KUNINGAN (MASS) – Seringnya melakukan pemanggilan terhadap tim paslon, bukan berarti kinerja Panwaslu Kuningan optimal. Justru Menara 27 selaku Pemantau Pemilu Independent masih menilai lembaga pengawas pemilu tersebut lembek.
Presidium Menara 27, Aldi Prastianto, mengaku menemukan beberapa temuan dugaan pelanggaran Pemilukada Kuningan. Salah satunya dugaan transaksi money politik oleh salah satu cabup.
“Dugaan pelanggaran pemilu sudah banyak masuk, tapi menariknya kami menemukan salah satu cabup melakukan tindakan money politik,” ungkap Aldi, didampingi Anggota Menara 27, Abdul Muhyi, disela Kopi Darat (Kopdar) Jaringan, di Taman Cirendang, Minggu (11/3/2018).
Meski Menara 27 menemukan bukti pelanggaran tersebut, tetapi pihaknya belum mau melaporkannya dulu ke panwas. Alasannya, Menara 27 ingin melihat, mengukur dan menilai kejelian serta kinerja panwas sebagai wasit dalam pemilu.
“Sayang, meski berjalan sudah cukup lama, atau sekitar 2 pekan, belum ada sinyal-sinyal bahwa panwas menemukan bukti pelanggaran tersebut,” kata Aldi.
Maka dari itu, dalam kesempatan kopdar tersebut, Aldi menyindir bahwa panwas belum bekerja secara optimal.
“Kejadian sudah beberapa hari lalu, bertempat di pengungsian korban bencana. Saat itu jejaring kami melihat salah satu cabup mengeluarkan uang dari dompet dan membagi-bagikan ke kerumunan ibu-ibu korban bencana,” ungkap dia.
Pria berambut klimis itu menilai, seharusnya panwas mengetahui kejadian tersebut. Sebab menurutnya tugas dari panwas adalah memantau dan mengawasi setiap tindakan paslon bupati dan tim suksesnya yang melakukan kampanye di lapangan.
“Semua rencana giat setiap pasangan cabup dan cawabup sudah didaftarkan. Jadi pasti ada panwas menempel pada saat itu, terkecuali cabup tersebut tidak mendaftarkan giat kampanyenya, baru wajar panwas tidak tahu,” sindirnya.
Sikap panwas dinilanya hanya menunggu bola. Sikap tersebut dirasa Menara 27 bukanlah sikap elegan. Bahkan menurut Aldi, seharusnya panwas bisa melakukan tindakan antisipatif sebelum para peserta pemilu melakukan tindak pelanggaran.
“Mungkin panwaslu harus dididik bela negara dan semi militer, agar mental mereka bisa kuat dan berani. Karena sampai hari ini, saya hanya melihat panwas pura-pura galak dan tegas, tapi tidak memiliki keberanian bertindak,” tandas Aldi. (deden)