KUNINGAN (Mass) – Sejumlah Billbord bergambar M Ridho Suganda SH MSi yang lebih akrab disapa Edo menuai reaksi dari kader internal PDI Perjuangan. Kali ini, reaksi itu dilontarkan pengurus DPC PDIP Kuningan Yanto Sugiyanto yang tak lain mantan Anggota DPRD Kuningan.
“PDIP tidak melarang, malah terbuka bagi siapapun yang akan mencalonkan bupati/wakil bupati, pasti PDIP juga nanti ada surat menyurat, ada wadah interupsi dari DPP dan DPD melalui DPC nya. DPC nantinya akan melakukan sosialisasi melalui Rakercab mengenai penjaringan bupati/wakil bupati, kalau misalnya sekarang Edo yang konon katanya anggota partai, itu sudah mulai ya silahkan aja, tapi jangan dulu bicara masalah institusi PDIP,” kata Yanto saat memberikan keterangan persnya di Gedung DPRD Kuningan, Selasa (14/3).
Terlebih, dirinya mengaku tidak begitu mengenal sosok Edo yang kini dikabarkan bakal maju di Pilbup melalui PDIP. Bahkan di kesempatan kegiatan institusi kepartaian, dirinya tak sekalipun pernah mengobrol langsung dengan Edo.
“Saya sebagai kader partai gak kenal Edo, dan PDIP itu memang bukan milik saya tapi milik semua struktur partai, semua kader partai, simpatisan partai dan ada mekanismenya. Apalagi katanya UHAS itu sebagai medianya sebagai wadahnya dan AHAS juga, saya kira muka PDIP nya mau dikemanakan, takut nanti kalau dia menang lalu dia diterima dan direkomendasi, lalu institusi partainya ditinggalkan hanya dilirik sebelah mata, itu yang dikhawatirkan saya,” tandasnya.
Dirinya meminta kepada anggota partai, agar para kader partai bersabar terlebih dulu. Sebab, PDIP sampai saat ini belum ada instruksi mengenai penjaringan bupati/wakil bupati.
“Semua kan ada mekanismenya, kecuali kalau misalnya tidak berangkat dari kendaraan PDIP atau partai lain ya silahkan, tapi saya yakin semua partai ada mekanismenya, adapun mau ada pendekatan ya berbaurlah, larut lah bersama-sama dengan kader PDIP. Sebab, PDIP memiliki 32 PAC dengan 300 lebih pengurus ranting, itu kan kendaraannya jelas dari PDIP, mesin partainya jelas, jadi kalau misalkan mau berangkat dari PDIP ya ikuti aturan main partai karena ada mekanismenya,” tegasnya.
Bahkan menurutnya, pemasangan Billbord yang tersebar di sejumlah titik di wilayah Kabupaten Kuningan belum menjadi bagian dari mekanisme partai. Sebab, partai sendiri belum membuka sosialisasi terkait penjaringan pencalonan bupati/wakil bupati, dan itu diluar kepartaian.
“Sebab, sampai saat ini pun belum ada surat mengenai penjaringan bakal calon bupati/wakil bupati. Sekelas Ketua DPC PDIP saja masih diem-diem kok, sekelas Bupati yang mantan Ketua DPRD dan kader PDIP juga masih diem-diem, kok ini sudah mulai akan berangkat dari PDIP, kendaraan yang mana PDIP nya, PDIP cuma satu kendaraannya dipimpin oleh Rana Suparman SSos, dan saya juga loyal kepada Ketua DPRD dan Ketua DPC, jadi ada etika politik lah,” sindirnya.
Sekalipun pemasangan Billbord sudah meminta ijin kepada Ketua DPC PDIP Kuningan, Yanto menilai itu hanya sebatas permintaan secara pribadi. “Saya tau itu secara pribadi, kalau secara institusi selama ini belum ada Edo mengatakan ijin ke DPC, ijin dulu kulonuwun dulu baru Edo mau berbuat apapun mangga,” pungkasnya. (andri)