Connect with us

Hi, what are you looking for?

Kuningan Mass
https://www.google.com/adsense/new/u/0/pub-3893640268476778/main/editContentAds?webPropertyCode=ca-pub-3893640268476778&adUnitCode=1128420475 Smart Widget MGID

Netizen Mass

Menjadi Orangtua Muda: Membangun Generasi Mulia dari Rumah Tangga yang Bertumbuh

KUNINGAN (MASS) – Menikah muda dan langsung dikaruniai anak seringkali dianggap sebagai berkah dan anugerah yang luar biasa dalam kehidupan sebuah keluarga. Kebahagiaan menyambut kelahiran bayi kecil yang mungil seolah menjadi titik awal perjalanan baru yang penuh warna. Namun, di balik tangis dan senyum polos sang buah hati, tersimpan sebuah amanah besar yang menuntut kesiapan tidak hanya secara fisik, tetapi juga secara batin dan jiwa.

Seringkali, pasangan muda belum sepenuhnya menyadari bahwa anak bukan sekadar hadiah yang datang begitu saja, melainkan sebuah tanggung jawab besar yang akan menjadi ujian dan ladang pahala dalam kehidupan mereka. Anak tidak dibekali dengan buku panduan yang dapat dibaca saat kelahiran, juga tidak ada instruksi teknis yang dijelaskan secara rinci di ruang bersalin. Semua harus dipelajari dan dijalani dengan penuh kesungguhan dan ketulusan.

Orangtua muda harus mulai belajar dari nol memahami proses tumbuh kembang anak secara menyeluruh, mengenali tahapan psikologisnya, membangun pola komunikasi yang sehat dan efektif, hingga mengenalkan nilai-nilai agama dan kehidupan yang menjadi fondasi moral anak di masa depan. Semua aspek ini harus dijalankan secara seimbang agar anak tumbuh menjadi pribadi yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga kuat secara emosional dan spiritual.

Advertisement. Scroll to continue reading.

Tentu saja, perjalanan ini bukanlah hal yang mudah. Banyak tantangan yang menghadang, mulai dari rasa lelah, kebingungan, hingga ketakutan akan kesalahan dalam membimbing sang buah hati. Namun, justru di sinilah letak keagungan peran orangtua. Peran ini menjadi mulia ketika dijalani dengan penuh ilmu, cinta yang tulus, dan kesungguhan yang tak pernah surut. Karena sesungguhnya, mendidik anak adalah bentuk ibadah yang agung, dimana setiap langkah dan perjuangan akan mendapatkan ganjaran yang besar di sisi Allah SWT.

Dengan pemahaman ini, pasangan muda diharapkan mampu menyikapi fase awal keorangtuaan bukan sebagai beban, melainkan sebagai kesempatan berharga untuk tumbuh bersama anak, memperbaiki diri, dan membangun keluarga yang sakinah, mawaddah, dan rahmah. Artikel ini hadir sebagai panduan dan inspirasi agar orangtua muda dapat menjalankan amanah mulia ini dengan penuh keyakinan dan kebijaksanaan.

Bagian 1: Tantangan Khusus Orangtua Muda di Era Modern

1.1 Minimnya Bekal Psikologis dan Spiritual

Sebagian besar pasangan muda belum benar-benar mengenal dirinya sendiri saat menjadi orangtua. Mereka masih mencari jati diri, belum stabil secara emosi, dan kadang membawa luka masa kecil yang belum selesai. Akibatnya, banyak yang secara tidak sadar mewariskan pola-pola asuh yang tidak sehat.

Advertisement. Scroll to continue reading.

Contoh:

  • Orangtua yang dulu dibesarkan dengan kekerasan cenderung otoriter.
  • Orangtua yang merasa diabaikan cenderung menjadi overprotektif.

Padahal, tugas orangtua bukan hanya memberi makan dan pakaian, tetapi membangun jiwa dan karakter anak dengan stabilitas emosional dan spiritual.

1.2 Distraksi Digital dan Kecanduan Layar

Generasi muda saat ini sangat terhubung dengan teknologi. Namun, ini menjadi tantangan ketika perhatian orangtua lebih banyak tersita oleh media sosial daripada anaknya sendiri. Banyak anak yang merasa diabaikan secara emosional karena orangtuanya “hadir fisik tapi tidak hadir jiwa”.

Solusi:

Advertisement. Scroll to continue reading.
  • Terapkan zona bebas gadget saat bersama anak.
  • Gunakan media digital untuk edukasi, bukan sekadar hiburan.
1.3 Tuntutan Sosial dan Tekanan Finansial

Banyak pasangan muda merasa harus mengejar karier, membangun usaha, atau menstabilkan ekonomi sambil mengasuh anak. Kombinasi tekanan ini bisa melahirkan stres dan kelelahan berkepanjangan jika tidak diimbangi dengan manajemen waktu dan pembagian peran yang baik.

Bagian 2: Prinsip Dasar Pola Pendidikan Anak Usia Dini dalam Islam

2.1 Anak Lahir dengan Fitrah

Nabi Muhammad ﷺ bersabda:

“Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah, maka kedua orangtuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani, atau Majusi.”
 (HR. Bukhari dan Muslim)

Dalam Islam, anak terlahir dengan potensi kebaikan. Orangtualah yang bertugas menjaga fitrah itu dengan:

Advertisement. Scroll to continue reading.
  • Memberikan pendidikan tauhid sejak dini.
  • Menanamkan akhlak dengan keteladanan.
  • Menjaga anak dari lingkungan yang rusak secara moral.
2.2 Tiga Tahap Emas Pendidikan Anak (0–21 Tahun)

Ibnu Khaldun dan Imam Al-Ghazali membagi fase pendidikan anak menjadi:

  • 0–7 tahun: fase kasih sayang, cinta tanpa syarat, dan pembentukan rasa aman.
  • 7–14 tahun: fase pembiasaan, kedisiplinan, dan pelatihan tanggung jawab.
  • 14–21 tahun: fase dialog, kemandirian, dan penguatan identitas.

Orangtua muda perlu memahami bahwa mendidik anak tidak bisa diseragamkan. Harus ada kesadaran fase dan pendekatan yang tepat di setiap tahap tumbuh kembang anak.

Pendidikan dalam Islam bersifat holistik: tidak hanya fokus pada aspek intelektual, tetapi juga mencakup pengembangan fisik, emosional, sosial, dan spiritual. Anak perlu distimulasi secara fisik dengan aktivitas motorik, diberi ruang berpikir melalui eksplorasi dan tanya jawab, serta dibimbing secara ruhani lewat ibadah, kisah teladan, dan dzikir.

Islam tidak memisahkan dunia dan akhirat. Maka pendidikan pun harus mencetak anak yang cerdas di sekolah, terampil di kehidupan, dan taat di hadapan Allah.

Imam Malik pernah berkata kepada anak-anak muridnya, “Pelajarilah adab sebelum kalian mempelajari ilmu.” Dalam Islam, adab adalah pondasi ilmu. Anak yang diajari ilmu tanpa adab bisa menjadi cerdas tapi congkak, pintar tapi tidak santun.

Advertisement. Scroll to continue reading.

Oleh karena itu, sejak dini anak perlu dibiasakan dengan adab-adab Islami: cara makan, berbicara, menghormati orang yang lebih tua, menjaga kebersihan, dan sebagainya. Adab yang dibentuk sejak kecil akan menjadi karakter yang melekat hingga dewasa

Bagian 3: Pilar Pola Pendidikan Orangtua Muda

3.1 Ilmu Sebelum Amal

Banyak orangtua muda ingin anaknya menjadi “soleh” dan “berprestasi”. Namun, jika tidak dibekali ilmu yang benar, keinginan itu bisa salah arah: menjadi ambisi, bukan amanah.

Langkah konkret:

Advertisement. Scroll to continue reading.
  • Ikuti kelas parenting (offline maupun online).
  • Konsultasi dengan guru/ustaz jika ada kebingungan dalam mengasuh.
  • Membaca buku parenting Islami yang kredibel.

“Sesungguhnya menuntut ilmu itu wajib atas setiap Muslim.”
 (HR. Ibnu Majah)

3.2 Komunikasi yang Penuh Empati

Anak bukan hanya butuh nasihat, tapi juga butuh didengarkan. Komunikasi satu arah akan membuat anak menutup diri. Sebaliknya, komunikasi yang penuh empati akan mempererat kedekatan emosional.

Tips komunikasi efektif:

  • Tatap mata anak saat berbicara.
  • Validasi perasaannya sebelum memberi solusi.
  • Jangan memotong cerita anak, meskipun tampak sepele.
3.3 Disiplin Positif, Bukan Hukuman

Disiplin bukan berarti menghukum. Disiplin berarti membimbing anak agar tahu apa yang benar dan apa yang salah dengan cara yang sehat dan membangun.

Langkah:

Advertisement. Scroll to continue reading.
  • Buat aturan yang jelas dan konsisten.
  • Gunakan konsekuensi logis, bukan ancaman atau kekerasan.
  • Beri reward untuk perilaku positif.
3.4 Menjadi Role Model

Anak belajar paling cepat bukan dari ceramah, tapi dari contoh nyata. Jika ingin anak mencintai Al-Qur’an, biarkan dia melihat ayah bundanya membacanya setiap hari. Jika ingin anak santun, maka bersikaplah lembut saat berbicara padanya dan pada pasangan.

Bagian 4: Solusi dan Rekomendasi Praktis

Mengasuh anak sambil membangun rumah tangga dan mengatur kehidupan sosial serta pekerjaan tentu bukan perkara mudah. Itulah mengapa diperlukan manajemen waktu dan peran yang bijak. Jadwal harian bukan hanya tentang efisiensi, tapi juga tentang menghadirkan kehadiran yang bermakna bagi anak dan pasangan.

Berikut ini adalah contoh jadwal harian yang bisa menjadi panduan fleksibel bagi orangtua muda, terutama yang memiliki anak usia dini (0–7 tahun):

🕓 Subuh – Pagi Hari (04.30 – 07.00)

Waktu Spiritual dan Awal yang Tenang

Advertisement. Scroll to continue reading.
  • Bangun, sholat tahajud dan Subuh berjamaah.
  • Dzikir pagi dan doa bersama anak (meskipun masih kecil).
  • Menyusui/sarapan ringan sambil memeluk anak.
  • Ayah/Ibu bisa membacakan satu ayat Al-Qur’an atau kisah teladan secara ringan.
  • Persiapan aktivitas harian dengan suasana yang tenang dan penuh syukur.

Catatan: Suasana hati anak dan orangtua di pagi hari sangat memengaruhi kualitas hari tersebut. Maka, mulailah hari dengan ketenangan dan spiritualitas.

🕗 Pagi – Menjelang Siang (07.00 – 11.00)

Waktu Stimulasi dan Aktivitas Edukatif

  • Aktivitas motorik dan sensorik anak: bermain di luar, mengenal lingkungan, permainan edukatif.
  • Orangtua bisa menyisipkan stimulasi belajar melalui permainan: mengenal warna, angka, benda sekitar.
  • Jika anak sudah usia 3–6 tahun, bisa dikenalkan rutinitas sederhana seperti merapikan tempat tidur, menyapu bersama, atau membantu kecil di dapur.
  • Orangtua yang bekerja bisa menyapa anak sejenak sebelum berangkat agar anak tetap merasa diperhatikan.
🕛 Siang (11.00 – 14.00)

Waktu Istirahat dan Ketenangan

  • Makan siang bersama.
  • Rutinitas sholat Dzhuhur berjamaah.
  • Bimbing anak tidur siang dengan dongeng atau dzikir pendek.
  • Orangtua juga bisa gunakan waktu ini untuk istirahat atau evaluasi kegiatan pagi.
🕒 Sore (14.00 – 17.00)

Waktu Berkualitas dan Kegiatan Fisik

  • Aktivitas luar rumah: jalan sore, menyiram tanaman, bersepeda, main bola kecil.
  • Latih empati anak: memberi makan kucing, menyapa tetangga, berbagi cemilan.
  • Bimbing anak sholat Ashar bersama.
  • Ajak anak membaca buku cerita, mengenal huruf, atau menonton video edukatif Islami secara terbatas.

Tips: Ini waktu yang penting untuk menjalin kedekatan emosional setelah tidur siang. Sentuhan, pelukan, dan senyuman sangat efektif menenangkan anak di sore hari.

🕖 Maghrib – Malam (17.30 – 20.30)

Waktu Spiritualitas dan Refleksi

  • Ajak anak mandi sore, mengenakan baju bersih, dan menyiapkan suasana tenang.
  • Sholat Maghrib dan Isya berjamaah, walau si kecil belum sempurna gerakannya.
  • Mengajarkan doa-doa pendek dan dzikir sebelum tidur.
  • Bercerita tentang kisah Nabi, sahabat, atau pengalaman harian anak.
  • Evaluasi harian: tanya anak apa yang ia pelajari atau rasakan hari ini.
🕘 Malam Akhir (21.00 – 22.30)

Waktu Pasangan dan Diri Sendiri

  • Setelah anak tidur, gunakan waktu ini untuk membangun hubungan dengan pasangan: ngobrol ringan, berdiskusi soal pendidikan anak, atau menonton bersama.
  • Bisa juga digunakan untuk mengaji, journaling, menulis refleksi, atau belajar parenting online.
  • Tidur dengan doa dan pasrah kepada Allah setelah lelah mendidik anak seharian.

Pesan: Waktu ini krusial untuk menghindari “burn out”. Orangtua muda yang cerdas tahu bahwa mereka juga butuh waktu untuk saling menguatkan dan terus belajar.

🔄 Catatan Penting:
  • Jadwal ini bukan aturan baku, melainkan panduan fleksibel. Disesuaikan dengan kondisi masing-masing keluarga.
  • Yang paling penting: konsistensi, kebersamaan, dan makna di balik setiap aktivitas, bukan kuantitas atau kemewahan.
  • Libatkan anak dalam rutinitas sederhana agar ia merasa “berarti” dan “dibutuhkan” sejak dini.

Bagian 5: Penutup

Mendidik Anak adalah Jalan Menuju Surga

Dalam setiap peluh yang menetes saat bergadang menenangkan bayi, dalam setiap kesabaran menghadapi tantrum balita, dan dalam setiap doa yang terucap lirih saat anak mulai mengenal dunia—di sana tersimpan pahala yang tak terhingga. Mendidik anak bukan hanya tugas duniawi, tetapi jalan menuju surga yang terbuka lebar bagi siapa pun yang menjalaninya dengan ikhlas dan tanggung jawab.

Islam memuliakan peran orangtua. Bahkan, dalam Al-Qur’an dan hadis, begitu banyak ayat dan sabda Rasulullah ﷺ yang menekankan betapa besar ganjaran bagi mereka yang mendidik keturunan dengan baik. Seorang anak yang shalih dan shalihah tidak hanya menjadi penyejuk mata di dunia, tetapi juga menjadi penyelamat orangtuanya di akhirat. Doa anak yang tulus adalah amal jariyah yang terus mengalir, bahkan setelah orangtua tiada.

Advertisement. Scroll to continue reading.

Namun, untuk sampai ke titik itu, dibutuhkan perjuangan yang tidak ringan. Terlebih bagi pasangan muda yang masih belajar, bertumbuh, dan menyesuaikan diri dengan peran baru sebagai ayah dan ibu. Di sinilah pentingnya kesadaran bahwa anak bukan sekadar anugerah untuk dibanggakan, tetapi amanah untuk dipelihara, dibimbing, dan dibentuk menjadi insan bertakwa.

Mendidik anak dengan ilmu, cinta, dan nilai-nilai Islam adalah bentuk ibadah panjang yang akan meninggalkan jejak kebaikan lintas generasi. Karena sejatinya, keluarga yang kuat dimulai dari pendidikan yang benar. Dan bangsa yang mulia, lahir dari rumah-rumah yang menanamkan nilai tauhid sejak buaian

Tidak ada orangtua yang sempurna. Tapi setiap orangtua bisa menjadi lebih baik jika ia mau terus belajar dan memperbaiki diri.

Advertisement. Scroll to continue reading.

Menjadi orangtua muda adalah ujian sekaligus karunia. Di tangan mereka, masa depan umat bisa terbentuk. Anak-anak hari ini adalah calon pemimpin masa depan. Maka peran mendidik bukan sekadar tugas rumah tangga, tapi proyek peradaban jangka panjang.

“Dan orang-orang yang beriman, serta anak cucu mereka mengikuti mereka dalam keimanan, Kami pertemukan mereka dengan anak cucu mereka di surga.”
 (QS. Ath-Thur: 21)

Penulis: Eka Sukmana, seorang pelajar dan pengajar yang lahir di Kuningan Jawa Barat. Aktivitas sehari-hari yaitu mengajar di Pondok Pesantren Terpadu Al-Multazam, kemudian memberikan kursus yang bergerak dalam dunia pendidikan di beberapa lembaga secara online (daring) dan tatap muka (luring).

Advertisement. Scroll to continue reading.
Advertisement

Berita Terbaru

Advertisement
Advertisement

You May Also Like

Government

KUNINGAN (MASS) – Memasuki masa-masa akhir pengabdian, tak membuat Trisman Supriatna M Pd mengendorkan kinerjanya. Teranyar, sebagai Plt. Kepala Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana,...

Economics

KUNINGAN (MASS) – Para pedagang sorabi di Kabupaten Kuningan di wilayah Kecamatan Cidahu, Cipicung, Ciawigebang, Kalimanggis, Lebakwangi dan Maleber diberi bantuan bertajuk PENA (Pengembangan...

Government

KUNINGAN (MASS) – Bupati Kuningan, H Dian Rachmat Yanuar resmi melantik 577 Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) dan 3 Calon Pegawai Negeri Sipil...

Religious

KUNINGAN (MASS) – Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Kuningan Ahmad Handiman Rondoni  mengiyakan bahwa sejauh ini sudah tiga jamaah haji asal Kuningan wafat...

Sport

KUNINGAN (MASS) – Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kuningan tak ingin berlama-lama dalam masa transisi. KONI bahkan sudah menjadwalkan Musyawarah Olahraga Kabupaten Luar Biasa...

Government

KUNINGAN (MASS) – Bupati Kuningan, H Dian Rachmat Yanuar, yang sehari sebelumnya sempat dibawa ke Rumah Sakit 45, saat ini sudah membaik dan beraktivitas...

Government

KUNINGAN (MASS) – Sebanyak 577 Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) Formasi Tahun 2024 dan 3 CPNS di lingkup Pemkab Kuningan resmi dilantik dan...

Anything

KUNINGAN (MASS) – Perusahaan Listrik Negara (PLN) Unit Layanan Pelanggan (ULP) Kuningan kembali berencana melakukan pemadaman listrik. Rencananya, pemadaman listrik akan dilakukan siang hari...

Government

KUNINGAN (MASS) – Kekosongan posisi Sekertaris Daerah (Sekda) Definitif Kabupaten Kuningan terus membuat orang bertanya-tanya, siapa yang bakal memegang tampuk tertinggi di kalangan ASN...

Netizen Mass

KUNINGAN (MASS) – Produk hukum desa seperti Peraturan Desa ( Perdes) seharusnya menjadi bagian dari program 100 hari kerja bupati, karena Perdes mengatur kepentingan...

Government

KUNINGAN (MASS) – Ketua Sarjana Urang Kuningan (SARUKUN) Muhammad Fauzan Ash Shidiqi menyoroti kebijakan-kebijakan Bupati-Wakil Bupati Kuningan Dian Rachmat Yanuar M Si – Tuti...

Education

KUNINGAN (MASS) – Presma Universitas Muhammadiyah Kuningan (UMK), Sandy Rizkya, memberikan tanggapannya terkait larangan membawa handphone (HP) ke sekolah yang dikeluarkan oleh Dinas Pendidikan...

Education

KUNINGAN (MASS) – Kebijakan larangan membawa telepon genggam (HP) bagi siswa di sekolah-sekolah di Kabupaten Kuningan, memantik diskusi lebih lanjut dari berbagai kalangan. Alasan pelarangan...

Technology

KUNINGAN (MASS) – Perangkat desa, Karang Taruna, anggota PKK, anggota koperasi Merah Putih, hingga pengurus BUMDes ikuti p[elatihan pengelolaan website desa di Desa Cilowa,...

Education

KUNINGAN (MASS) – Kebijakan larangan membawa handphone (HP) ke sekolah yang dikeluarkan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Kuningan menuai berbagai tanggapan termasuk...

Education

KUNINGAN (MASS) – Yayasan Solusi Bangun Bangsa menggelar sosialisasi dan uji coba program Makanan Bergizi Gratis (MBG) di SDN Garawangi, Kabupaten Kuningan, Rabu (11/6/2025)....

Headline

KUNINGAN (MASS) – Sempat hadiri Rapat Paripurna DPRD tentang PAW anggota dewan, Bupati Kuningan Dr H Dian Rachmat Yanuar M Si mendadak dilarikan ke...

Politics

KUNINGAN (MASS) – Meski hari ini, Rabu (11/6/2025), digelar pelantikan anggota DPRD Kabupaten Kuningan Hj Titi Huryasih, berkat PAW (Pergantian Antar Waktu), namun di...

Headline

KUNINGAN (MASS) – Baik Ketua DPRD Kabupaten Kuningan Nuzul Rachdy SE maupun Plt Sekda Kabupaten Kuningan Beni Prihayatno, sama-sama menjawab kondisi Bupati Kuningan Dian...

Politics

KUNINGAN (MASS) – Hj Titi Huryasih atau yang juga akrab disapa Titi Noorbandah, resmi dilantik jadi anggota DPRD Kabupaten Kuningan, PAW (Pergantian Antar Waktu)...

Government

KUNINGAN (MASS) – Pemerintah Daerah menggelar Koordinasi Kuwu dan Lurah se-Kabupaten Kuningan di Aula BJB, Senin (10/6/2025). Kegiatan tersebut bertujuan untuk mensinergikan berbagai program...

Social Culture

KUNINGAN (MASS) – Perayaan adat Seren Taun tahun ini akan tetap dilaksanakan meski dalam suasana berkabung pasca ditinggal sesepuh Paseban Tri Panca Tunggal, Rama...

Village

KUNINGAN (MASS) – Pemerintah Desa Cinagara, Kecamatan Lebakwangi, Kabupaten Kuningan, terus bergerak membangun ketahanan pangan sesuai dengan arahan Presiden RI. Melalui Badan Usaha Milik...

Religious

KUNINGAN (MASS) – Inalilahi wainailaihi rojiun. Kabar duka kembali datang dari jemaah haji asal Kabupaten Kuningan. Pasalnya, setelah baru-baru ini dua jemaah haji tutup...

Village

KUNINGAN (MASS) – Desa Kertayasa, Kecamatan Sindangagung, Kabupaten Kuningan, masuk nominasi terbaik lomba inovasi pengolahan sampah terbaik Provinsi Jawa Barat. Saat ini, Desa Kertayasa...

Sport

KUNINGAN (MASS) – Sebanyak 20 tim bola voli yang berasal dari Kabupaten Kuningan, Kabuapten Majalengka dan Kabupaten Ciamis, berkompetisi di Arisan Voli Babinsa Cup...

Advertisement Smart Widget MGID