KUNINGAN (Mass) – Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) mengapresiasi kegiatan turnamen multi even yang diadakan Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Kabupaten Kuningan. Apresiasi itu diberikan atas kinerja pimpinan baru selama 100 hari kerja, yang sukses menggelar beragam kegiatan yang dikemas dalam Turnamen Multi Even, Senin (24/4).
“Pak Kadis selamat karena dalam 100 hari ini sudah bisa melaksanakan apa yang kita sebut turnamen multi even, yang kita ketahui sebenarnya disini kita lihat bahwa seluruh olahraga dalam arti baik pembudayaan olahraga, baik olahraga prestasi dan juga kepemudaan, tergabung menjadi satu bahkan bersama dengan pariwisata. Kami sangat mengapresiasi apa yang dilaksanakan Disporapar hari ini, semoga berjalan lancar dan sukses,” ucap Deputi Bidang Pemberdayaan Olahraga Kemenpora Dr Bayu Rahardian saat memberikan sambutannya.
Dikatakan, salah satu program pemberdayaan olahraga di Kemenpora ada yang disebut program dari desa ke desa. Antara lain yakni Ayo Olahraga, dan Kuningan termasuk salah satu daerah yang dilewati dengan program Gala Desa.
“Pemberdayaan Olahraga ini, salah satunya yakni untuk membangun karakter bangsa, melalui olahraga bahkan pembinaan pemuda diharapkan bisa membangun bangsa lebih baik kedepan,” ungkapnya.
Sementara Bupati Kuningan H Acep Purnama SH MH menuturkan, Kuningan merupakan salah satu daerah yang memiliki potensi kepemudaan khususnya pada bidang olahraga. Bahkan sejumlah even kompetisi olahraga baik tingkat provinsi maupun nasional, atlet muda Kuningan bisa menorehkan prestasi terbaiknya.
“Tak hanya itu, bahkan salah satu karang taruna kami pernah mendapatkan peringkat pertama tingkat nasional di bidang pemberdayaan. Kami waktu itu bersama juga dengan Karang Taruna Medal Jaya bekerjasama dengan salah satu PT Multi Adi Perkasa, yang memiliki Star Bucks itu, membuat sebuah program pemberdayaan kepemudaan dengan nama Rajab (Rumah Belajar Anak Bintang),” terangnya.
Pendampingan pembelajaran itu kata Acep, dilakukan selama kurang lebih 5 tahun, untuk mencetak 100 siswa-siswi dari desa bersangkutan agar terbentuk karakter kewirausahaannya, sekaligus dalam kemampuan berbahasa inggris. (andri)