Connect with us

Hi, what are you looking for?

Kuningan Mass

Netizen Mass

Kontradiksi Komunikasi

KUNINGAN (MASS) – Beberapa hari ini kembali media massa menampilkan pesan komunikasi yang kontradiktif. Khususnya dalam penanganan Convid-19. Pelakunya lagi lagi para pejabat publik. Ada mentri yang membantah ucapan presidennya. Ada ucapan mentri yang diluruskan mentri lain. Ada kebijakan gubernur ditolak mentri. Ada Gubernur yang berseberangan dengan pemerintah pusat. Bahkan ada juga kebijakan mentri yang bertolak belakang dengan gugus tugas Convid 19. Padahal gugus tugas dibuat pemerintah pusat. Saat pejabat publik berujar, maka dipastikan akan ada konsekwensi sosialnya. Jika ada pesan kontradiktif tentu yang dirugikan adalah masyarakat. Kebingungan melanda. Ketidakpastian terjadi dimana-mana. Ujung ujungnya tak menutup kemungkinan akan memantik konflik sosial.

Masih segar dalam ingatan kita saat Presiden menyatakan untuk Ojek Online cicilan motornya bisa ditangguhkan. Ucapan tanpa persiapan aturan jelas berdampak pada masyarakat yang mendatangi kantor pembiayaan meminta penundaan. Sedangkan aturan tekhnisnya belum dibuat. Para pengusaha pembiayaan tentu tak bisa manut saja. Tetapi masyarakat kadung mendapat informasi tersebut. Pesan itu sekali sangat kontras dengan apa yang terjadi di lapangan. Belum lagi aturan perihal mudik. Aturan perihal penerbangan. Soal izin usaha. Juga perihal sengkarut bantuan sosial untuk masyarakat terdampak. Belum pernah ada masa dimana ada Bupati yang berani memarahi mentri hanya gegara kontradiksi dan ego komunikasi yang meninggi. Segala mal-komunikasi massa pandemi ini tentu harus segera diakhiri.

Untuk mengurainya tentu harus dimulai dari pertanyaan kenapa kontradiksi komunikasi masih terjadi. Bahkan terulang dan terulang. Terjadi saat pandemi. Jawabannya ada dua. Ego sektoral dan kekuasaan yang hilang dari rengkuhan Presiden. Presiden yang idealnya sebagai konduktor seperti tak kenal alat musik yang dimainkan para pemain lainnya. Tidak aneh, hasilnya beberapa kebijakan di bawah presiden yang mereduksi kebijakan presiden. Setiap kementrian dan lembaga seperti belum paham perihal tutorial menghadapi kondisi krisis. Protokol yang dipegangpun seakan berbeda beda. Kita terkaget kaget ketika mentri sosial membagikan bantuan sosial dengan cara mengumpulkan massa. Puluhan wartawan membidikan kameranya dalam kondisi berdempet dempetan. Padahal dalam protokol sangat terang benderang perihal physical distancing. Simbolisasi penyerahan bantuan nyaris dilakukan oleh para pejabat. Polanya sama. Massa berkumpul. Jurnalis meliput dekat dekat. Pihak keamanan ikut mengamankan. Bukan membubarkan. Di sisi lain ada fragmen yang menggambarkan bagaimana tegasnya aparat ketika menutup jongko jongko pedagang pinggir jalan. Di Kota Cirebon seorang pedagang, menumpahkan kemarahannya. Gegara toko baru dibuka petugas meminta untuk tutup. Kejadian ini bukan hanya terjadi di satu kota. Tetapi di beberapa daerah mengalami hal serupa.

Perihal ego sektoral dalam kondisi pandemi akan menjadi parasit. Karena setiap lembaga akan melakukan sendiri langkah penanganan dengan protokol yang mereka miliki sendiri. Padahal ingatan kita belum hilang, saat para mentri dipilih Jokowi sebagai presiden. Tidak ada visi mentri yang ada visi presiden. Pesan Presiden itu jelas, sangat tegas dan sangat komunikatif. Pilihan diksinya tepat. Tetapi yang terjadi kini adalah setiap lembaga seperti ingin terlihat bekerja paling depan. Paling pertama. Paling dominan. Akan menjadi pelipur jika aksinya tidak dengan birokrasi yang memanjang. Gugus tugas yang selama ini menjadi lembaga khusus penanganan convid 19 pun mengaku beberapa kali tak diajak kordinasi. Salah satunya dengan rencana kebijakan Kementrian Pendidikan yang tengah mengkaji membuka ruang ruas kelas pada Juli. (Detik.com. 10 Mei 2020). Peran gugus tugas pun selama ini yang terlihat hanya sebagai tukang rekap jumlah penderita corona.

Untuk memutus ego sektoral ini tentu peranan Bapak Presiden selaku menjadi penting. Presiden dalam kondisi seperti ini harus menunjukan bahwa presiden memiliki legitimasi rakyat. Maka orientasi kebijakannya untuk harus mendengar pesan pesan normatif dari masyarakat. Dalam konteks pandemi maka sumber informasi terpercaya adalah Ikatan Dokter Indonesia. Agamawan. Bukan pertama kali mendengar para politisi. Publik kini menunggu ketegasan presiden. Himbauan dan segala kebijakan Presiden dalam kondisi seperti ini tak boleh multi tafsir. Berperang dan Berdamai dengan Corona adalah Diksi yang multitafsir. Masyarakat menunggu perintah yang jelas dan tegas. Jika himbauan, perintah dan kebijakan sudah dikeluarkan maka lingkaran istana adalah kelompok pertama yang wajib memberi contoh. Pemutusan ego sektoral ini juga akan berbanding lurus dengan mengembalikan legitimasi kuasa dalam rengkuhan presiden. Hal ini penting karena ada kesan di masyarakat presiden gamang dan dikendalikan oleh kelompok tertentu. Ini juga akan mengembalikan kewibawaan pemerintah di mata publik. Presiden perlu menunjuk Acting Chief of Information Officer (CIO). Peran CIO ini yang akan bisa mengimplementasikan program komunikasi yang mengarah pada confidence building (membangun kepercayaan) dan bukan sekedar to inform (memberi informasi).

Karena sejatinya komunikasi itu untuk meyakinkan publik. Dalam situasi apapun. Demi pesan tersampaikan secara meyakinkan bukan hanya terletak pada apa pesannya. Tetapi lebih pada siapa dan bagaimana cara penyampaianya. Jika komunikator tak meyakinkan, maka audience akan abai. Bangsa kita kini sudah mendekati pada bangsa yang abai atas himbauan ujaran dari para pemegang kebijakan. Jika kondisi seperti ini terus dibiarkan tentu tidak akan menguntungkan untuk bangsa. Harus ada langkah langkah strategis yang bisa dilakukan agar segala macam kontradiksi komunikasi tidak lahirkan masyarakat yang abai. Tentu kita tidak ingin ada gerakan Satyagraha ala Gandhi saat rakyat melakukan perlawanan berupa pembangkangan sipil (civil disobedience), boikot dan passive resistance.

Kontradiksi komunikasi ini bisa dimaknai sebagai upaya menolak pesan verbal atau memberi makna yang lain terhadap pesan verbal. Sikap penolakan ini banyak ditunjukan oleh beberapa kelompok masyarakat sekarang. Apalagi dari kelompok yang memang memiliki luka sejarah saat pemilihan presiden. Penolakan ini tentu tidak untuk dilawan. Tetapi cukup dikendalikan. Bukan dengan membuat kebijakan yang menambah amunisi ketidaksukaan terhadap rezim. Salah satunya presiden bisa meminta kepada para anggota DPR untuk menghentikan pembahasan aneka RUU. RUU Omnibuslaw, RUU Pemasyarakatan hingga RUU KUHP. Karena upaya yang tengah dilakukan oleh para anggota DPR ini melawan arus utama yang menolak disyahkannya Rancangan Undang Undang yang dianggap kontroversial tersebut.

Melihat perkembangan yang terus terjadi, kontradiksi komunikasi ini sudah berubah menjadi ambivalensi komunikasi. Karena jika sekedar terjadi kontradiksi hanya sebatas perbedaan diksi saat menyampaikan opini ke masyarakat. Tetapi kini bukan hanya terjadi perbedaan pilihan diksi, tetapi sudah terjadi perbedaan kebijakan yang berujung dengan perbedaan eksekusi. Ketika ambivalensi ini terjadi tentu yang paling dibuat kebingungan adalah publik dan aparat yang ada di bawahnya.

Untuk memutus kontradiksi komunikasi juga bisa dilakukan dengan cara penyampain pesan pesan optimisme dalam menghadapi pandemic. Tetapi saat menyampaikan pesan tentu struktur untuk mendukung optimism itu sudah dilakukan oleh pemberi pesan. Konkritnya dalam kondisi seperti ini pemerintah mengajak warga untuk saling dukung antara sesama anak bangsa. Maka pemerintahan idealnya menggelorakan beli produk domestik dan konsumtif dari dalam negeri. Secara bersama sama gotong royong itu diorkestrasi oleh pemerintah. Dalam kacamata Mahatma Gandhi upaya ini sebagai menggelorakan Swadesi. Karena secara sosiologis masyarakat Indonesia dikenal sebagai masyarakat yang mudah membantu. Persaudaraan mudah membuhul. Tinggal mencari orang yang menggerakannya secara nasional. Itu sejatinya bisa dilakukan oleh presiden.

Masyarakat masih mempercayai rezim saat ini. Minimal menurut beberapa survei. Tetapi kepercayaan ini tentu harus dibayar dengan upaya pemerintah untuk terus memperbaiki kinerja dan wibawanya.

Abdul Jalil Hermawan

Jurnalis. Dosen Prodi Ilmu Komunikasi UGJ Cirebon.

Advertisement

Berita Terbaru

Advertisement
Advertisement

You May Also Like

Politics

KUNINGAN (MASS) – Menanggapi pernyataan Ketua DPC PDIP Kabupaten Kuningan, Nuzul Rachdy, S.E., yang menyebutkan beberapa hal terkait isu gagal bayar, Abdul Jalil Hermawan,...

Netizen Mass

KUNINGAN (MASS) – Ada banyak harapan disematkan. Kepada para calon pimpinan daerah. Bupati dan Walikota. Harapan yang tersemat itu begitu logis. Karena proximity-kedekatan Pimpinan...

Politics

KUNINGAN (MASS) – Sosok H Rokhmat Ardiyan, anggota DPR RI terpilih dari Partai Gerindra, tak lepas dari isu-isu politik daerah. Pasalnya, dengan perolehan salah...

Netizen Mass

KUNINGAN (MASS) – Untuk jadi Bupati harus punya apa? Sering disampaikan harus punya kapabilitas. Akseptabilitas. Popularitas. Termasuk isi tas. Kapabilitas dimaknai sebagai manusia All...

Headline

KUNINGAN (MASS) – Merebaknya isu H Rokhmat Ardiyan (caleg DPR RI) hendak mencalonkan Bupati Kuningan, mendapat jawaban dari Ketua Tim Pemenangan HRA, Abdul Jalil...

Politics

CILIMUS (MASS) – Paska pendaftaran calon presiden pasangan Prabowo dan Gibran Rakabuming tim pemenangan pasangan ini di Kabupaten Kuningan langsung tancap gas. Salah satunya...

Politics

KUNINGAN (MASS) – Mantan Ketua Bawaslu Kuningan, Abdul Jalil Hermawan, didaulat menjadi bagian Ketua Tim Pemenangan Caleg DPR RI Jabar X, H Rohkmat Ardiyan...

Politics

KUNINGAN (MASS) – Bawaslu Kabupaten Kuningan meminta KPU untuk tidak melakukan pelantikan PPS terlebih dahulu. Pasalnya, belasan anggota PPS (Panitia Pemungutan Suara) yang tersebar...

Nasional

JAKARTA (MASS) – Mentri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN RB) Republik Indonesia, Thahjo Kumolo tutup usia hari ini, Jumat (1/7/2022) sekitar pukul...

Netizen Mass

KUNINGAN (MASS) – Bahwa Coup de Grace menurut etimologi adalah merupakan serangan langsung terhadap negara (Pukulan terhadap negara) atau peristiwa yang mengguncangkan sistem. Maksudnya?...

Netizen Mass

KUNINGAN (MASS) – Tak terasa pemilihan umum akan segera datang. Walaupun masih 1,5 tahun lagi, tetapi banyak partai baru yang bermunculan. Terutama untuk memperkenalkan...

Health

KUNINGAN (MASS) – Berikut adalah jadwal vaksinasi covid-19, Senin – Sabtu (14-19/3/2022) yang tersebar di kecamatan-kecamtan yang ada di Kabupaten Kuningan.

Headline

KUNINGAN (MASS)- Warga Kuningan yang memasang spanduk selamat datang kepada Presiden Jokowi ternyata dicopot. Hal ini karena dinggap melanggar aturan.Spanduk yang diperbolehkan adalah yang...

Government

KUNINGAN (MASS) – Selain peresmian Bendungan Kuningan, Presiden Jokowi berencana meresmikan/meninjau relokasi perumahan bagi warga terdampak bendungan. Relokasi perumahan masyarakat Desa Kawungsari dan Randusari...

Government

KUNINGAN (MASS) – Adanya kunjungan Presiden RI Jokowi ke Kabupaten Kuningan membuat semua pihak dibuat sibuk karena tentu harus memberikan rasa aman. Dari informasi...

Government

KUNINGAN (MASS) – Selasa tanggal 31 Agustus 2021 Presiden Jokowi akan ke Kabupaten Kuningan. Ada tiga agenda dalam kunjungan ke kota yakni mininjau vaksinasi,...

Government

KUNINGAN (MASS) – Melihat jumlah warga masyarakat yang terdampak Covid-19 makin bertambah, Polsek Darma Polres Kuningan melakukan pembagian 50 paket sembako kepada sejumlah warga,...

Government

KUNINGAN (MASS)- Bapak/Ibu/Sahabat warga Kabupaten Kuningan Sebagai bagian dari upaya percepatan penanganan pandemi COVID-19 di Indonesia, Badan Pusat Statistik (BPS) menyelenggarakan – Survei Perilaku...

Headline

KUNINGAN (MASS) – Ganasnya covid-19 di Kabupaten Kuningan membuat 102 orang meninggal dalam kurun waktu 28 hari. Yang terbaru adalah adik kakak yang bekerja...

Government

KUNINGAN (MASS) – Kasus positif covid-19 di Kabupaten Kuningan tidak berhenti. Hal ini membuat banyak pihak terkadang putus. Penyebab naiknya kasus karena warga Kuningan...

Netizen Mass

KUNINGAN (MASS)- Saya sebenarnya tidak ingin mengeluarkan unek-unek ini. Namun, melihat banyak yang komen di medsos bahwa kapan kegiatan belajar mengajar secara tatap muka...

Government

KUNINGAN (MASS)- Untuk update kasus positif covid-19 Senin (18/1/2021) di Kabupaten Kuningan terjadi lonjakan luar biasa. Hal ini bisa dibuktikan , kasus positif naik...

Headline

KUNINGAN (MASS) – Meninggalnya satu orang warga Gunungkarung Kecamatan Luragung pada tanggal 8 November berbuntut panjang. Pasalnya, hasil lab menunjukan kalau almarhum terpapar covid-19....

Netizen Mass

KUNINGAN (MASS) – Assalamualaikum wr.wb Dengan banyaknya pertanyaan terkait kondisi kesehatan saya, dengan ini saya sampaikan bahwa Betul sy telah terpapar covid 19. Kronologisnya...

Netizen Mass

KUNINGAN (MASS)-  Pandemi Covid-19 adalah penyakit yang sudah menyebar hampir ke seluruh dunia yang dinyatakan oleh WHO (World Health Organization), termasuk Indonesia. Pandemi Covid-19...

Government

KUNINGAN (MASS) – Setelah tiga hari tidak ada kenaikan kasus positif corona, hari ini terjadi kenaikan empat kasus. Namun kenaikan itu bukan dari kluster Ponpes...

Government

KUNINGAN (MASS) – Kenaikan 19 kasus pada update Sabtu (3/10/2020) ternyata ada tiga orang dari BRI Cabang Kuningan. Sementara yang 11 seperti sudah disebutkan...

Government

KUNINGAN (MASS)- Semua dibuat kaget ketika ada penambahan 14 kasus covid-19 baru di Kabupaten Kuningan. Hal ini diketahui dari Update Selasa (22/9/2020). Dengan terjadi...

Government

KUNINGAN (MASS)- Rabu (9/9/2020) puluhan personil Polres Kuningan mengawal salah satu pesepeda yang bernama Abah Opik. Ternyata pria yang berumur 54 tahun itu tengah...

Advertisement