KUNINGAN (MASS) – Pada tanggal 16 Desember 2019 Bupati Kuningan melalui Panitia Seleksi CPNS 2019 mengumumkan dari jumlah pelamar 5.515 orang ternyata yang lolos hanya 4.413 orang. Sedangkan yang tida lolos adalah 1.102 orang.
Dari jumlah 1.102 orang kebanyakan adalah lulusan PGMI. Mereka tidak lolos administrasi untuk mengikuti tes CPNS formasi guru kelas.
baca berita sebelumnya:https://kuninganmass.com/government/1-102-pelamar-cpns-tidak-lulus-seleksi-administrasi/
Tentu saja keputusan ini membuat lulusan PGMI meradang dan kabanyakan dari mereka adalah alumni Unisa.
Pihak kampus sendiri pada tanggal 17 Desember melakukan audensi dengan pihak BKPSMD Kuningan di Aula Setda.
Dari pertemuan itu tidak diperoleh hasil memuaskan karena pihak panitia berdalih hal itu merupakan keputusan dari pusat.
Ternyata pihak Unisa tidak puas dan mereka datang ke Menpan RB untuk mengadukan hal karena di daerah lain lulusan PGMI bisa mengikuti formasi guru kelas dengan syarat lulusan PGSD/PGMI.
“Setelah dikonfirmasi memang tidak bisa karena SK Kemenpan RB jadi acuan BKN dalam menerbitkan SK CPNS tahun 2019,” ujar Rektor Unisa Nurul Iman MSi, Senin (23/12/2019).
Menurut Kemenpan lanjut Iman, keputusan formasi dan kualifikasi pendidikan itu diinput oleh daerah sebelum ditetapkan jadi SK Kemenpan, sehingga yang input formasi guru kelas hanya PGSD itu bukan Kemenpan, tapi operator BKD di daerah.
Buktinya dibeberapa daerah mencantumkan PGMI dan lulus seleksi administrasi.
“Ini terjadi di Kuningan saja maka kami mempertanyakan langsung ke pusat. Terkait masalah tidak lulus administrasi, ini satu bukti kalau yang ngurus kepegawaian di Kuningan itu harus di reformasi,” tandasnnya.
Terpisah, Kepala BPKSDM Kuningan H Uca Somatri MSi melalui Kabid Pengadaan, Pemberhentian dan Pembinaan Aparatur Drs Ade Priatana MSi mengaku, tuduhan yang dilontarkan kepada pihak BKPSDM tidak benar, karena yang membuat aturan adalah pusat.
“Bukan kami yang menentukan tapi kewenang Panselnas sehingga meski sudah bertemu pihak Kemenpan namun mereka tetap tidak lolos,” jelas Ade.
Sementara itu, dari formasi 184 terdapat 4 formasi yang tidak ada peminat yakni Dokter Spesilais Bedah Syaraf, Dokter Spesialis Forensik, Dokter Spesialis Kandungan, Dokter Spesiali Patologi Anatomi. Untuk formasi Dokter Spesialis Anatesi kurang peminat dari jatah 19 orang yang daftar hanya 7 orang. (agus)