KUNINGAN (MASS) – Sabtu 8 Februari 2025, keluarga besar Pondok Pesantren Husnul Khotimah telah mengantarkan tiga SDM-nya mengakhiri masa lajangnya. Kebahagiaan dan keberkahan mengiringi langkah SDM yang menikah pada hari ini. Semoga menjadi keluarga yang sakinah, mawaddah, dan rahmah hingga ke Jannah.
Dalam momentum pernikahan kali ini, izinkan penulis untuk sedikit menyajikan tulisan yang berjudul Makna Kata Nikah Penuh Berkah sebagai pengantar untuk menempuh hidup baru sebagai kado terindah kepada SDM HK yang menikah pada hari ini.
Pernikahan merupakan pintu masuk bersatunya dua insan yang berbeda jenis. Pernikahan yang berlandaskan keimanan dapat menyatukan hidup di dunia hingga di surga. Inilah pentingnya seseorang memahami makna dari kata nikah.
Nikah berasal dari asal kata na-ka-ha. Terdiri dari tiga huruf, yaitu huruf nun, kaf, dan ha. Hal ini memiliki makna yang mendalam dan sebagai bekal dalam mengarungi rumah tangga agar selalu bahagia di dunia hingga di surga.
Pertama, huruf nun, yaitu nikmat. Saat menikah menjadi perhatian banyak orang, bagaikan raja dan ratu. Diliputi rasa cinta, bahagia, indah dan segala hal yang indah-indah. Seakan dunia ini milik berdua.
Bahkan, ibaratnya tahi lalat di wajah pun disebut sebagai bintang yang memancarkan keindahan. Kerutan di wajah sebagai ombak lautan yang menambah keseruan. Pokoknya segala hal yang tampak buruk indah dipandang, dan segala hal yang buruk didengar bagaikan nyanyian yang meninakbobokkan.
Kedua, huruf kaf, yaitu karohah. Setelah tiga bulan berlalu mulai muncul hal-hal yang tidak disuka. Mulai tampak sikap asli dari pasangan. Karena itu, dalam membangun rumah tangga yang penuh onak dan duri perlu hendaknya melipatgandakan kesabaran.
Ketahuilah, tidak ada orang (pasangan) yang sempurna. Jika seseorang mencari pendamping yang sempurna hingga akhir hayat tidak akan menemukan. Karena itu, sepasang suami istri harus saling melengkapi dan menyempurnakan.
Ketiga, huruf ha, yaitu hikmah. Semua itu ada hikmahnya, karenanya senang susah, manis pahit, dan segala hal pernak pernik dalam kehidupan rumah tangga harus diarungi bersama. Sehingga pada akhirnya menjadi keluarga sehidup sesurga. Bahagia di dunia hingga di surga.
Agar keluarga bahagia dunia hingga di surga perlu ditopang dengan tiga penyangga utama agar tetap kokoh meski diterpa badai.
Yaitu, ibadah. Jadikan menikah sebagai sarana untuk ibadah sehingga apapun kondisinya selama membangun rumah tangga akan terasa indah. Karenanya sabar dan shalat harus tetap dijaga.
Kemudian, taawun keluarga. Karena itu perlu ditopang dengan saling bekerja sama dalam mengurus rumah tangga. Berat sama dipikul ringan sama dijinjing. Suami dan istri hendaknya komitmen untuk saling membantu dan meringankan beban pasangannya.
Dan, ekonomi keluarga. Bekerja keras untuk mendapatkan rezeki yang halal sehingga mendatangkan keberkahan dalam rumah tangga. Ketika suami berangkat bekerja, istri hendaknya mengingatkan agar selalu dalam ketakwaan dan memastikan rezeki yang didapat halal.
Semoga Allah SWT membimbing seluruh keluarga besar Pondok Pesantren Husnul Khotimah memiliki keluarga yang sakinah mawaddah dan rahmah serta berkah hingga masuk Jannah. Amin.
Imam Nur Suharno
Kepala Divisi Humas dan Dakwah Yayasan Husnul Khotimah, Kuningan, Jawa Barat
![](https://kuninganmass.com/wp-content/uploads/2021/01/logo-1.png)