KUNINGAN (MASS)- Pernyataan Ketua DPC PDI Perjuangan Kuningan Rana Suparman terkait kekalahan di Kecamatan Ciawigebang, karena Ketua PAC sibuk dengan jabatan Plt Bupati langsung disikapi serius oleh para pengurus PAC Ciawigebang.
Para pengurus berkumpul dan angkat bicara dengan pernyataaan sang ketua tersebut. Menurut mereka pernyataan yang menyudutkan Ketua PAC Dede Sembada itu dinilai tidak tepat dan juga memperkeruh suasana ditengah euforia PDIP pasca memenangkan pasangan AR dalam Pilbup.
“Perlu diketahui pada saat sosialisasi dan konsolidasi di wilayah Ciawigebang saya yang bertanggungjawab, karena Pak Dede menjabat Plt Bupati, maka jabatan Plh PAC Ciawai saya yang menjalankan,” ujar Nana Sudarna mengawai cerita kepada kuninganmass.com, Jumat (29/6/2018).
Sesuai instruksi DPC dan juga instruksi sebelum ketua menjadi Plt Bupati, pihaknya melakukan berbagai upaya sosialisasi ke masyarakat agar pasangan AR menjadi pilihan warga.
Upaya itu dilakukan secara maksimal, dan pengurus anak ranting dan ranting berkerja siang malam untuk menjalankan instruksi partai. Dan hasil yang diperoleh saat ini merupakan hasil paling maksimal.
“Kalau Ketua tidak menghargai jerih payah kami dan juga hasilnya, maka pasangan AR tidak akan menang Pilbup. Meski kami kalah, suara yang kami peroleh cukup bagus. Kami hanya kalah sekitar 3 ribu suara,” tandas Nana yang diamini oleh tujuh pengurus lainnya.
Perlu diingat ada tujuh desa dari jumlah 24 desa yang dimenangkan pasangan AR. Adapun ketujuh desa itu adalah Gresik, Pamijahan, Ciomas, Sukadana, Sukaraja, Padarama, Cigaruggak dan Mekarjaya.
Faktor penyebab kekalahan pasangan AR di Ciawi lanjut dia, karena ada calon bupati asal Ciawigebang. Calon tersebut pasti akan berkerja semaksimal mungkin untuk menjadi pemenang.
“Intinya sekarang tidak perlu diramaikan seperti itu, karena kami juga tahu apa yang harus dilakukan. Seharusnya apa yang diraih kami dihargai dan kalau pun ada yang kurang mari kita evaluasi secara internal jangan diumbar ke publik,” tandas warga Desa Gresik itu.
Ia juga menyooiti masalah Dede Sembada. Kalau pada saat menjadi Plt Bupati, Desem sibuk mengurus partai tentu jelek di masyarakat karena tugas Plt adalah itu mengayomi seluruh masyarakat.
“Justru kalau Pak Desem tidak berkerja selama menjabat Plt, maka roda pemerintahan di Kuningan tidak akan berjalan baik. Ia pun melaksankan instruksi partai, maka hargailah beliau. Ingat kalau satu pengurus diserang yang sakit hati semua, ini bahaya!” tandasnya yang mempertanyakan kenapa hanya Ciawi yang disorot, padahal yang lain seperti Jalaksana juga kalah.
Pada kesempatan itu, Nana juga menyoroti masalah KTA-nisasi Desem di PKS, pihaknya meminta jangan diterus diumbar karena sudah beres dan Desem tidak merasa pernah melakukannya.
“Saya tahu loyalitas Ketua PAC kepada PDIP. Apapun kondisi hingga saat ini masih merah,” pungkasnya.(agus)