KUNINGAN (MASS) – Dalam pandangan yang terbatas, saya (Ketua Pemuda Muhamadiyyah Kuningan) ingin menyampaikan, suasana ekonomi dan penganguran di Kabupaten Kuningan saat ini terhadap Bupati dan Wakil Bupati juga para pejabat di bawah kordinasinya agar supaya menjadi pengingat sebelum tidur lelap.
Perekonomian suatu daerah biasanya ditentukan oleh tiga hal pertama : kekayaan tanahnya, kedua : kedudukannya terhadap daerah lain dalam lingkungan regional ataupun nasional, ketiga : sikap dan kecakapan rakyatnya serta cita-citanya.
Saya melihat ke-tiga hal tersebut semuanya ada, nampak dan sangat jelas wujudnya di Kabupaten Kuningan, kekayaan tanah dengan pasak gunung ciremai mencerminkan kekokohan potensi kekayaan tanah kita.
Kedudukan terhadap daerah lain yang paling terlihat jelas yakni keberadaan sumber air minum yang cukup besar sehingga beberapa daerah yang berdekatan dengan Kabupaten Kuningan sangan ketergantungan sekali.
Faktor ketiga yakni cita-cita masyarakatnya, Kuningan terkenal dengan kabupaten rantau, masyarakatnya banyak yang merantau dan lagi-lagi ini cerminan dari mental rakyat yang memiliki cita-cita kuat untuk berkembang dan maju.
Dan apa yang sebenarnya dipikirkan oleh Pemkab Kuningan selama ini?
Ketiga aset besar tersebut justru malah memunculkan suasana ekonomi masyarakat yang sekarat, persentase orang miskinan 13,10%, tingkat pengangguran terbuka 11,68%, total produksi barang dan jasa masyarakat Kuningan hanya 17,483 T angka ini terendah kedua se-Jawa Barat setelah Pangandaran.
Ditambah lagi pendapatan per-kapita masyarakat Kuningan terendah ketiga di Jawa Barat. Masih dalam suasana keprihatinan Pemuda Muhammdiyah, angka miskin menjadi miskin ekstrim melaju cepat, secepat angka naiknya kekayaan orang kaya yang semakin kaya.
Kami Pemuda Muhammadiyah Kuningan teramat prihatin melihat penomena hari ini sekaligus bertanya-tanya sebenarnya, kemana arah pengelolaan distribusi APBD selama ini? kemana arah pemulihan ekonomi daerah? kemana arah Pinunjul visi misi Bupati? kemana arah penyerapan kebutuhan barang dengan nilai kurang lebih 24 milyar tiap bulan dana BPNT? kemana arah dan dampak Tour de Linggarjati yang digaungkan sebagai promosi kearifpan lokal Kuningan? kemana arah dibukanya kran perijinan ritel modern yang peranya makin mempersulit pedagang ritel lokal untuk bertahan?
Kami mengingatkan kembali kepada Bupati Kuningan, masih ada sisa waktu untuk bertaubat sebagai pemegang kebijakan tertinggi di Kuningan dengan mengembalikan arah kebijakan distribusi politik anggaran untuk kepentingan masyarakat luas.
Catatan tambahan kami, Pemuda Muhammadiyah bahwa politik perekonomian yang praktis perlu dilakukan oleh Bupati Kuningan disisa jabatannya untuk menimbulkan kemakmuran rakyat, segera memperbaharui tenaga kerja produktif. Pekerjaan ini berat dan sukar, tetapi wajib didahulukan dari segala-galanya. Karena pembaharuan tenaga produktif itulah dasar pembangunan ekonomi.***
Penulis : Sadam Husen (Ketua Pemuda Muhammadiyyah Kuningan)