengatakan, rumah Sakit dalam keadaan bencana sekalipun harus mampu mengelola bersama pelayanan sehari-hari serta melayani korban akibat bencana, secara aktif membantu dalam penyelamatan nyawa korban.
“Penanggulangan bencana ini memerlukan pendekatan yang terpusat pada manusia berdasarkan prinsif keamanan manusia. Dalam siatuasi bencana semua orang menjadi rentan, terutama para lansia, penyandang disabilitas, dan ibu-ibu yang tengah hamil atau baru saja melahirkan,” ujar Acep.
Diterangkan, pemerintah perlu melibatkan warga dan komunitas rentan dalam perencanaan penanggulangan bencana. Agar kebutuhan kaum rentan dapat terakomodasi terutama dalam situasi darurat.
“Adapun jenis kegawatdaruratan yang mungkin menimpa rumah sakit, diantaranya bencana internal kebakaran, ledakan, tumpahan/bocoran bahan berbahaya. Bencana external mayor musibah berakibat banyak korban. Bencana menimpa rumah sakit atau masyarakat kebakaran,”ungkapnya. (agus)