Connect with us

Hi, what are you looking for?

Kuningan Mass

Netizen Mass

Qurban dan Kesalehan Sosial

KUNINGAN (MASS) – Qurban adalah memotong hewan pada Hari Raya Idul Adha tanggal 10 di bulan Dzulhijjah atau hari tasyriq (tanggal 11, 12 dan 13 Dzulhijjah).

Berqurban merupakan ibadah yang memiliki penghargaan dan pahala yang besar dari Allah SWT., karena berqurban merupakan bukti seorang muslim dalam pengabdiannya, mendekatkan diri kepada Allah SWT. Karena demikian tinggi nilai ibadahnya bagi orang yang beriman, maka disunahkan untuk berqurban. Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah SAW. sebagai berikut:
Dari Aisyah, Rasulullah SAW bersabda: “Tidak ada amalan anak cucu Adam pada hari raya qurban yang lebih disukai Allah melebihi dari mengucurkan darah (menyembelih hewan qurban), sesungguhnya pada hari kiamat nanti hewan-hewan tersebut akan datang lengkap dengan tanduk-tanduknya, kuku-kukunya, dan bulu- bulunya. Sesungguhnya darahnya akan sampai kepada Allah —sebagai qurban— di manapun hewan itu disembelih sebelum darahnya sampai ke tanah, maka ikhlaskanlah menyembelihnya.” (HR. Ibn Majah dan Tirmidzi).

Dalam satu hadis, riwayat Aisyah RA. Nabi Muhammad SAW. bersabda: “Hai Aisyah, berikanlah qurbanmu dan saksikanlah qurban itu. Karena sesungguhnya bagimu dengan tetesan pertama yang menetes dari darah qurbanmu di atas tanah, Allah akan mengampunimu dosa-dosa yang telah lalu”. Aisyah bertanya: “Ya Rasulullah, apakah untuk kita khususnya atau untuk orang-orang mukmin secara umum?” Nabi menjawab: “Bahkan untuk kita dan untuk orang-orang mukmin secara umum”.

Dari Sayyidina Ali RA. berkata: “Barangsiapa yang keluar rumahnya untuk membeli binatang qurban, maka setiap langkahnya dicatatkan sepuluh kebaikan, dihapus dari dirinya sepuluh macam dosa dan diangkat derajatnya sampai sepuluh tingkat. Apabila ia berbicara untuk membelinya, maka pembicaraannya itu sama dengan membaca tasbih. Apabila ia membayar kontan uang binatang qurban itu, maka baginya dengan setiap dirham diganti tujuh ratus kebaikan. Apabila ia menjatuhkan binatang qurban itu ke tanah hendak disembelihnya, maka setiap makhluk mulai dari tempat binatang itu sampai bumi ke tujuh akan memohonkan ampun untuknya. Apabila ia telah menumpahkan darah binatang qurban, maka Allah menciptakan dengan setiap tetes darahnya, sepuluh Malaikat yang memohonkan ampun untuknya sampai hari kiamat. Dan apabila ia membagi-bagikan dagingnya, maka baginya dengan setiap suap, seperti memerdekakan budak dari anak cucu Nabi Ismail AS”.

Dalam hadits riwayat Thabrani disebutkan:

Barangsiapa yang melakukan penyembelihan qurban untuk kesucian jiwanya dan semata-mata mengharapkan ridho Allah dengan qurban itu, maka qurbannya itu akan menjadi perisai baginya dari api neraka”.

Dari beberapa riwayat tersebut kiranya dapat dipetik simpulan, bahwa ibadah qurban memiliki banyak keutamaan dan sangat dianjurkan bagi seseorang yang mampu dan memiliki kelebihan rizki untuk melaksanakannya.

Ibadah Qurban Membentuk Kesalehan Umat


Tanggal 10 Dzulhijjah disebut pula hari raya qurban, karena setelah shalat Idul Adha dan 3 hari berikutnya (yaum al-tasyriq), Allah SWT. memerintahkan kepada umat Islam yang mampu untuk mendekatkan diri kepada-Nya dengan menyembelih hewan qurban.

Penyembelihan hewan qurban, di samping sebagai suatu bentuk ibadah (taabud ila Allah), dapat pula dilihat secara simbolik. Artinya, bahwa qurban dapat dimaknai sebagai bentuk penyembelihan (pengendalian/pengekangan) hawa nafsu hewaniyah dan nafsu egosentris yang menjadikan manusia serakah, tidak mengenal norma agama, moral dan hukum serta nafsu yang selalu mendorong ke arah kehancuran dan kebinasaan.

Berbicara tentang nafsu sebagai daya nafsani pada dasarnya memiliki banyak pengertian. Pengertian Pertama, nafsu dimaknai sebagai nyawa manusia yang wujudnya berupa angin yang keluar masuk dari dalam tubuh manusia melalui mulut dan kerongkongan. Kedua, nafsu diartikan sebagai gabungan psikofisik manusia dan merupakan struktur kepribadian manusia. Ketiga, nafsu diartikan sebagai daya-daya nafsani yang memiliki dua kekuatan, yaitu kekuatan al-ghadhab dan al-syahwat (Mujib, 1999: 70).

Dari tiga pengertian tersebut, maka pengertian terakhirlah (ketiga) yang dimaksud. Ghadzab adalah suatu daya yang berpotensi untuk menghindarkan diri dari segala yang membahayakan. Ghadhab dalam terminologi psikoanalisa disebut dengan defense (pertahanan, pembelaan, dan penjagaan), yaitu tingkah laku yang berusaha membela atau melindungi terhadap kesalahan, kecemasan, dan rasa malu, perbuatan untuk melindungi diri sendiri, serta memanfaatkan dan merasionalisasikan perbuatan sendiri.

Berbeda dengan ghadhab, syahwat adalah suatu daya yang berpotensi untuk menginduksi dari segala yang menyenangkan. Syahwat dalam terminologi psikologi disebut dengan appetite, yaitu hasrat (keinginan, birahi, hawa nafsu), motif atau impuls berdasarkan perubahan keadaan fisiologis (lihat, Mujib dan Mudzakir, 1991: 56).

Prinsip kerja nafsu mengikuti prinsip kenikmatan (pleasure principle) dan berusaha mengumbar impuls-impuls agresif dan seksualitas. Apabila impuls-impuls ini tidak terpenuhi, maka terjadi ketegangan diri. Prinsip kerja nafsu ini memiliki kesamaan dengan prinsip kerja binatang, baik binatang buas (al-subuiyat) maupun binatang jinak (al-bahimiyyat). Binatang buas memiliki impuls seksual. Oleh karena prinsip inilah, maka nafsu ini disebut juga fitrah hayawaniyah (Mujib dan Mudzakir, 1991: 56).

Dalam terminologi psikologi, nafsu lebih dikenal dengan sebutan konasi (daya karsa). Konasi (kemauan) adalah bereaksi, berbuat, berusaha, berkeinginan, dan berkehendak. Aspek konasi kepribadian ditandai dengan tingkah laku yang bertujuan dan impuls untuk berbuat (Chaplin, 1989: 101). Nafsu menunjukkan struktur di bawah sadar dari kepribadian manusia. Apalagi manusia mampu bereksistensi, baik di dunia dan di akhirat. Manusia model ini memiliki kedudukan yang sama dengan binatang bahkan lebih hina. Sebagaimana Firman Allah SWT.dalam surah al-Araf ayat 179 sebagai berikut Artinya: “Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. mereka Itulah orang-orang yang lalai (QS. Al-Araf: 179)

Hal ini dikarenakan nafsu selalu memikirkan dan mencari kelezatan dunia sesaat dan menutup pandangan hidup yang lebih jauh, yaitu kehidupan akhirat yang abadi. Sementara itu, dalam surah al-Shaffat ayat 100-107, Allah menggambarkan bagaimana beratnya Nabi Ibrahim AS dan istrinya, yang harus kehilangan anak tercinta mereka yang telah lama diidamkan, bagaimana pula sang anak Ismail AS yang merelakan jiwa raganya dikorbankan, demi melaksanakan perintah Allah SWT.

Selain sebagai bentuk pengekangan hawa nafsu dan pengendalian diri, nilai lain dari ibadah qurban memuat nilai-nilai praktis kemasyarakatan dan kesosialan. Dalam pengertiannya yang lebih luas ibadah qurban merupakan aktualisasi dan realisasi ajaran keadilan sosial di dalam Islam.

Dalam berqurban membutuhkan kesiapan mental dan materi. Oleh karena itu, seorang muslim yang mampu secara materi diperintahkan oleh Allah SWT. untuk mengorbankan sebagian dari hartanya untuk membantu orang-orang yang tidak mampu, yang memerlukan uluran tangan dari orang-orang yang diberi rizki dari Allah SWT.

Di sinilah, mentalitas seorang hamba berupa kesediaan dan kerelaan berkorban ini diharapakan bukan hanya pada momen hari raya qurban, tetapi membekas untuk setiap saat dan kesempatan. Apalagi di negara dan bangsa kita saat ini, di mana-mana terdapat banyak kantong-kantong masyarakat miskin, sering terjadi berbagai macam musibah yang menuntut kesiapan dan kesediaan berkorban yang lebih besar lagi bagi setiap warga negara untuk membantu mereka yang kurang beruntung dan menderita karena tertimpa musibah.

Semoga dengan momen hari raya qurban ini, selain bertujuan untuk beribadah kepada Allah SWT, juga sebagai sarana bagi kita untuk saling membantu kepada sesama dan menyambung tali silaturrahim kepada seluruh umat Islam di sekitar lingkungan kita. Semoga Allah SWT memberikan kekuatan kepada kita semua agar mampu istiqomah dalam menjalankan semua perintah-Nya dan menjauhi semua larangan-Nya.

Advertisement. Scroll to continue reading.

KUNINGAN (MASS) – Qurban adalah memotong hewan pada Hari Raya Idul Adha tanggal 10 di bulan Dzulhijjah atau hari tasyriq (tanggal 11, 12 dan 13 Dzulhijjah).

Berqurban merupakan ibadah yang memiliki penghargaan dan pahala yang besar dari Allah SWT., karena berqurban merupakan bukti seorang muslim dalam pengabdiannya, mendekatkan diri kepada Allah SWT. Karena demikian tinggi nilai ibadahnya bagi orang yang beriman, maka disunahkan untuk berqurban. Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah SAW. sebagai berikut:
Dari Aisyah, Rasulullah SAW bersabda: “Tidak ada amalan anak cucu Adam pada hari raya qurban yang lebih disukai Allah melebihi dari mengucurkan darah (menyembelih hewan qurban), sesungguhnya pada hari kiamat nanti hewan-hewan tersebut akan datang lengkap dengan tanduk-tanduknya, kuku-kukunya, dan bulu- bulunya. Sesungguhnya darahnya akan sampai kepada Allah —sebagai qurban— di manapun hewan itu disembelih sebelum darahnya sampai ke tanah, maka ikhlaskanlah menyembelihnya.” (HR. Ibn Majah dan Tirmidzi).

Dalam satu hadis, riwayat Aisyah RA. Nabi Muhammad SAW. bersabda: “Hai Aisyah, berikanlah qurbanmu dan saksikanlah qurban itu. Karena sesungguhnya bagimu dengan tetesan pertama yang menetes dari darah qurbanmu di atas tanah, Allah akan mengampunimu dosa-dosa yang telah lalu”. Aisyah bertanya: “Ya Rasulullah, apakah untuk kita khususnya atau untuk orang-orang mukmin secara umum?” Nabi menjawab: “Bahkan untuk kita dan untuk orang-orang mukmin secara umum”.

Dari Sayyidina Ali RA. berkata: “Barangsiapa yang keluar rumahnya untuk membeli binatang qurban, maka setiap langkahnya dicatatkan sepuluh kebaikan, dihapus dari dirinya sepuluh macam dosa dan diangkat derajatnya sampai sepuluh tingkat. Apabila ia berbicara untuk membelinya, maka pembicaraannya itu sama dengan membaca tasbih. Apabila ia membayar kontan uang binatang qurban itu, maka baginya dengan setiap dirham diganti tujuh ratus kebaikan. Apabila ia menjatuhkan binatang qurban itu ke tanah hendak disembelihnya, maka setiap makhluk mulai dari tempat binatang itu sampai bumi ke tujuh akan memohonkan ampun untuknya. Apabila ia telah menumpahkan darah binatang qurban, maka Allah menciptakan dengan setiap tetes darahnya, sepuluh Malaikat yang memohonkan ampun untuknya sampai hari kiamat. Dan apabila ia membagi-bagikan dagingnya, maka baginya dengan setiap suap, seperti memerdekakan budak dari anak cucu Nabi Ismail AS”.

Dalam hadits riwayat Thabrani disebutkan:

Barangsiapa yang melakukan penyembelihan qurban untuk kesucian jiwanya dan semata-mata mengharapkan ridho Allah dengan qurban itu, maka qurbannya itu akan menjadi perisai baginya dari api neraka”.

Dari beberapa riwayat tersebut kiranya dapat dipetik simpulan, bahwa ibadah qurban memiliki banyak keutamaan dan sangat dianjurkan bagi seseorang yang mampu dan memiliki kelebihan rizki untuk melaksanakannya.

Ibadah Qurban Membentuk Kesalehan Umat

Tanggal 10 Dzulhijjah disebut pula hari raya qurban, karena setelah shalat Idul Adha dan 3 hari berikutnya (yaum al-tasyriq), Allah SWT. memerintahkan kepada umat Islam yang mampu untuk mendekatkan diri kepada-Nya dengan menyembelih hewan qurban.

Penyembelihan hewan qurban, di samping sebagai suatu bentuk ibadah (taabud ila Allah), dapat pula dilihat secara simbolik. Artinya, bahwa qurban dapat dimaknai sebagai bentuk penyembelihan (pengendalian/pengekangan) hawa nafsu hewaniyah dan nafsu egosentris yang menjadikan manusia serakah, tidak mengenal norma agama, moral dan hukum serta nafsu yang selalu mendorong ke arah kehancuran dan kebinasaan.

Berbicara tentang nafsu sebagai daya nafsani pada dasarnya memiliki banyak pengertian. Pengertian Pertama, nafsu dimaknai sebagai nyawa manusia yang wujudnya berupa angin yang keluar masuk dari dalam tubuh manusia melalui mulut dan kerongkongan. Kedua, nafsu diartikan sebagai gabungan psikofisik manusia dan merupakan struktur kepribadian manusia. Ketiga, nafsu diartikan sebagai daya-daya nafsani yang memiliki dua kekuatan, yaitu kekuatan al-ghadhab dan al-syahwat (Mujib, 1999: 70).

Dari tiga pengertian tersebut, maka pengertian terakhirlah (ketiga) yang dimaksud. Ghadzab adalah suatu daya yang berpotensi untuk menghindarkan diri dari segala yang membahayakan. Ghadhab dalam terminologi psikoanalisa disebut dengan defense (pertahanan, pembelaan, dan penjagaan), yaitu tingkah laku yang berusaha membela atau melindungi terhadap kesalahan, kecemasan, dan rasa malu, perbuatan untuk melindungi diri sendiri, serta memanfaatkan dan merasionalisasikan perbuatan sendiri.

Berbeda dengan ghadhab, syahwat adalah suatu daya yang berpotensi untuk menginduksi dari segala yang menyenangkan. Syahwat dalam terminologi psikologi disebut dengan appetite, yaitu hasrat (keinginan, birahi, hawa nafsu), motif atau impuls berdasarkan perubahan keadaan fisiologis (lihat, Mujib dan Mudzakir, 1991: 56).

Prinsip kerja nafsu mengikuti prinsip kenikmatan (pleasure principle) dan berusaha mengumbar impuls-impuls agresif dan seksualitas. Apabila impuls-impuls ini tidak terpenuhi, maka terjadi ketegangan diri. Prinsip kerja nafsu ini memiliki kesamaan dengan prinsip kerja binatang, baik binatang buas (al-subuiyat) maupun binatang jinak (al-bahimiyyat). Binatang buas memiliki impuls seksual. Oleh karena prinsip inilah, maka nafsu ini disebut juga fitrah hayawaniyah (Mujib dan Mudzakir, 1991: 56).

Dalam terminologi psikologi, nafsu lebih dikenal dengan sebutan konasi (daya karsa). Konasi (kemauan) adalah bereaksi, berbuat, berusaha, berkeinginan, dan berkehendak. Aspek konasi kepribadian ditandai dengan tingkah laku yang bertujuan dan impuls untuk berbuat (Chaplin, 1989: 101). Nafsu menunjukkan struktur di bawah sadar dari kepribadian manusia. Apalagi manusia mampu bereksistensi, baik di dunia dan di akhirat. Manusia model ini memiliki kedudukan yang sama dengan binatang bahkan lebih hina. Sebagaimana Firman Allah SWT.dalam surah al-Araf ayat 179 sebagai berikut Artinya: “Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. mereka Itulah orang-orang yang lalai (QS. Al-Araf: 179)

Hal ini dikarenakan nafsu selalu memikirkan dan mencari kelezatan dunia sesaat dan menutup pandangan hidup yang lebih jauh, yaitu kehidupan akhirat yang abadi. Sementara itu, dalam surah al-Shaffat ayat 100-107, Allah menggambarkan bagaimana beratnya Nabi Ibrahim AS dan istrinya, yang harus kehilangan anak tercinta mereka yang telah lama diidamkan, bagaimana pula sang anak Ismail AS yang merelakan jiwa raganya dikorbankan, demi melaksanakan perintah Allah SWT.

Selain sebagai bentuk pengekangan hawa nafsu dan pengendalian diri, nilai lain dari ibadah qurban memuat nilai-nilai praktis kemasyarakatan dan kesosialan. Dalam pengertiannya yang lebih luas ibadah qurban merupakan aktualisasi dan realisasi ajaran keadilan sosial di dalam Islam.

Dalam berqurban membutuhkan kesiapan mental dan materi. Oleh karena itu, seorang muslim yang mampu secara materi diperintahkan oleh Allah SWT. untuk mengorbankan sebagian dari hartanya untuk membantu orang-orang yang tidak mampu, yang memerlukan uluran tangan dari orang-orang yang diberi rizki dari Allah SWT.

Di sinilah, mentalitas seorang hamba berupa kesediaan dan kerelaan berkorban ini diharapakan bukan hanya pada momen hari raya qurban, tetapi membekas untuk setiap saat dan kesempatan. Apalagi di negara dan bangsa kita saat ini, di mana-mana terdapat banyak kantong-kantong masyarakat miskin, sering terjadi berbagai macam musibah yang menuntut kesiapan dan kesediaan berkorban yang lebih besar lagi bagi setiap warga negara untuk membantu mereka yang kurang beruntung dan menderita karena tertimpa musibah.

Semoga dengan momen hari raya qurban ini, selain bertujuan untuk beribadah kepada Allah SWT, juga sebagai sarana bagi kita untuk saling membantu kepada sesama dan menyambung tali silaturrahim kepada seluruh umat Islam di sekitar lingkungan kita. Semoga Allah SWT memberikan kekuatan kepada kita semua agar mampu istiqomah dalam menjalankan semua perintah-Nya dan menjauhi semua larangan-Nya.

Advertisement. Scroll to continue reading.

Penulis : Asep Kamaludien, S.IP (Kasi Kesra Kelurahan Kuningan)

Berita Terbaru

Advertisement
Advertisement
Advertisement

You May Also Like

Incident

KUNINGAN (MASS) – Muhammad Azka Pratama, warga Dusun Cimanggang RT 06 RW 14, yang tenggelam di Bendungan Cinangka, Sungai Citaal, akhirnya ditemukan pada Senin...

Anything

KUNINGAN (MASS) – Pasca viralnya video tumpukan sampah di area Pasar Baru Kuningan, Bupati Kuningan Dr. Dian Rachmat Yanuar, M.Si juga ikut kesal. Pasalnya,...

Incident

KUNINGAN (MASS) – Belum selesai pencarian anak hanyut di Desa Sadamantra – Jalaksana, musibah yang serupa juga terjadi di Desa Ciwaru Kecamatan Ciwaru, Minggu...

Incident

KUNINGAN (MASS) – Pencarian anak 10 tahun yang diduga tergelincir dan terbawa arus Sungai Cikadongdong terus dilakukan. Bahkan, pada hari Minggu (16/3/2025) kemarin, pencarian...

Religious

KUNINGAN (MASS) – Sekitar 70 anak mulai dari tingkat SD sampai SMP di Desa Pakembangan Kecamatan Garawangi, menunjukkan antusiasnya mengikuti kegiatan pesantren kilat Ramadhan...

Health

KUNINGAN (MASS) – PC PMII Kabupaten Kuningan melalui sekertarisnya Manarul Hidayat, menyebut ada ketidakseimbangan antara tingginya alokasi anggaran untuk sektor kesehatan dan kualitas pelayanan...

Incident

KUNINGAN (MASS) – Warga Desa Sadamantra Kecamatan Jalaksana, digegerkan dengan insiden yang diduga dialami salah satu anak usia 10 tahun, hanyut. Anak yang diduga...

Incident

KUNINGAN (MASS) – Hujan intensitas sedang sampai lebat mengguyur sekitar 5 jam lamanya di Desa Singkup pada Jumat (14/3/2025) kemarin, menyebabkan TPT longsor. Longsor...

Anything

KUNINGAN (MASS) – Puluhan anak yatim nampak sumringah dan senyum lebar saat ngabuburit bareng prajurit TNI Kodim 0615/Kuningan, dengan berkeliling kora Kuningan menumpangi delman...

Government

KUNINGAN (MASS) – Di tengah pekan ini, Wakil Bupati Kuningan Hj Tuti Andriani SH M Kn, melakukan kunjungan ke dua rumah rusak dan tak...

Politics

KUNINGAN (MASS) – Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Kabupaten Kuningan kembali menggelar pembagian food bank di Daerah Pemilihan (Dapil) 3, tepatnya...

Government

KUNINGAN (MASS) – Ratusan calon ASN PPPK Kabupaten Kuningan, menggelar aksi berupa audiensi ke Gedung DPRD Kabupaten Kuningan, Jumat (14/3/2025) siang tadi. Bukan tanpa...

Religious

KUNINGAN (MASS) – Berwakaf sekarang semakin mudah dan murah dengan adanya wakaf uang. Pondok Pesantren Terpadu Al-Multazam ingin menjadi bagian dari gerakan wakaf melihat...

Government

KUNINGAN (MASS) – Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yang tak kunjung menunjukkan performa baik, bakal dibubarkan. Pesan tegas itulah yang muncul dari Bupati Kuningan...

Economics

KUNINGAN (MASS) –  Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Republik Indonesia (BAZNAS RI) baru saja meluncurkan ZCorner Ramadhan di Kabupaten Kuningan, tepatnya Desa Timbang Kecamatan...

Headline

KUNINGAN (MASS) – Pada Selasa (11/3/2025) kemarin, Ketua BPD Desa Linggarjati Kecamatan Cilimus, Jaja Sukanda bersama beberapa tokoh masyarakat, mendatangi Mapolres Kuningan. Kedatangan mereka...

Social Culture

JAKARTA (MASS) – Komunitas Sadulur menerima satu unit mobil ambulans sebagai bantuan dari Yayasan Gerak Bareng. Penyerahan bantuan ini dilakukan pada Minggu (9/3/2025) kemarin...

Government

KUNINGAN (MASS) – Sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam HMI (Himpunan Mahasiswa Islam) Cabang Kuningan, menggelar aksi di depan gedung DPRD Kuningan, Selasa (11/3/2025). Aksi...

Religious

KUNINGAN (MASS) – Setiap Jumat di Bulan Ramadhan, jadi ladang berkah yang tak mau dilepaskan begitu saja oleh pengurus RT 12 RW 08 Desa...

Government

KUNINGAN (MASS) – Ketua PCNU Kuningan, Dr KH Aminuddin S HI, MA, ikut angkat bicara menanggapi pernyataan Ketua DPRD Kuningan, Nuzul Rachdy, terkait efisiensi...

Government

KUNINGAN (MASS) – Pernyataan Ketua PSI Kuningan Asep S Sonjaya (Asep Papay) yang menyoroti DPRD agar ikut efesiensi di tengah kondisi keuangan daerah yang...

Anything

KUNINGAN (MASS) – Sejumlah emak-emak yang tergabung dalam REMAKU (Relawan Emak-emak Kuningan) membagikan secara gratis paket makanan, pada setiap Jumat selama bulan Ramadhan tahun...

Anything

KUNINGAN (MASS) – Bulan suci Ramadhan menjadi momentum bagi banyak orang untuk berbagi dan menebar kebaikan. Salah satunya adalah pemuda Manislor Kecamatan Jalaksana, kelompok...

Government

KUNINGAN (MASS) – Sebelumnya, akses jalan di ruas Pasar Baru Kuningan berlubang dan menyebabkan genangan air serta becek. Hal itu ditenggarai jadi akibat banyak...

Politics

KUNINGAN (MASS) – Mengisi Ramadan, DPD PKS (Partai Keadilan Sejahtera) Kabupaten Kuningan mengadakan Musabaqah Hifzil Quran (MHQ). Sedikitnya 140 peserta mengikuti ajang bergengsi yang...

Government

KUNINGAN (MASS) – Anggota DPR RI Dapil Jabar X dari Fraksi Gerindra, H Rokhmat Ardiyan yang juga tokoh pengusaha kenamaan Kuningan, baru saja menggelar...

Advertisement