KUNINGAN (MASS) – Kita pasti tahu apa itu pendidikan. Pendidikan adalah salah satu pondasi utama dalam memberikan kesempatan seseorang menemukan tujuan hidup di masa depan dan mendorong suatu negara untuk maju.
Ingin pendidikan berkualitas? Tingkatkan guru berintegritas. Semua berawal dari SDM yang memiliki integritas tinggi. Dalam pendidikan, peran seorang Guru sangatlah penting. Maka pendidikan berkualitas berawal dari Guru yang memiliki integritas tinggi.
Apa itu integritas?
Banyak para pakar pendidikan yang menyebutkan pengertian dari integritas. Menurut Muzakkir, M.Ed. Ph.D sebagai pakar pendidikan mengatakan “Integritas adalah suatu sifat profesional didalam suatu keadaan dengan potensi dan kemampuan yang tetap menjunjung tinggi tanggungjawab dan kejujuran”.
Adapun pakar pendidikan lainnya yang membahas tentang guru berintegritas yaitu Lickona, beliau mengatakan “Guru berintegritas adalah guru yang memiliki keteguhan moral dalam mendidik, memperlakukan siswa dengan adil, serta menegakkan nilai-nilai etika dan moral dalam setiap aspek pembelajaran. Guru ini menjadi model yang dapat diikuti oleh siswa dalam hal kejujuran, kedisiplinan, dan tanggungjawab”.
Dari dua orang pakar yang menjelaskan apa itu integritas dan apa itu guru berintegritas. Maka dapat kita simpulkan bahwa guru harus memiliki integritas, yang dimana guru merupakan fasilitator yang harus memiliki jiwa berdedikasi tinggi dalam menanamkan etika dan moral dengan tanggungjawab serta keprofesionalan dalam mengajar dan mendidik.
Bonus demograsi adalah mampu meningkatnya SDM yang berkualitas dan berintegritas. Melangkah sebagai kepedulian kita terhadap mutu pendidikan salah satunya yaitu dengan mewujudkan guru yang berintegritas, sehingga pendidikan di Indonesia memiliki kualitas bukan lagi pada taraf regional, nasional tetapi juga sampai pada taraf internasional.
Dalam pendidikan peran dari guru menjadi tombak utama bahkan perjuangan dan dedikasi seorang guru tidak bisa digantikan. Namun dibalik itu, guru harus memiliki berbagai sifat positif. Seorang guru bukan hanya berperan sebagai fasilitator di dalam pembelajaran, tetapi mampu membentuk kepribadian siswa/siswi yang berkualitas dengan moral yang baik. Selain daripada integritas, guru harus memiliki sifat sabar, kepedulian, inovasi yang menarik, empati, kemandirian dan lain sebagainya.
Dalam menyabut ruang untuk masa depan untuk membangun peradaban yang lebih baik. Kita sebagai penerus bangsa bahkan sebagai calon pendidik harus senantiasa melangkah diluar dari kebiasaan yang dilakukan. Pada konteks ini, kita harus mencoba hal baru. Tidak hanya bergelut dengan kebiasaan yang sering dilakukan, namun berinovasi dengan berbagai hal sehingga nutrisi akademik yang didapatkan mampu menghantarkan kita dalam meningkatkan skill dan potensi untuk masa depan yang lebih baik.
Perkembangan zaman tidak bisa kita hindari. Tetapi keberadaan atau posisi kita saat ini harus mampu beradapsi dengan perkembangan zaman. Jika kita tidak bisa beradaptasi, maka hal buruk yang akan terjadi adalah ketertinggalan untuk berkembang dan maju meraih masa depan yang lebih baik.
Melihat dari isu atau polemik yang terjadi disituasi saat ini khususnya di pendidikan dasar memang perlu diperhatikan dan dapat menjadi bahan evaluasi untuk ke depannya.
Seberapa penting pendidikan dasar?
Tentu sangatlah penting. Pendidikan dasar merupakan jenjang yang menjadi pondasi awal untuk membangun dan mengembangkan karakter bahkan keterampilan serta potensi siswa/siswi untuk melanjutkan jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Sehingga pendidikan dasar menjadi ruh dalam menyuguhkan mutu pendidikan. Pendidikan dasar inilah yang menjadi cikal bakal para ilmuan-ilmuan yang saat ini sudah memiliki banyak pengetahuan bahkan nilai-nilai moral.
Kunci daripada guru yang berintegritas adalah memiliki rasa penasaran yang tidak pernah habis. Meskipun seorang guru sudah pernah sekolah, sudah pernah mengenyam pendidikan hingga level tinggi. Rasa penasaran untuk terus menimba ilmu tidak pernah hilang. Inilah yang menjadi kekuatan seorang guru, yang dimana guru tetap senantiasa terus belajar dan belajar.
Ada pesan untuk para calon pendidik dan yang lainnya yaitu janganlah senang atau merasa puas dengan ilmu yang sudah kita dapatkan di sekolah bahkan kampus dengan durasi 2 jam hingga 3 jam atau lebih. Tetapi hendaklah kita memiliki rasa kurang cukup untuk belajar hanya dengan rentang waktu sekian jam. Namun belajarlah dengan jangka panjang. Kuncinya adalah dengan rasa penasaran yang tidak akan pernah hilang.
Perlu kita ingat selalu, pembelajaran yang dilakukan hanya sekian jam. Maka dengan waktu seperti itu, tidak akan cukup. Mengapa demikian?
Didalam hidup, kita akan menghadapi level yang lebih tinggi. Maka dengan rasa penasaran yang tinggi, hal ini akan membangun jiwa kita untuk siap dalam menghadapi situasi yang akan datang bahkan dalam situasi denting sekalipun.
Pasti kita sudah tidak asing lagi dengan “Indonesia Emas 2045”. Yah benar, lalu apa yang harus kita lakukan??
Dalam menghadapi Indonesia Emas 2045, banyak hal yang perlu kita lakukan salah satunya adalah pengembangan skill dan potensi secara step by step. Dengan langkah yang dilakukan secara sistematis ini, maka selangkah demi selangkah kita pun dapat menciptalan SDM termasuk para calon pendidik yang berkualitas dan berintegritas.
Indonesia adalah negara kesatuan. Jangan sampai Indonesia menjadi pasar dan hanya sebagai penonton, melainkan Indonesia harus berperan.
SDM dalam suatu negara adalah pondasi. Dimana ada negara disanalah ada penggeraknya. Namun majunya suatu negara tergatung SDM, apakah SDM itu berkualiats atau tidak. SDM berkualitas maka negara maju, SDM tidak berkualitas apa yang akan terjadi disuatu negara tersebut? Itu semua ada ditangan kita. Jadilah SDM yang berkualitas dengan segala skill dan potensi.
Pendidikan tidak akan jauh dari yang namanya konektivitas keilmuan. Kita mampu meningkatkan kualitas pendidikan dengan konektivitas keilmuan. Dalam hal ini, ketika kita memiliki bidang keilmuan terkait teknologi maka jangan menutup untuk melakukan keilmuam dibidang lainnya.
Sebagai calon pendidik, alangkah baiknya dalam pengembangan skill adalah tidak berpatokan dengan satu keilmuan. Namun harus dapat berperan dibidang keilmuan lainnya. Ketika memiliki kemampuan diberbagai bidang keilmuan, maka kita mampu menyesuaikan dengan kata lain fleksibilitas keilmuan bahkan dapat dikategorikan SDM yang multitalenta.
Peran dari seorang guru salah satunya adalah mengajar. Ada hal yang sangat perlu diperhatikan oleh guru ataupun calon guru yaitu dalam proses pembelajaran.
Apa yang menjadi hal penting dalam proses belajar serta materi pembelajaran dapat dengan mudah diserap oleh siswa/siswi?
Dalam proses pembelajaran perlu kiranya menerapkan media yang menarik bahkan kombinasi dengan berbagai metode pembelajaran. Hal ini bukan hanya sebagai citra. Namun dengan adanya media serta metode yang beragam, suasana kelas akan terasa nyaman dan proses pembelajaran akan berjalan sesuai dengan rencana dengan tujuan dari pembelajaran mampu tercapai dengan baik.
Lalu bagaimana dengan kasus-kasus yang marak terjadi saat ini salah satunya terjadi kekerasan, perundungan/bullying di sekolah?..
Sangat miris sekali dengan kasus yang sering terjadi yaitu kekerasan di dunia pendidikan. Kekerasan antara siswa dengan siswa, kekerasan antara siswa dengan guru. Ini adalah PR untuk semua kalangan, baik para petinggi pendidikan, guru, orang tua bahkan masyarakat.
Tindakan kekerasan apalagi yang terjadi di jenjang pendidikan dasar. Dimana semestinya pendidikan dasar adalah tempat pertama yang membangun serta mengembangkan skill dan potensi bahkan penanaman karakter siswa, namun jadi tempat terjadinya kasus kekerasan sesama teman bahkan siswa terhadap guru.
Maka langkah atau strategi yang dapat dilakukan sebagai seorang guru atau calon guru harus piawai masuk ke dalam dunia siswa/siswi begitupun sebaliknya, siswa/siswi mampu masuk ke dalam dunia guru.
Dalam konteks pendidikan karakter juga perlu diingat bahwa hal ini tidak hanya dilakukan oleh guru saja. Melainkan oleh orang tua sebagai guru di rumah. Adanya kerjasama antara guru dan orang tua adalah kekuatan dalam mendidik, baik ilmu pengetahuan bahkan sampai dengan pendidikan moral atau karakter.
Lalu dalam proses pembelajaran, maka perlu adanya kepiawaian dari seorang guru membangun suasana kelas sebelum memasuki proses penerimaan atau trasfer ilmu pengetahuan sesuai dengan materi ajar.
Ketika siswa/siswi sudah berhasil masuk ke dalam dunia guru, maka guru dapat memulai menyampaikan materi pelajaran dengan media dan metode yang beragam. Disamping itu bahkan guru harus mampu memberikan materi ajar atau mata pelajaran yang menyangkutpautkan dengan sikap atau penanaman moral.
Hal ini jika sering dilakukan, maka setidaknya dapat mengingatkan siswa bahwa tindakan baik itu seperti apa, dan tindakan yang harus dihindari itu sepertu apa.
Mari tingkatkan integritas untuk pendidikan yang berkualitas…..
Penulis: Deliya Anitiara Rufikah, Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Kuningan