KUNINGAN (MASS) – Kuningan sebagai Kabupaten Pendidikan telah menjadi tagline populis masa lalu yang tidak jelas ujung pangkalnya. Kuningan ‘menuju Kabupaten Pendidikan’ menjadi jalan tengah atas ketidaktercapaian parameter Kabupaten Pendidikan. Tidak ada yang salah dari kedua gagasan itu. Memang pemimpin harus memiliki pemikiran visioner, melampau pemikiran kebanyakan orang. Namun, perlu diingat pula, bahwa lokomotif yang dikendalikan oleh masinis tetap memperhitungkan kekuatan rangkaian gerbong di belakangnya. Sehingga, semua rangkaian dapat terbawa dan jadilah kereta api, kita menyebutnya.
Pendidikan Adaptif, Inovatif, Transformatif
Kuningan, tempat tinggal kita tercinta, sebentar lagi ulang tahun. Momentum bersejarah ini akan menjadi energi terbarukan untuk bangkit dan terus bangkit di saat lemah lesunya pembangunan Kabupaten Kuningan dalam beberapa tahun ke belakang. Kuningan harus mempersiapkan diri untuk menyambut era baru. Era baru itu hadir dalam bentuk akselerasi teknologi yang memengaruhi semua lini, gaya hidup manusia dalam relasi perubahan itu, pergeseran nilai kehidupan (life values shifting) dalam konteks religuisitas versus modernitas. Tiga perubahan itu tidak sekedar hadir di kehidupan Makro Indonesia akan tetapi di Kuningan itu sendiri menerima dampak itu. Kegagapan dan kekagetan atas perubahan itu akan berakibat pada kekalahan kita bersaing di rumah kita sendiri.
Tentu, pesan besar dari perubahan sporadis itu harus dijawab dengan pendidikan yang adaptif, inovatif dan transformatif. Karakteristik sederhana pendidikan adaptif itu ada pada sisi respon cepat dalam perubahan zaman, tidak alergi dengan perubahan gaya belajar siswa, metode pengajaran guru, maupun perubahan media ajar.
Pendidikan inovatif mendasarkan diri pada nilai-nilai kebaruan sebagai respon dari tantangan pendidikan baru yang tidak terpecahkan dengan formula lama. Sementara nilai transformatif pendidikan dapat ditafsirkan melalui tindakan akseleratif sebagai upaya pengejaran ketertinggalan dari langkah-langkah orang lain yang sudah terlebih dahulu ada di posisi puncak. Benchmarking menjadi salah satu cara untuk mentransformasi kemajuan-kemajuan di pihak lain.
Modal Utama untuk Maju
Pesimis jika Kuningan maju adalah cara pandang dangkal yang harus dihindari. Persepsi parsial terhadap potensi daerah tanpa melalui kajian holistik dan berkelanjutan akan berakibat pada keputusasaan semata. Daya ungkit yang harus dibangun dalam diri kita adalah kekayaan sumber daya alam di Kabupaten Kuningan yang layak untuk menjadi Destinasi Pendidikan yang utama, baik di wilayah Ciayumajakuning, Jawa Barat, Nasional bahkan Internasional. Dukungan geografis menjadi bonus dari Sang Pencipta yang tidak semua wilayah memilinya.
Maka, atas dasar modal besar itu, mestinya pemimpin atau pengambil kebijakan di masa mendatang harus mampu membangun ekosistem yang terintegrasi antara pendidikan dan bisnis. Keduanya berkelindan dalam konteks kemajuan kabupaten Kuningan. Dalam ekosistem itu, kita juga melahirkan SDM handal yang dipersiapkan untuk mengelola potensi-potensi daerah. Sehingga kemajuan Kabupaten Kuningan tidaklah sekadar kebanggaan di kertas dan di angka sementara faktanya para pelaku utama dalam pembangunan itu tidak menjadi solusi atas peningkatan kualitas hidup masyarakat Kuningan itu sendiri.
Kita menunggu calon pemimpin yang punya gagasan hebat ke depan, berani berkolaborasi, dan bertindak cepat di era perubahan.
Oleh: Nanan Abdul Manan
Ketua ICMI ORDA Kabupaten Kuningan