KUNINGAN (MASS) – Beberapa hari yang lalu Kabupaten Kuningan mendapatkan penghargaan Kabupaten Layak Anak (KLA) 2019 untuk kategori Pratama dari Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan anak (PPPA) RI. Pada malam penganugerahan KLA tahun 2019, penghargaan tersebut tentu saja menjadi kebangaan tersendiri bagi Kabupaten Kuningan.
Terlebih lagi untuk mendapatkan penghargaan sebagai Kabupaten Layak Anak dilakukan serangkaian penilaian, verifikasi dan verifikasi lapangan langsung ke titik-titik yang menjadi pertimbangan penilaian, penghargaan kali ini merupakan penghargaan keempat berturut-turut selama empat tahun.
Namun sepertinya Kabupaten Kuningan tidak pernah berbenah dan melakukan evaluasian dari setiap penghargaan yang diraih, sehingga penghargaan yang diraih selama 4 tahun berturut-turut tersebut terkesan hanya dibuat-buat untuk meningkatkan citra Kabupaten Kuningan semata.
Penghargaan Kuningan sebagai Kabupaten Layak Anak seolah Kontras dengan kejadian yang di alami oleh Jodi, anak SD Kelas 1 yang tinggal di rumah kurang layak di desa Marga Bakti Kecamatan Kadugede, dirumah yang kumuh ditengah-tengah kebun tersebut Jodi tinggal bersama neneknya, untuk bersekolah saja Jodi masih mengenakan baju kotor sebelum akhirnya pihak sekolah memberikan seragam baru.
Kejadian tersebut membuat pilu dan mengiris hati, disatu sisi penghargaan telah diraih selama empat tahun berturut-turut namun disisi lain masih ada anak yang menderita dan masih jauh mendapatkan kelayakan dalam bertumbuh kembang di Kabupaten Kuningan, dengan lebel Kabupaten Layak Anak pemerintah harusnya lebih peka lagi untuk terus evaluasi dan melengkapi instrument Kuningan sebagai Kabupaten Layak Anak , bukan malah menampakkan inkonsistennya.***
Penulis: Sandi Yunus
BPH PC IMM Kuningan