KUNINGAN (MASS) – Menurut Sudjaja dan W.J Corputty, memasak adalah suatu proses pemanasan bahan makanan. Fungsi pemanasan dalam memasak bertujuan untuk meningkatkan rasa, memudahkan pencernaan, memperbaiki tekstur, meningkatkan penampilan dan mematikan kuman. Kegiatan ini dilakukan oleh seseorang dengan berbagai tujuan, sebagai pemenuhan kebutuhan keluarga, sebagai usaha dan sebagai hobi. Setiap orang tentu bisa memasak, namun tidak semua orang memiliki keahlian yang handal dalam melakukan kegiatan memasak. Bagi sebagian orang memasak merupakan bagian dari seni yang memiliki estetika.
Memasak selalu dikontruksikan sebagai pekerjaan perempuan. Banyak orang beranggapan jika tugas memasak adalah kewajiban seorang istri. Hal itu tentu tidak benar adanya, memasak bisa dilakukan oleh siapa saja baik perempuan maupun laki-laki. Tetapi budaya kita khususnya Indonesia selalu menempatkan perempuan berada pada sektor dapur karena dianggap sudah kodrat seorang perempuan. Pemahaman ini muncul karena sejak masa anak-anakpun kita sudah diplotkan, jika laki-laki bermainan bola maka seorang perempuan bermain masak-masakan.
Memasak sama sekali tidak memiliki jenis kelamin. Maka memasak bukanlah tugas pokok seorang perempuan, ketika seorang perempuan tidak bisa memasak hal itu bukanlah menjadi sesuatu yang harus dibesar-besarkan. Budaya membuli tidak hanya terjadi dalam ranah remaja masa sekolah. golongan ibu-ibupun terkadang secara tidak langsung dapat melakukan tindakan pembulian atau yang lebih Trend dengan istilah Mom Shaming. Tindakan ini merupakan perilaku mempermalukan ibu lainnya. Terkadang diantaranya selalu nyi-
ketika mengetahui perempuan tidak bisa memasak untuk suami dan anaknya.
Tanggung jawab domestik merupakan tanggung jawab bersama antara laki-laki dan perempuan. Sepintas kegiatan memasak terlihat sederhana namun kegiatan memasak bukan hanya sebatas menghidangkan makanan di meja makan akan tetapi lebih dari itu. Urusan dapur ini begitu kompleks mulai dari mengatur menu, berbelanja, memasak, menghidangkannya, hingga membenahi kembali perlatan dapur. Maka memasak ini tidak bisa jika hanya dibebankan kepada seorang perempuan, lelaki pun harus bisa melakukannya. Memasak merupakan tanggung jawab bersama, antar kelurga yang berumah tangga.
Memasak bukanlah kegiatan yang identik dilakukan perempuan. laki-laki pun mempunyai peran untuk dapat bisa memasak. Budaya yang mengkotak-kotakan peranan laki-laki dan perempuan memberikan pemahaman yang mengakar jika tugas dapur merupakan milik perempuan. Karena memasak tidak memiliki jenis kelamin, maka kegiatan ini bisa dilakukan oleh siapapun. Seorang laki-laki tentu tidak usah malu apabila ia harus memasak untuk keluarganya.
Penulis : Sri Melynda
KORPS PMII PUTERI (KOPRI) Kuningan
Aktif juga di Inspiring Generation Kuningan