KUNINGAN (MASS) – Animo masyarakat soal jalan baru lingkar timur, sangat terlihat. Dibangun di letak geografis yang membelah bukit, jalan ini kerap jadi pilihan untuk ‘wisata’, jadi tempat jajan dan selfie.
Antusiasme itu, ditangkap salah satu pengurus ICMI Kuningan Hidayat Mutaqin sebagai bentuk kebanggan dan kesenangan masyarakat.
Meski turut senang karena animo tersebut, apalagi pengendara juga diuntungkan karena perjalanan jadi cepat, namun kekhawatiran juga muncul. Yakni potensi soal sampah.
“Problem selanjutnya adalah sampah, terutama di bagian tebing. Kira-kira siapa yang akan bertanggung jawab?,” ujarnya baru-baru ini.
Bukan tanpa alasan, jalan baru yang biasa dipakai ‘wisata’ ini belum memiliki seperangkat alat-alat kebersihan seperti tong sampah dan lain-lain. Atau mungkin, memang tidak akan ada, karena dasarnya ini jalan umum biasa.
“Memang sekarang seakan bukan masalah besar. Tapi bisa dilihat, saya juga kan cukup sering juga bolak-balik ya, ternyata tumpukan sampah itu semakin banyak,” sebutnya.
Hidayat mengatakan, sebelum adanya problem yang lebih kompleks kedepan, atau bencana akibat sampah, ada baiknya semua bisa dewasa dan mengerti, serta disiplin untuk tidak nyampah sembarangan.
“Nongkrong seru, jajan, selfie ya wajar, emang pemandangannya enak kok disana. Yang penting kesadaran soal sampahnya tetap ada,” imbaunya.
Bahkan jika memungkinkan, lanjut Hidayat, mungkin perlu adanya semacam tulisan-tulisan himbauan dari pemerintahan agar potensi sampah yang dibawa siapapun, tidak dibuang sembarangan.
Hidayat mengingatkan, jangan sampai ada problem yang lebih serius terlebih dahulu, baru ada reaksi. Harus ada kesadaran bersama, dari berbagai pihak.
“Apa mungkin, bakal disediakan tong sampah ? Atau bakal patroli kebersihan ? Atau harus nunggu ada bencana dulu ?” tanyanya sembari mengingatkan agar semuanya ‘aware’ soal kebersihan. (eki)