KUNINGAN (MASS) – Bagi mahasiswa tingkat akhir, salah satu momen yang ditunggu adalah digelarnya pelaksanaan KKN.
Namun tahun ini, mahasiswa harus menerima bahwa kenyataannya berbeda. Pasalnya, karena covid, banyak kampus yang memilih menggelarnya secara daring, dalam jaringan, online.
Di Kuningan pun demikian. Salah satunya KKN yang dilaksanakan Uniku. Dimana, hampir semua kegiatannya dilakukan secara daring.
Salah satu mahasiswa yang melaksanakan KKN dalam jaringan Rafi R Ramadhan mengaku secara pribadi merasa ‘ada sedihnya’ melakukan KKN dalam jaringan.
Karena tentu saja, dirinya akan melewatkan cerita dan pengalaman mengabdi di masyarakat secara langsung, tidak seperti kakak tingkatnya.
“Tentu beda (rasanya, red), tapi ya maklum. Ini (wabah pandemi) kan bukan sesuatu yang bisa atur,” ujarnya pada kuninganmass.com beberapa waktu lalu.
Meski begitu, Rafi, yang kini diamanahi sebagai ketua kelompok 30 di Desa Bunigeulis Cigandamekar tetap optimis untuk tetap menjalankan tugas mahasiswa dalam KKN, meski harus dalam jaringan.
“Tetap semangat. Meski sulit, dan gak ada yang mau juga kayak gini. Tapi tetep jadilah mahasiswa yang bisa berkontribusi sebagai agen of change dan agen of control,” pesanya untuk rekan-rekan lainnya yang senasib, KKN daring.
Dituturkan lelaki asal Citangtu tersebut, tahun ini kampusnya mengusung program KKN yang berfokus pada digitalisasi produk.
Dirinya bersama anggota kelompok lainnya, terus berinovasi dengan memperbanyak varian, serta memperluas pemasaran melalui digital. Baik itu via medsos, maupun marketplace.
“Di Desa Bunigeulis Kecamatan Cigandamekar ini, masyarakat sudah punya produk unggulan Keripik Pisang Mutiara. Kita akan bantu untuk pasarannya. Mudah-mudahan KKN ini, outputnya tetap dapet, membantu masyarakat,” ungkapnya. (eki)