KUNINGAN (MASS) – Pasca pemberlakukan jam malam, para pelaku usaha menjerit. Sebab, omset turun dratis. Meski siang hari bisa jualan. Namun, karena ada kebijakan diam di rumah membuat pembeli yang datang sepi.
Kondisi ini membuat para pedagang merasa dibunuh pelan-pelan. Mereka tidak dapat berbuat banyak selain hanya bisa pasrah. Mereka juga hanya bisa berdoa agar wabah corona menghilang sehingga kehidupan kembali seperti semula.
“Omset saya turun 90 persen sejak diberlakukan jam malam. Ditambah di Siliwangi sepi yang awalnya jam 8 tutup sudah 2 hari ini harus jam 6 tutupnya,” sebut Denis penjual martabak.
Diterangkan, dengan kondisi itu maka nombok terus tiap harinya. Penghasilan hanya untuk gaji karyawan saja dan untuk makan sehari-hari.
“Mau diliburkan kasihan juga sama karyawan yang sudah berkeluarga. Ya mau gak mau kita tutup jam 18.00. Kita mau layani konsumen via Delivery Order tapi setiap perempatan jalan, bahkan ke perumahan-perumahan juga ditutup sehingga bingung jadinya,” tandasnya.
Kalau diberikan pilihan, Denis setuju lockdown full, tapi dikasih jatah sama pemerintah. Hal ini akan membuat dirinya menerima diam di rumah dan tidak akan keluar rumah karena sudah ada jaminan hidup.
Ia memengaku sudah 3 hari ini ada beberapa karyawan yang diliburkan dan aplus gantian kerjanya. Pasalnya, jualan memang sepi dan sangat jauh dengan kondisi sebelumnya. Kondisi ini membuat semua bersedih dan semoga dibalik musibah ini Allah punya rencana baik buat hambanya.
Sementara itu, Mang Iding pemilik bakso khas Kuningan juga mengutarkan hal yang sama, jualan sangat sepi. Ia mengaku, jualan mulai jam 09.00 WIB dan tutup jam 18.00 WIB. Karena kondisi seperti ini maka karyawan ada yang diliburkan karena harus aplusan satu minggu sekali.
“Biasa saya bikin 15 kg. Sekarang produksi 5kg juga sulit habis karena jarang pembeli. Sampai kapan harus seperti ini. Setiap salat saya berdoa kepada Allah agar musibah ini cepat dicabut,” tandasnya.
Denis dan Iding mewakili jeritan pedagang di seluruh Kuningan, terlebih pedagang yang modalnya hanya sedikit. Tentu mereka hanya menunggu waktu saja. (agus)