CILIMUS (MASS) – Suasana penuh kekeluargaan terasa dalam kegiatan Temu Alumni Pondok Pesantren Husnul Khotimah yang digelar pada Sabtu (20/9/2025) siang bertempat di QQ Resto Bandorasawetan Kecamatan Cilimus. Acara yang dimulai pukul 13.00 WIB itu mempertemukan para alumni lintas generasi yang kini mengabdikan diri di bawah naungan Yayasan Husnul Khotimah, baik sebagai guru, ustadz maupun pegawai di berbagai divisi.
Menurut Ketua Panitia, Ust. Iyan Mulyana, M.Pd. peserta yang hadir adalah alumni yang saat ini bekerja dan berjuang bersama di pesantren. “Tujuannya untuk memperkuat ukhuwah, agar kita lebih solid lagi sebagai sesama alumni,” ujarnya dalam sambutan.
Ia menambahkan, forum ini bukan sekadar temu kangen, tetapi juga wadah untuk mengokohkan peran alumni. “Ke depan, forum ini bisa menjadi sarana pengokoh ikatan alumni dan berkontribusi sesuai kompetensi untuk yayasan maupun pesantren, serta alumni lebih terorganisir untuk berkiprah di masyarakat,” imbuhnya.
Data menunjukkan, hingga kini alumni Husnul Khotimah telah mencapai 8.862 orang, dengan 56 diantaranya aktif berkhidmat langsung di pesantren. Jumlah ini dipandang sebagai potensi besar untuk memperkuat keberlanjutan perjuangan dakwah dan pendidikan.
“Kontribusi alumni harus semakin nyata dan dirasakan. Warna Husnul Khotimah ke depan, semoga banyak diwarnai oleh kiprah alumni. Inilah yang akan membuat keberadaan kita semakin vital di pesantren,” seru Iyan.
Acara semakin hangat ketika Kepala Divisi Humas dan Dakwah (HUDA), KH. Imam Nur Suharno, M.Pd.I, menyampaikan tausiyah. Dalam tausiyahnya, ia memperkenalkan sebuah gagasan besar bernama KATANA – akronim dari Kasbul Ma‘isyah (profesional dalam bekerja), Tanmiyatul Kafa’ah (pengembangan kompetensi), dan Nasyrud Da’wah (penyebaran dakwah).
“Alumni Husnul Khotimah harus masuk ke dalam kendaraan KATANA. Inilah wadah perjuangan agar kita tetap terikat dengan semangat dakwah dan tarbiyah yang diwariskan para muassis,” tegasnya.
Dengan gaya khasnya, Imam mencontohkan bahwa alumni tidak boleh hanya sibuk dengan aktivitas masing-masing, tetapi harus tetap bersatu dalam satu barisan. “Kita ini anggota keluarga besar. Jangan sampai ada yang di luar KATANA. Kalau kita satu kendaraan, insya Allah perjalanan kita akan lebih terarah dan kuat,” ungkapnya disambut anggukan para peserta.
Imam juga mengingatkan kembali empat wasiat penting dari para muassis Pesantren Husnul Khotimah. “Yang pertama adalah fahmul Islam fahman shahihan – memahami Islam dengan pemahaman yang benar. Kedua, al-‘amal lil Islam – beramal untuk Islam. Ketiga, ad-dakwah Ilal Islam – dakwah kepada Islam. Keempat, at-tarabuth ma’a man amila lil Islam – koneksi dengan orang-orang yang beramal untuk Islam,” paparnya.
Ia menegaskan bahwa wasiat tersebut bukan sekadar nasihat, melainkan amanah yang harus dijalankan oleh setiap alumni. “Kalau ini kita pegang bersama, insya Allah alumni Husnul Khotimah akan menjadi kekuatan yang dahsyat untuk pesantren, umat, dan bangsa,” tambahnya.
Selain tausiyah dan pemaparan, acara juga diisi dengan sesi diskusi dan sharing pengalaman. Para alumni diberikan kesempatan untuk menyampaikan aspirasi, gagasan, bahkan keluh kesah yang kemudian direspons langsung oleh pihak divisi terkait.
Acara ditutup dengan doa bersama, penuh rasa syukur dan optimisme. Semangat yang sama terpatri, bahwa alumni Husnul Khotimah bukan hanya kenangan masa lalu, tetapi juga penggerak masa depan. “Kalau Gontor bisa besar karena alumni turut berkontribusi, maka Husnul Khotimah pun bisa. Tinggal bagaimana kita, alumni, mengambil peran lebih banyak lagi,” pungkas Imam. (didin)
