KUNINGAN (MASS) – Di era digitalisasi dan era milenial saat ini, banyak berbagai kalangan memanfaatkan teknologi untuk keperluan dibidang tertentu bahkan dalam dunia Pendidikan. Penggunaan teknologi dalam kehidupan anak-anak telah menjadi fenomena yang tak terhindarkan di era digital saat ini. Salah satu teknologi yang dipakai oleh kalangan orang tua bahkan sampai anak-anak yaitu handphone.
Dalam laporan data.ai berjudul State of Mobile 2023, masyarakat Indonesia menghabiskan 5,7 jam per hari dengan gadget nya sepanjang 2022. Capaian ini mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya dengan rata-rata 5,4 jam per hari.
Sedangkan dilihat dari Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, hampir separuh anak usia dini di Indonesia sudah bisa menggunakan handphone (HP) atau gawai, juga mengakses internet pada 2022. Secara total, ada 33,44% anak usia dini di Indonesia yang menggunakan handphone atau gawai nirkabel. Sementara anak usia dini yang bisa mengakses internet mencapai 24,96%.
Jika dilihat dari data di atas anak usia dini di Indonesia sudah bisa menggunakan handphone, dan terdapat 24,96% anak yang bisa mengakses internet, dan ketergantungan pada handphone ini mulai memuncak selama pandemi Covid-19 sejak 2022 lalu, karena adanya covid-19 masyarakat melakukan aktivitasnya di rumah dengan menggunakan gadget.
Ada beberapa dampak pada penggunaan gadget ini yaitu pada kesehatan mental dan motivasi belajar siswa di sekolah. Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa penggunaan gadget yang berlebihan dapat memicu terjadinya kecanduan gadget pada siswa, yang dapat mengganggu kesehatan mental dan motivasi belajar mereka (Tirtayanti, 2021)
Selain itu, penggunaan gadget yang berlebihan juga dapat meningkatkan resiko stres, kecemasan, dan depresi pada siswa. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor, seperti tekanan untuk terus terkoneksi dengan dunia digital, tekanan untuk mempertahankan citra online, dan tekanan untuk terus memperbaharui informasi yang diterima dari gadget (Syifa et al., 2019)
Jadi tidak sedikit teknologi digunakan oleh anak-anak untuk bermain game dan melihat video-video yang belum layak ditonton oleh anak-anak. banyak sekali anak – anak yang menggunakan gadget terutama handphone untuk bermain game online dampak dari game onlinenya yaitu, ketika anak tersebut memainkan game – game online seperti Mobile lagend, PUBJ, free fire dll, game – game tersebut berpengaruh terhadap kehidupan anak di lingkungannya dan jika anak-anak tersebut mengalami kekalahan, anak-anak tersebut akan mengeluarkan emosi sehingga anak tersebut seringkali berkata kasar, melukai diri sendiri karena kekalahan tersebut dan ada pula yang melakukan kekerasan seperti mencontoh di game, selain itu depresi pada anak juga akan muncul ketika mereka sering bermain gadget terutama bermain game online.
Dengan adanya gadget juga anak-anak akan gampang depresi ketika ia mendapatkan pesan dari teman sebaya atau orang dewasa lainnya yang membuat anak tersebut sakit hati, dari depresi itu akan menyebabkan perasaan sedih, dan ada pula yang sampai menjadi pendiam karena omongan atau pesan yang diberikan dari teman teman di sosmednya hal ini akan menimbulkan ketidakpercayaan pada dirinya.
Namun, bukan berarti semua penggunaan gadget berdampak negatif pada kesehatan mental dan motivasi belajar anak. Penggunaan gadget yang bijak dan sehat akan dapat membantu anak dalam meningkatkan kemampuan belajar mereka, seperti akses informasi yang lebih cepat dan mudah, serta kemampuan untuk berkomunikasi dan berkolaborasi dengan teman sekelas dan guru (F. Hidayat et al., 2021).
Jadi dengan adanya teknologi di era digital seperti sekarang ini ada kelebihan dan kekurangannya untuk anak-anak. Artikel ini dapat memberi informasi terkait bagaimana pemanfaatan teknologi bagi anak.
Penggunaan gadget yang benar untuk anak memerlukan pendekatan yang seimbang dan bijaksana. Ada beberapa tips dalam penggunaan gadget untuk anak :
- Batas waktu
Orangtua dapat membatasi waktu penggunaan gadget, pemakaian gadget seharusnya di batasi, jika mengenalkan gadget pada anak di bawah usia 2 tahun, batasi penggunaannya maksimal 1 jam sehari.
Anak usia 2 sampai 8 tahun maksimal penggunaan handphone atau menonton video selama 2 jam per hari. - Konten yang Sesuai dengan Usia
Orangtua seharusnya memilih konten yang sesuai dengan usia anak. dan memastikan game, aplikasi, dan konten digital lainnya sesuai dengan nilai dan norma yang ingin orangtua ajarkan. - Pemantauan aktivitas pada anak
Orang tua perlu mengawasi aktivitas online anak dan pastikan mereka menggunakan internet dengan aman, orang tua dapat membantu melindungi anak dari konten yang tidak pantas. - Keterlibatan Orang Tua
Libatkan diri secara aktif dalam aktivitas digital anak. Orangtua dapat bertanya tentang apa yang mereka lakukan ketika bermain handphone dan berbicaralah terbuka mengenai pengalaman mereka. - Pendidikan Digital
Ajarkan anak tentang etika digital, keamanan online, dan bagaimana menggunakan teknologi dengan bijak. Hal ini dapat membantu mereka menjadi pengguna gadget yang bertanggung jawab.
Dengan menerapkan pendekatan yang seimbang dan terlibat aktif, orang tua dapat membantu anak menggunakan gadget dengan bijak dan mendukung perkembangan positif mereka.
“Jangan hanya handphonennya saja yang smart (smartphone), orangnya juga harus smart, jadilah smart people yang bijak dalam penggunaan smartphone”
Penulis : Gyta Puspitasari