SUBANG (MASS) – Sebagai bentuk memperingati Hari Guru Nasional dan memaknai perjalanan Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) pada tahun 2024, PGRI Cabang Subang gelar silaturahmi dengan ASN Purnabakti dan talkshow. Kegiatan itu mengangkat tema Refleksi HUT Ke-79 PGRI dan Hari Guru Nasional Tahun 2024.
Acara yang berlangsung di Gedung PGRI Cabang Subang Kuningan itu, dihadiri oleh Ketua PGRI Kabupaten Kuningan, H. Pipin Mansyur Aripin, M.Pd., Korwil Bidang Pendidikan Subang, pengawas, serta anggota PGRI se-Kecamatan Subang. Sebanyak 13 orang ASN Purnabakti, yang terdiri dari guru SD/MI, SMP, dan SMA, turut hadir dalam suasana yang penuh kebersamaan.
Ketua PGRI Cabang Subang, Soleh Almukarom, S.Pd., M.Pd., dalam sambutannya menyampaikan apresiasi kepada seluruh guru, baik yang masih aktif maupun yang telah purnabakti, atas dedikasi mereka dalam mencerdaskan kehidupan bangsa.
Ia juga menjelaskan, untuk kegiatan talkshow, pihaknya menghadirkan narasumber dari kalangan ASN Purnabakti, Guru Penggerak, dan Kepala Sekolah. Marsudi, S.Pd., Mulyadi, S.Pd.I. (Guru Penggerak angkatan 7), dan Mamil Gemilang (Kepala MIN 5 Kuningan) menjadi pembicara dalam sesi yang dipandu oleh Moderator Diki Septiawan, S.Pd., (Guru SMAN 1 Subang).
“Hari ini bukan hanya sekadar peringatan, tetapi juga momen untuk merefleksikan nilai-nilai perjuangan guru dan pentingnya pendidikan sebagai pondasi kemajuan bangsa,” ujarnya, Selasa (17/12/2024).
Perwakilan ASN Purnabakti, Marsudi, S.Pd., menyampaikan pesan kepada generasi pendidik berikutnya. Pihaknya mengingatkan pentingnya menjaga integritas, semangat belajar, dan komitmen terhadap profesi sebagai guru.
“Di tengah tantangan pendidikan, guru harus tampil dan bangkit membangun pendidikan bangsa,” pesannya.
Sementara itu, Ketua PGRI Kabupaten Kuningan, H. Pipin Mansyur Aripin, M.Pd., menegaskan pentingnya meningkatkan kualitas guru melalui inovasi dan peningkatan mutu pendidikan. Ia juga menyampaikan komitmen PGRI untuk terus memperjuangkan permasalahan guru, seperti tenaga honorer, kesejahteraan, dan perbedaan status guru.
“Semoga momen ini menjadi awal dari langkah-langkah besar yang lebih baik di tahun-tahun mendatang,” tuturnya.
Disisi lain, pada saat talkshow, Marsudi, S.Pd., menjelaskan perkembangan kurikulum di Indonesia sejak masa kemerdekaan. Ia menyebutkan bahwa kurikulum di Indonesia telah mengalami banyak perubahan, mulai dari yang berfokus pada hafalan hingga kurikulum yang mengedepankan pengembangan kompetensi abad ke-21, seperti berpikir kritis, kreativitas, kolaborasi, dan komunikasi. Namun, Marsudi juga menyoroti tantangan yang dihadapi guru dalam penerapan kurikulum, terutama di daerah terpencil dengan infrastruktur terbatas.
Sedangkan, Mulyadi, S.Pd.I., menekankan pentingnya guru sebagai penjaga nilai-nilai peradaban bangsa. Ia mengungkapkan, guru tidak hanya mentransfer ilmu, tetapi juga menanamkan nilai-nilai luhur seperti integritas, kejujuran, dan empati. Ia menyampaikan bahwa peran guru sangat vital dalam membimbing generasi muda untuk berpikir kritis dan bertindak bijak di tengah dinamika dunia yang terus berkembang.
Sementara itu, Mamil Gemilang menyampaikan pandangannya tentang tantangan yang dihadapi guru di era digital. Ia menyebutkan bahwa guru masa kini tidak hanya sebagai sumber ilmu, tetapi juga sebagai fasilitator pembelajaran, motivator, dan inspirator.
“Guru harus mampu memanfaatkan teknologi sebagai alat bantu pembelajaran yang efektif tanpa kehilangan nilai-nilai moral dan budaya bangsa,” katanya. (argi)