KUNINGAN (MASS)- Bulan puasa tidak hanya disesaki dengan ritus ibadah, pergeseran pola aktivitas bahkan nuansa tontonan pun tak lepas dari ritus tahunan ini, baik program dan pengisi acaranya, bahkan ustadnya sekalipun.
Salah satunya Rhoma Irama atau yang akrab dengan panggilan Bang Haji. Musisi juga dai ini hampir dipastikan tidak pernah absen tampil dalam setiap acara tayangan TV Ramadan.
Entah melalui pertunjukkan musiknya atau bahkan dengan sinetron FTVnya yang biasanya eksklusif terpaket dikontrak oleh salah satu stasiun TV swasta.
Berbicara mengenai Rhoma Irama maka tidak akan terlepas dari perjalanan panjangnya dalam memajukan musik dangdut, sehingga menjadi identitas budaya bangsa ini.
Rhoma Irama beserta Soneta Grupnya telah memetakan patron bagi musik dangdut melalui proses iterasi yang panjang, sehingga tak heran Rhoma dan Soneta tidak hanya menjadi kiblat bagi musik dangdut, tetapi dangdutnya ala Soneta juga benar-benar mengakar kuat dalam budaya formal masyarakat kita.
Tengok saja dari mulai panggung hiburan politik, pagelaran megah sampai acara-acara hiburan panggung hajatan di kampung, dangdut dan lagu-lagunya Soneta seolah menjadi satu kesatuan nafas yang begitu lekat.
Sukses menorehkan prestasi di dunia musik membuat Bang Haji dan Soneta betul-betul begitu digandrungi, untuk kurun waktu sekarang pun jumlah fansnya yang terhimpun dalam organisasi Forsa (Fans Of Rhoma and Soneta) terhitung luar biasa dengan latar pendidikan, profesi dan usia yang beragam.
Bahkan menurut survey majalah GlobeAsia yang beralamat di http://www.globeasia.com/newsmakers/music-and-politics/ jumlah fansnya Rhoma Irama yang terhimpun dalam Forsa menduduki peringkat pertama survey dengan jumlah fans lebih dari 25 juta orang bila. Tentu dibandingkan dengan jumlah fans band maupun musisi ternama Indonesia semisal Slank, Iwan Fals, maupun band terkenal lainnya.
Sungguh suatu hal yang luar biasa di tengah usia Rhoma Irama yang sudah kian menanjak dan matangnya (kalau tidak dikata stagnan) musik Soneta sekarang ini, kecintaan fans masih begitu besarnya.
Hal ini berbanding lurus dengan karakter dan moto Soneta sebagai Sound of Moslem yang menjadi identitas dan nafas dalam musiknya, lagunya begitu sarat dengan pesan moral bahkan lagu cintanya pun bersifat mendidik, karena kerap berisi pesan bagaimana menempatkan cinta sesuai dengan fitrahnya.
Lalu, mendapatkan hiburan dan tuntunan disaat bersamaan merupakan candu yang tak bisa begitu saja dielakkan bagi fansnya, dan inilah yang membangun loyalitas fans disamping pribadi Rhoma Irama itu sendiri.
Sebagai orang Kuningan Berbicara Forsa maka kurang afdol rasanya bila tidak membahas Forsaku atau Fans Of Rhoma and Soneta Kuningan. Sebagai cabang Forsa di Kabupaten Kuningan yang sudah mendapat legitimasi.
Pembentukannya diprakarsai oleh Sahuri MPd, pengajar yang juga pernah menjadi dosen salah satu Universitas di Kuningan. Beliau berupaya mewujudkan Forsa Kuningan yang selaras dengan tujuan Forsa yakni
- Mendukung Rhoma Irama dan Soneta dalam pentas maupun dakwah
- Melestarikan karya Rhoma Irama dan Soneta serta mengembangkan pada pendidikan anak-anak muda.
- Membantu Rhoma Irama dan Soneta dalam memerangi pembajakan; dan
- Mengamalkan ajaran agama yang banyak dikupas dalam lirik lagu Rhoma Irama.
Kehadiran Forsaku di tengah masyarakat Kuningan mendapat respon yang positif. Hal ini tidak terlepas dari kontirbusinya bagi masyarakat Kuningan.
Mengenalkan Karya Rhoma Irama sambil memberikan kontribusi yang nyata merupakan upaya yang selalu dilakukan Forsaku, sehingga tak heran bila Forsaku kerap terlibat dalam penggalangan dana maupun bantuan kemanusiaan lainnya.
Seperti halnya ketika penggalangan dana untuk bencana alam Kabupaten Kuningan beberapa waktu lalu, penggalangan dana untuk yatim piatu. Selain itu pembagian takjil di bulan Ramadhan maupun kegiatan rutin lainnya yang sudah diagendakan bersama antar anggota Forsaku.
Dimana dalam pelaksanaannya selalu disertai dengan atribut Forsaku, maupun diselingi latar musik dari Rhoma Irama sebagai hiburannya.
Selain secara kelompok pengamalan nilai-nilai Forsa juga dilakukan secara pribadi, dalam hal ini Sahuri selaku ketua sendiri mencotohkan bagimana mengaktualisasikan nilai-nilai yang ada dalam karya Rhoma Irama.
Menurut dia, banyak dari lagu Rhoma Irama yang sarat akan pesan moral, maupun sosial yang bisa diaplikasikan dalam pembelajaran.
Apalagi mengingat sahuri guru mata pelajaran sosial yang tentunya memudahkan dalam memberikan contoh nyata terkait materi yang diajarkan.
Ia pun menganjurkan bagi anggota Forsa Kuningan agar mengaplikasikan nilai-nilai yang ada dalam lagu Rhoma Irama dalam berbagai aktivitasnya apapun pekerjaannya, sehingga tidak hanya sebatas slogan tapi karya nyata bisa diwujudkan.
Forsaku memang masih terhitung muda untuk ukuran sebuah organisasi, mengingat Forsa sebagai induk organisasinya sendiri baru terbentuk 4 tahun silam. Akan tetapi perjalanan Forsa sebelum menjadi sekarang ini sudah melalui proses yang panjang dengan melalui fusi dari berbagai organisasi fans Rhoma Irama yang ada di Indonesiam sehingga membuat Forsa menjadi organisasi yang solid.
Tak heran bila keanggotaan Forsa Kuningan terus berkembang hingga saat ini. Apalagi di tengah kemudahan media sosial sebagai penyambung silaturahim secara daring, Forsaku sendiri hadir lewat WhatsApp maupun Facebook selain untuk kemudahan komunikasi anggotanya, juga memungkinkan untuk merengkuh anggota baru khusus dari Kuningan lebih luas lagi secara daring.
Menarik bagaimana melihat pengaruh yang luar biasa dari sosok seorang Rhoma Irama terhadap fansnya, menyentuh dan menggerakkan fansnya kearah hal positif dengan karya-karyanya, berdakwah lewat lagu menghibur sekaligus menuntu***
Penulis : Agus Fitriyana
Salah seorang anggota Forsaku