KUNINGAN (MASS) – Pasangan Dudy-Udin berbicara pula soal konsep pembangunan sector kesehatan di Kuningan. Ini sesuai dengan penuturannya pada saat menjawab pertanyaan Debat Publik yang tercantum dalam amplop yang ia pilih waktu itu.
“Pertanyaannya adalah bagaimana upaya paslon terkait peningkatan kesehatan ibu dan anak? Kami diskusi mendadak tapi kemudian kami bisa merumuskan beberapa poin,” kata H Dudy Pamuji, cabup paslon nomor 2, Sabtu (23/6/2018).
Dikatakan, secara umum perlu ada akselerasi atau percepatan jaminan kesehatan bagi seluruh masyarakat, khususnya bagi keluarga miskin. Tentu jaminan kesehatan ini salah satu sasarannya adalah ibu dan anak dalam satu keluarga. Seorang perempuan harus mendapatkan aksesibilitas yang baik terhadap pelayanan kesehatan ibu dan anak yang berkualitas dan terjangkau.
Upaya selanjutnya, imbuh Dudy, yaitu optimalisasi program imunisasi. Bagaimanapun proses pencegahan penyakit harus mendapatkan perhatian lebih karena mencegah tentu jauh lebih. baik dan murah daripada mengobati. Masih ada anggapan di sebagian kecil masyarakat bahwa imunisasi ini tidak perlu bahkan berbahaya. Hal tersebut harus terus diluruskan.
“Lalu upaya Revolusi Putih. Yang dimaksud revolusi putih adalah pemberian susu secara gratis kepada balita dan anak-anak usia sekolah,” sebutnya.
Cawabupnya, H Udin Kusnaedi menambahkan bahwa anak-anak di Kabupaten Kuningan ini termasuk rawan alami stunting atau bertubuh pendek (42%) dan termasuk 100 kota kabupaten di Indonesia yang dinyatakan rawan stunting.
“Pemberian susu secara gratis perlu dilakukan secara kontinyu dan melibatkan partisipasi masyarakat termasuk lembaga pendidikan formal maupun informal serta Posyandu di setiap desa,” ungkap Udin.
Upaya lain yang bisa dilakukan, menurut Dudy, yakni peningkatan anggaran promosi kesehatan dan pencegahan penyakit, termasuk dalam hal ini promosi hidup sehat bagi kaum perempuan, ibu hamil, menyusui dan anak-anak.
“Saya menegaskan bahwa berapapun anggaran kesehatan sejauh diperuntukkan untuk pengobatan maka tidak akan pernah mencukupinya. Karena itu orientasi pembangunan kesehatan ke depan harus lebih menekankan pencegahan penyakit daripada pengobatan. Selama ini porsi anggaran untuk promosi kesehatan dan pencegahan penyakit sangat rendah,” pungkasnya. (deden/rl)