KUNINGAN (MASS) – Agroeduwisata Sirung Waluh asal Dusun Cikopo Desa Cibinuang Kecamatan Kuningan sabet penghargaan Desamind Award 2.0 kategori pemberdayaan masyarakat.
Kabar bahagia itu disampaikan Didi Kurniasandi, salah satu anggota taruna tani desa setempat penggagas Sirung Waluh. Diterangkannya, pada 12 Februari lalu, taruna tani mendapatkan penghargaan tersebut, dalam event Leadership Camp Desamind 2.0 di Karanganyar Jawa Tengah.
Menurut lelaki lulusan Penyuluh Pertanian Berkelanjutan kampus Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Bogor itu, dirinya ikut dalam acara tersebut untuk mencoba hal baru, dan ingin bisa bermanfaat bagi sekitar.
“Selain itu juga, kami ingin bisa lebih mengepakan sayap lagi Kelompok Sirung Waluh, ingin mengangkat potensi desa khususnya di bidang pertanian,” tuturnya.
Lelaki yang sempat mengemban pendidikan di SMKN 1 Kuningan jurusan Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura itu, mengaku ingin mengelola potensi wilayah desa sebaik mungkin dengan cara pemberdayaan masyarakat.
“Saya ingin menerapkan ilmu dan pengalaman yang didapatkan di bangku perkuliahan agar bisa bermanfaat bagi masyarakat. Saya mengajak pemuda-pemuda desa untuk mengembangkan labu madu dengan menanam di polybag di pekarangan rumah masyarakat,” imbuhnya.
Selain itu, pihaknya juga melakukan penyuluhan, pendampingan kepada masyarakat tentang budidaya labu madu.
“Kami mencoba menerapkan Good Agriculture Practices dalam rangka mendukung Sustainable Agriculture (Pertanian Berkelanjutan), menggunakan pupuk fermentasi semi organik,” tambahnya.
Dirinya berharap, kegiatan pemberdayaan masyarakat ini bisa bermanfaat untuk masyarakat dalam ketahanan pangan keluarga. Dan jika berlebih, hasilnya bisa juga untuk meningkatkan pendapatan keluarga.
“Untuk ajang ini, ada beberapa hal yang disiapkan seperti project pemberdayaan masyarakat yang sudah dimulai, kemudian juga berkoordinasi ke pemerintahan desa, Kecamatan, Balai Penyuluhan Pertanian, Dinas Pertanian serta Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kuningan. Kami juga berharap, desa kami bisa mewujudkan OVOP (One Village One Product),” ujarnya.
Dirinya bersyukur, dan merasa senang serta berterima kasih pada semua pihak yang mendukung dan terlibat.
“Terutamanya untuk kedua orang tua yang selalu mensupport, kelompok Sirung Waluh yang selalu membersamai dalam perjuangan, masyarakat Desa Cibinuang serta pihak yang tidak bisa disebutkan satu per satu,” sebutnya lagi.
Harapan Didi kedepan, semakin banyak generasi muda yang bisa bergerak untuk desanya. Karena setiap desa, lanjutnya, mempunyai potensi yang sangat besar untuk dikembangkan. (eki)