KUNINGAN (MASS) – Bangsa Indonesia akan kembali memperingati hari kemerdekaan bangsa Indonesia. Kemerdekaan merupakan nikmat terbesar bagi bangsa Indonesia yang harus terus dijaga dan syukuri. Sebagai bentuk rasa syukur itu diungkapkan dalam sebuah pengakuan yang tulus dan jujur bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu merupakan berkat rahmat Allah SWT.
Dalam Pembukaan UUD 1945 ditegaskan, atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya.
Isi pembukaan UUD 1945 itu menggambarkan pengakuan keimanan, kemerdekaan itu dapat terwujud karena rahmat dan pertolongan-Nya. Maka tanpa pertolongan-Nya, tidak akan pernah ada kemerdekaan di Republik ini.
Hal ini ditegaskan dalam firman Allah SWT, “Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan.” (QS an-Nashr [110]: 1). Setelah diraih kemenangan (merdeka), “Maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah ampun kepada-Nya. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penerima taubat.” (QS an-Nashr [110]: 3).
Apabila semangat berkurban bersamaan dengan datangnya pertolongan-Nya niscaya dapat mengantarkan kemerdekaan dan tercipta keseimbangan kehidupan berbangsa dan bernegara. Keseimbangan yang mengantarkan kepada baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur.
Negeri yang menjadi dambaan bagi segenap warga negara. Negeri yang selaras antara kebaikan alam dan perilaku penduduknya; penduduknya makmur dan tidak lupa bersyukur; seimbang antara kebaikan jasmani dan rohani penduduknya; aman dari musuh, baik dari dalam maupun dari luar; maju, baik dalam hal ilmu agama maupun ilmu dunianya.
Negeri dengan penguasa yang adil dan saleh, dan penduduk yang hormat dan patuh; dan terjalin hubungan yang harmonis antara pemimpin dan masyarakatnya, yaitu dengan terwujudnya saling menasihati dalam kebenaran dan kesabaran.
Jika pada saat itu para pejuang semangat berkurban untuk meraih kemerdekaan, maka semangat berjuang itu kini hendaknya diimplementasikan dalam bentuk lain sesuai dengan profesi masing-masing.
Sebagai penggiat media cetak dan elektronik, semangat berjuang menyajikan informasi dan berita yang menyejukkan (bukan profokatif) dan dapat dipertanggungjawabkan (bukan hoax).
Sebagai pengusaha, semangat berjuang dengan bisnis yang halal dan memberikan hak kepada karyawan sebelum keringatnya mengering. Sebagai orang yang berpunya (kaya), semangat berjuang dengan banyak berderma.
Sebagai suami atau istri, berjuang menjadikan keluarga sebagai ladang penyiapan generasi yang berakhlakul karimah. Sebagai anak, berjuang dengan berbakti kepada orang tua, membahagiakan, dan menjaga nama baik keluarga.
Sebagai pendidik, berjuang mengerahkan seluruh potensinya untuk membentuk anak bangsa yang cerdas secara intelektual, emosional, dan spiritual.
Sebagai siswa, berjuang dengan mengerahkan seluruh potensi untuk menyerap ilmu, berbakti kepada guru, dan mempersiapkan diri turut dalam mencerdaskan kehidupan bangsa.
Sebagai pemimpin, berjuang memberikan hak dan tidak menelantarkan rakyat, dan bekerja keras untuk mengantarkan kepada kehidupan masyarakat menjadi lebih baik dan sejahtera.
Sebagai rakyat, berjuang dengan mengerahkan kemampuan untuk mendukung setiap program dan kebijakan yang berorientasi untuk kemaslahatan rakyat, dan akan mengingatkan terhadap segala bentuk penyimpangan.
Sebagai politisi (anggota legislatif), berjuang dengan memeras pikiran dan tenaga untuk kemaslahatan rakyat yang memberi mandat, bukan memanfaatkan untuk kepentingan pribadi, keluarga, dan golongannya.
Sebagai pejabat, berjuang dengan memberikan pelayanan prima, bukan malah memanfaatkan untuk memperkaya diri dengan meminta imbalan, padahal telah digaji oleh negara yang berasal dari uang rakyat.
Sebagai apapun kita sebagai warga negara hendaknya berjuang dengan memberikan manfaat yang lebih besar kepada masyarakat, bangsa, dan negara. Dan, puncak kebaikan itu manakala seseorang terus berjuang memberikan manfaat seluas-luasnya untuk kepentingan umat.
Semoga Allah menganugerahkan kepada kita sebagai warga negara untuk semangat berjuang sebagai upaya mensyukuri, menjaga dan mengisi kemerdekaan. Amin.
Imam Nur Suharno
Kepala Divisi Humas dan Dakwah Pesantren Husnul Khotimah, Kuningan, Jawa Barat
