KUNINGAN (MASS) – Setelah resmi jadi Universitas Muhammadiyah (UM) Kuningan sejak 3 Juli 2024 lewat Keputusan Mendikbudristek, pasca penggabungan 2 kampus, kini UM Kuningan juga punya pimpinan definitif.
Bertepatan dengan Hari Santri Nasional, pada Selasa (22/10/2024) kemarin, terjawablah siapa yang menahkodai kampus Muhammadiyah selama satu periode kedepan.
Adalah Apt Wawang Anwarudin MSc, mantan Ketua STIKes Muhammadiyah Kuningan yang dipercaya jadi Rektor UM Kuningan. Ia dilantik langsung oleh PP Muhammadiyyah melalui Majelis Diktilitbangnya.
Pelantikan sendiri digelar di Aula Lantai 3 Kampus 1 Universitas Muhammadiyah Kuningan, Jl. R.A. Moertasiah Soepomo No. 28B Kuningan.
Pasca pelantikan, Rektor juga melantik Wakil Rektor UM Kuningan yang dipercayakan jabatannya ke Dr Nanan Abdul Manan MPd, mantan Ketua STKIP Muhammadiyah Kuningan.
Di moment pelantikan itulah, diceritakan soal perjalanan Kampus Muhammadiyyah di Kuningan. Dimana mulanya tahun 2008, berdiri AKFAR MK (sebelum jadi STIKes) yang jumlah mahasiswanya hanya 7 saja, dan saat ini sudah lebih dari 2000 mahasiswa.
Selain AKFAR MK, diceritakan juga perjalanan berdirinya STKIP Muhammadiyah Kuningan pada tahun 2010. Kedua kampus itu, kini berada dalam administrasi dan menejemen yang sama, Universitas Muhammadiyah Kuningan.
Hadir dalam pelantikan Rektor UM Kuningan, Pj Bupati Dr Iip Hidayat MPd didampingi Pj Sekda Dr A Taufik Rohman, PP Muhammadiyah Dr H Agung Danarto MAg, Majlis Diklitbang PP Muhammadiyah M Ada Jerussalem ST SH MT PhD, dan Dr M Syamsudin S Ag M Pd.
Hadir juga, Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Barat Prof Dr H Ahmad Dahlan M Si, Koordinator PTMA Jabar Prof Dr Yadi Janwari MA, dan Sekjen PWM Dr Iu Rusliana M Si.
Tidak hanya dari pusat dan wilayah, pelantikan juga dihadiri Ketua PD Muhammadiyah Kuningan Ust Dadan Rohmatun Ramdna Lc, Ketua PD Aisyiah Rina Widyaningsih SPd dan jajaran lainnya.
Pasca pelantikan, Rektor Universitas Muhammadiyah Kuningan, Apt. Wawang Anwarudin, M.Sc berharap dalam menjalankan tugasnya sebagai pimpinan tertinggi, ia bisa menjalankan tugas dengan baik sebagaimana harapan PP Muhammadiyah.
Mulanya, ia berterima kasih banyak atas kepercayaan yang diterimanya. Ia juga berterima kasih pada para pendiri kampus Muhammadiyah di Kuningan.
Lebih jauh, Rektor Wawang juga merincikan rencana pengembangan tahap 1 (2024-2028) UM Kuningan adalah “Capacity Building and Good University Governance”.
“Dimana pada tahap ini adalah tahap membangun kapasitas menuju kampus inovatif dengan tata kelola yang baik berbasis digital,” kata Wawang.
Sebagai organisasi, lanjutnya, UM Kuningan harus senantiasa menjadi learning organization dan bersifat adaptif. Setelah terbitnya SK Universitas, kini saatnya UM Kuningan memulai, membangun kekuatan untuk menjawab tantangan perubahan, menyusun strategi transformasi untuk kampus berkemajuan.
Adapun langkah-langkah transformasi yang dapat ditempuh untuk mewujudkan UM Kuningan berkemajuan, kata Wawang ciri-ciri utamanya sebagai berikut :
- Sistem Caturdharma yang memfasilitasi seluruh komponen sivitas akademika untuk memberikan kinerja terbaiknya
- UM Kuningan memiliki reputasi kebangsaan, dapat memberikan solusi terhadap masalah ummat dan bangsa, dan dapat senantiasa menjaga dan meningkatkan martabat persyarikatan dan bangsa
- UM Kuningan memiliki reputasi akademik yang terpandang dan setara dengan mitra-mitra internasional
- Lulusan UM Kuningan berkualitas internasional, berakhlak dan berkarakter Islami, nasionalis serta cinta NKRI, berperan di berbagai tingkat pekerjaan, memiliki sikap inisiatif dan inovatif, kepeloporan, kolaboratif, dan berintegritas
- Keberlanjutan regenerasi kepemimpinan UM Kuningan yang senantiasa mampu bertransformasi.
Upaya menggapai transformasi UM Kuningan yang berhasil dan berkelanjutan, tentunya akan menghadapi kendala-kendala yang harus diatasi. Wawang menegaskan, kesamaan pemahaman terhadap visi, misi, tujuan dan strategi transformasi bagi seluruh elemen organisasi UM Kuningan dan stakeholders, adalah faktor kunci bagi keberhasilan dan keberlanjutan.
Core value ISLAMI (Integritas, Solid, Loyal, Adaptif, Mandiri, dan Inovatif). kata Rektor, merupakan faktor yang memampukan bagi realisasi transformasi UM Kuningan tersebut. Integritas berarti seluruh dosen dan karyawan konsisten dengan disiplin kerja untuk menghasilkan karya terbaik. Solid berarti seluruh dosen dan karyawan mampu membangun kemitraan yang harmonis untuk menghasilkan karya yang berkualitas.
Kemudian, terangnya, loyal berarti seluruh dosen dan karyawan memiliki dedikasi yang tinggi dan mengutamakan kepentingan UM Kuningan dan persyarikatan. Adaptif berarti seluruh dosen dan karyawan mampu segera menyesuaikan dengan perubahan menjadi UM Kuningan. Mandiri berarti seluruh dosen dan karyawan mampu melakukan sendiri dalam bertransformasi UM Kuningan, tidak tergantung dengan bantuan orang lain. Inovatif berarti seluruh dosen dan karyawan mampu menciptakan ide-ide gagasan dalam bertransformasi UM Kuningan.
“Tahapan transformasi harus dimulai dari pondasi, kemudian secara bertahap bergerak pada bagian-bagian lainnya. Setiap individu UM Kuningan memiliki peranan yang berarti dalam transformasi tersebut,” sebut Rektor.
Pada dasarnya, lanjut Rektor Wawang, Strategi Pencapaian Bentuk UM Kuningan Berkemajuan tersebut meliputi lima langkah:
- Penataan Struktur Organisasi UM Kuningan agar mampu bergerak dengan gesit, adaptif dan efisien; pengelolaan seluruh potensi individu sebagai human capital untuk mendorong diraihnya capaian-capaian terbaik; dan pemanfaatan Sistem Informasi Manajemen mengikuti best practices untuk mendukung fungsi organisasi dan kinerja insani.
- Peningkatan pendapatan dengan metode yang kreatif dan inovatif, dan penekanan pada berbagai kegiatan yang relevan dengan implementasi transformasi.
- Adopsi paradigma Pendidikan 4.0., dimana esensinya adalah konektivitas dalam pembelajaran, perluasan pengalaman belajar sehingga lebih borderless, dengan disertai penguatan kemampuan mahasiswa dalam critical thinking, complexity/non-linear thinking, inter-disiplin thinking, independen learning, dan collective learning.
- Penguatan sistem, atau ekosistem inovasi UM Kuningan, dengan pondasi budaya ilmiah yang unggul. Sehingga, perumusan agenda riset unggulan harus dipertajam dengan pendekatan lintas atau trans-disiplin, agar lebih mampu merespons kepentingan nasional dan dinamika ilmu pengetahuan global. Kata kuncinya di sini adalah perluasan academic freedom, demi mewujudkan added-values yang tinggi.
- Manajemen perubahan. Partisipasi dari seluruh elemen UM Kuningan merupakan hal yang penting dalam transformasi UM Kuningan. Antusiasme dan komitmen bersama adalah hal yang utama. Visi, tujuan dan sasaran capaian transformasi perlu di-share kepada segenap dosen dan tenaga kependidikan. Untuk ini, komunikasi perlu terus-menerus dipelihara, dikembangkan dan diperluas.
Selanjutnya diperlukan sistem monitoring-evaluation dalam mengukur capaian-capain kemajuan, untuk pembelajaran dan perbaikan tindakan-tindakan (learning & continous improvement).
Keseluruhan transformasi tidak akan berhasil secara berarti tanpa disertai dengan endurance dan kerjasama yang kuat dan efektif.
Untuk mewujudkan kontribusi terbaiknya, Wawang menyebut UM Kuningan sangat memerlukan jalinan kemitraan yang strategis dengan pemerintah pusat dan daerah, para pelaku industri dan dunia usaha, lembaga riset dan perguruan tinggi baik di dalam maupun di luar negeri, lembaga swadaya masyarakat.
Pun begitu dengan segenap alumni, dan elemen-elemen lain di masyarakat, Wawang mengatakan UM Kuningan perlu memperkuat dan memperluas jalinan-jalinan kemitraan baik yang berlingkup nasional maupun global.
“Pada kesempatan ini, dengan segala kerendahan hati kami memohon dukungan dari para pimpinan persyarikatan pusat-wilayah-daerah, kementerian pendidikan dan kebudayaan, kementerian riset dan teknologi, wilayah LLDIKTI-4, serta pimpinan pemerintahan provinsi, kota dan kabupaten,” ujarnya.
Keberadaan UM Kuningan adalah untuk kemajuan bangsa, negara, dan persyarikatan. UM Kuningan siap bersinergi dan berkolaborasi untuk mensukseskan program-program pembangunan baik di tingkat pusat, wilayah, maupun daerah, jalinan kemitraan di antara kita akan menjadi kekuatan yang penting bagi pembangunan dan kemajuan bangsa,” imbuhnya.
Pihaknya juga memohon dukungan dari segenap pelaku industri dan dunia usaha, serta pelaku lembaga swadaya masyarakat, untuk bersama-sama dalam memperkuat ekosistem inovasi nasional dan pemberdayaan berbagai elemen masyarakat, demi kemajuan dan daya saing bangsa. (eki)