KUNINGAN (MASS) – Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) belakangan jadi banyak diperbincangkan di Kuningan.
Banyak yang menyangka, dari keluarga penerima manfaat, yang akan dicairkan berupa uang karena sempat membuat ATM.
Seperti yang juga dialami Yeti, warga Cirendang yang masuk dalam penerima BPNT tahun ini.
“Awalnya di data di kelurahan, suruh bikin rekening (ATM) BNI,” jawabnya saat diminta bercerita kronologis, Senin (7/9/2021) malam.
Dirinya mengira, juga dari kabar-kabar yang diterimanya, bantuan BPNT ini pencairannya berupa uang tunai.
Namun, menjelang pencairan ATM malah dipinta mengatasnamakan pihak kelurahan.
Tidak hanya ATM, yang dipinta juga dengan PIN untuk akses ATM-nya. Saat itu, dirinya sempat merasa aneh karena harusnya PIN bersifat rahasia.
Yeti bertanya, apakah tidak bisa dicairkan masing-masing. Dan jawaban yang diterimanya, tidak bisa cair kalau penerima sendiri.
Yeti sendiri mengaku tidak tahu menahu prosedur jelasnya karena penerima baru. Namun terakhir, pencairan ternyata bukan berupa uang.
Dari hitungan jatah 5 bulan pencairan BPNT, Yeti menerima bantuan sudah dalam bentuk sembako seperti 5 karung beras berat 10kg/karung, telur sekitar 2,5kg, buah pir sekitar 1,5kg, 2 ekor daging ayam, daging sapi sekitar 1kg dan kacang merah sekitar 3kg.
Bukan hanya di Kecamatan Kuningan, keluhan serupa, juga dikemukakan penerima BPNT di Kecamatan Jalaksana.
Kala dikonfirmasi, Kadinsos Dudi Budiana hanya menjawab normatif. Soal dikumpulkan kartu, mungkin takut penerima ada yang gaptek.
“Kalau BPNT pasti tidak akan tunai, tapi berupa sembako. Mereka yang menerima ini adalah baru. Total alokasi 5 bulan terhitung Mei-September. Tidak tahu apakah nanti dapat lagi atau tidak,” ujarnya.
Diterangkan, penerima baru ini merupakan warga yang terdampak covid-19. Total sekitar 50 ribu lebih KK. (eki)
San
9 September 2021 at 09:09
Jdi prosuder yg sebener y seperti apa.