KUNINGAN (MASS)- Pada zaman era digitalisasi ini,dengan adanya transformasi digital sehingga mau tidak mau kita di tuntut untuk melek terhadap digital.
Hampir semua kalangan masyarakat kini sudah beralih ke digitalisasi entah itu di kantor,tempat bekerja,di sekolah maupun di kampus.
Internet sempat menjadi bahan pembicaraan dalam proses adaptasinya, karena munculnya internet seperti sebuah mata pedang bermata dua, salah satu epek yang disorotinya yaitu kasus pornogafi daring seperti dalam gambar,video, film bahkan iklan pada web,terutama pada zaman sekarang banyak muncul vidieo video vulgar dari aplikasi aplikasi hiburan seperti tik-tok dan lainya.
Dimana nantinya dapat mempengaruhi pola pikir anak untuk berimajinasi lebih dalam lagi ataupun dapat melakukan hal hal yang tidak di inginkan.
Narkolema atau bisa disebut narkoba lewat mata, yang bisa dikenal pornografi, dimana epek dari pornograpi itu seperti halnya narkotika yang dapat mempengaruhi pikiran dan proses pertumbuhan.
Seseorang kecanduan pornografi, maka tubuh akan memproduksi senyawa kimia berupa erotoksin yang merangsang gairah seksual di bagian PFC(pre frontal cortex) dan juga menyebabkan penderitanya ketagihan/kecanduan untuk membuka gkat sehingga menyebabkan efek candu layaknya narkotika.
Salah satu efeknya, anak-anak yang terpapar narkolema pun cenderung sulit mengontrol perilaku dan emosi. Rangsangan erotoksin secara terus menerus disinyalir bisa mengubah mekanisme kimiawi otakmateri visual.
Baik gambar, video, game maupun konten porno dengan intensitas yang terus menin sehingga menyebabkan kerusakan otak, permaslahan Narkolema (narkoba lewat mata) atau pornografi masih menjadi permasalahan sampai saat ini.
Kecanduan dari pornografi dapat menyebabkan kerusakan moral yang memicu kekerasan seksual,merebaknya situs pornografi yang mudah di akses dapat merusak generasi muda baik secara fisik maupun psikis.
Salah satunya kerusakan bagian otak khususnya pada pre frontal cortex. Menurut peneliti otak Jordan Grafman, PFC ini hanya ada pada otak manusia dan memiliki fungsi yang sangat penting bagi manusia.
Misalnya untuk berkonsentrasi, memahami benar dan salah, mengendalikan diri, berpikir kritis, dan juga untuk merencanakan masa depan. PFC adalah pusat pertimbangan dan pengambilan keputusan, dan PFC ini juga yang membentuk kepribadian seseorang.
Abdul majid bin azzindani merenungi sebuah ayat tentang naasiyah penelitian ini dilakukan seama hampir 10 tahun lamanya untuk meneliti tentang ayat naasiyah,dalam penelitian tersebut menemukan jawaban bahwasanya naasiyah disini atau ubun ubun yang berbohong adalah makna kiasan.
Karena ubun ubun yang terletak dibagian depan kepala atau otak bagian pre frontal cortex,bagian otak ini hanya ada pada manusia sehingga membedakan manusia dan binatang.bagian ini di rancang dan di ciptakan khusus oleh Allah SWT supaya manusia mampu memiliki etika.
Allah juga menyindir dalam Al – quran surah An-nur ayat 30-31 yang dimana sebagai seorang muslim kita harus menjaga pandangan-pandangan kita. Karena pandangan-pandangan itu akan membahayakan kita akan membuat syahwat dan juga akan membuat hal-hal yang tidak baik. Menjaga pandangan terhadap apa yang ada di lingkungan sekitar dan juga menjaga pandangan dengan apa yang kita lakukan.
Dalam surat tersebut menegaskan bahwa pandangan seorang muslim harus dijaga dari hal yang buruk salah satunya adalah Narkolema , dimana menonton hal hal pornografi yang bisa menimbulkan syahwat dan hal hal buruk terjadi.
Oleh karena itu perlu penangan psikologis kepada anak yang sudah terpapar narkolema dengan psikoterapi terhadap kesehatan mental, karena manusia mempunyai kemampuan untuk mengembangkan diri baik secara psikis maupun fisik.
Manusia juga merupakan mahluk yang penuh dengan potensial dengan kemampuan bawaan yang dapat di explorasikan dan diaplikasikan dalam dunia nyata.
Tumbuh dan berkembang secara normal manusia memerlukan bantuan dari luar dirinya, Bantuan yang dimaksud antara lain dalam bentuk bimbingan dan pengarahan dari lingkungannya.
Dalam diri kita selain mempelajari tentang perkembangan jiwa keduniaan, kita juga mempelajari jiwa keagamaan karena kita harus melihat kebutuhan-kebutuhan manusia secara menyeluruh.
Sebab kebutuhan manusia yang kurang seimbang antara kebutuhan jasmani dan kebutuhan rohani akan menyebabkan timbul ketimpangan dalam perkembangan.
Komarudin Humaedi Mahasiswa Semester 3 Pendidikan Bahasa Arab IAIN Cirebon
Anggota Bidang PKMB Ikatan Mahasiswa Kuningan (IMK) Wilayah Cirebon