KUNINGAN (MASS)- Mendaki gunung Ciremai itu merupakan sebuah tantangan. Selain gunung ini dikenal tertinggi di Jabar yakni 3.078 mdpl, juga tiket masuk ke Gunung yang terletak di Kuningan dan Majalengka ini paling mahal.
Untuk tiket total dari booking online, cek kesehatan dan jasa sebesar Rp75 ribu. Tentu cukup mahal dibanding di daerah lain.
Meski mahal namun pesona Ciremai tetap menawan. Sejak dibuka tanggal 8 Agustus yang mendaki terus meningkat. Puncakanya adalah pada tanggal 15 dan 16 Agustus kuota penuh.
Seperti diketahui kuota hanya diberikan 30 persen dari kuota biasa. Hal ini utuk mengantisipasi penyebaran virus corona.
“Untuk 15 dan 16 Agustus 2020, kuota harian sudah full booking. Jumlah total selama dua hari itu mencapai 286 tenda di TC untuk 566 pendaki,” Sebut Humas BTNGC Agus Yuda, Sabyu (15/8/2020).
Para pendaki itu ingin menikmati detik-detik proklamis di puncak gunung dan hal ini rutin dilakukan setiap tahun.
Agus mengatakan, sejak 8 Agustus 2020, tiga jalur pendakian gunung Ciremai telah dibuka yakni Linggajati di desa Linggajati Cilimu, Linggasana di desa Linggasana Cilimus.
Serta Palutungan di desa Palutungan kecamatan Cigugur. Namun untuk jalur pendakian Apuy di Majalengka masih ditutup hingga 18 Agustus mendatang.
Diterangkan , Kuota harian jalur pendakian Linggajati tersedia 35 tenda di Transit Camp (TC) untuk 69 pendaki. Seddangkan Jalur Linggasana tersedia 33 tenda di TC untuk 65 pendaki.
Sementara Jalur Palutungan tersedia 75 tenda di TC untuk 149 pendaki. Dihari-hari sebelumnya pendaki terbilang sepi.
Agus mengajak para pendaki agar mematuhi semua prosedur pendakian dan protokol kesehatan ‘new normal’ yang telah ditetapkan.
Diterangkan, dalam pendakian dua hari semalam, semua wajib patuh pada prosedur, termasuk menunjukan surat keterangan bebas Covid 19 bagi pendaki dari luar Kuningan, Majalengka, Cirebon, dan Indramayu.
Selain dua paket ketentuan tadi, para pendaki juga mesti turut mencegah bencana kebakaran hutan. Dengan
cara bereskan dengan tertib alat masak setelah digunakan.
“Jangan sampai api tak terkendali sehingga menimbulkan bencana,” tandasnya yang menargetkan Kuningan zero kasus kebakaran. (agus)