KUNINGAN (MASS) – Kampanye Calon Wakil Bupati Kuningan Nomor Urut 3 Ridho Suganda di Desa Kertawinangun, Kecamatan Pancalang mendapat sambutan antusias dari warga. Itu terlihat dari banyaknya warga datang ingin mendengarkan visi misi cawabup yang diusung oleh PDIP, Partai NasDem dan 8 partai non parlemen lain.
Selain warga biasa, banyak dari ibu ibu hadir sekedar untuk menyampaikan aspirasi serta berfoto bareng dengan Ridho. Bahkan, tokoh masyarakat di Desa Randobawa ilir, sekaligus simpatisan partai berlambang moncong putih dengan antusias menyampaikan aspirasi kepada calon jagoannya itu.
Seperti diungkapkan tokoh masyarakat, Mulyadi (57). Ia ingin jika Ridho bersama Acep Purnama terpilih, keduanya bisa memperhatikan pembangunan di desanya.
“Saya cuma berpesan pengen diperhatikan pembangunan di Desa Kertawinangun,” pinta Mulyadi
Mulyadi menegaskan, aspirasinya disampaikan bukan tanpa alasan. Bagi dia, memilih Ridho Suganda sama juga dengan memilih sosok ayahandanya, H Aang Hamid Suganda.
Ia menganggap Aang Hamid Suganda merupakan sosok Bapak Pembangunan di Kabupaten Kuningan. Aang Hamid Suganda dirasa banyak membuat perubahan pesat.
Maka Ia meyakini keberhasilan Aang Hamid Suganda akan turun kepada anaknya yang terus akan melakukan perubahan demi kemajuan Kuningan.
“Saya masih kagum dengan sosok beliau (Aang Hamid Suganda,red) sebagai Bapak Hotmix. Saya percaya sosok itu dimiliki putranya. Saya yakin putranya bisa melanjutkan kepemimpinan ayahandanya yang bisa mengayomi dan membangun Kabupaten Kuningan dengan baik,” katanya.
Masih ungkap Mulyadi, dimasa kepemimpinan H Aang Hamid Suganda warga sudah merasakan kemajuan signifikan. Dimulai dari jalan- jalan bagus, sehingga dapat memajukan perekonomian warga.
“Harapan saya pemikiran pembangunanya turun kepada Ridho Suganda. Insya Allah warga disini tidak akan salah pilih. Tidak juga mudah di imingi money politik atau uang sesaat,” tandas Mulyadi.
Ia juga berpesan kepada tim AR jangan pernah melanggar aturan dalam berkampanye salah satunya money politik. Sebab menurutnya kalau melanggar itu sama saja melanggar aturan Allah SWT.
Sebab lanjutnya, menurutnya aturan yang ditetapkan KPU hampir sama dengan aturan Alquran. Dimana salah satunya haram hukumnya menyuap dan menerima suap,
“Biarkan saja partai kita nasionalis. Yang penting kelakuan kita agamis,” pungkas dia.(agus)