KUNINGAN (Mass) – Sudah tiga pekan sejak jalan nasional di Desa Kawahmanuk Kecamatan Darma Kabupaten Kuningan amblas, kegiatan ekonomi warga masyarakat tersendat akibat akses jalan terputus. Penanganan pun tengah dikerjakan, walaupun hingga saat ini belum dilakukan pemasangan box culvert (gorong-gorong beton bertulang) oleh petugas yang diturunkan dari tim Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) RI.
“Pemasangan box culvert rencananya hari ini, namun mobil Crane masih dijalan belum datang. Tapi hari ini dipasang,” ucap salah seorang petugas lapangan, Gilang saat berbincang dengan kuninganmass.com di lokasi perbaikan jalan amblas, Kamis (9/3).
Bahkan akibat jalan nasional yang terputus, warga desa setempat harus rela berjalan kaki menuju tempat kerjanya karena tidak bisa dilewati angkutan umum seperti biasanya.
“Ya saya harus berjalan selama satu jam, karena dari ujung ke ujung, harus ke sekolah di SDN Paninggaran sedangkan saya rumah cukup jauh harus melewati jalan amblas itu,” kata salah seorang warga setempat, Nani.
Untuk menghemat waktu, dirinya setiap hari harus mengeluarkan biaya sedikitnya Rp10 ribu menyewa ojek. Sebab, jika harus berjalan kaki akan lebih memakan waktu lama lagi dengan jarak yang cukup jauh.
Di tempat yang sama, KBO Lantas Polres Kuningan Ipda Sutarja Fahrudin didampingi Kanit Dikyasa Aiptu Ade Sudrajat terlihat sedang memantau perkembangan pengerjaan jalan tersebut. Sebab, saat ini kendaraan harus dialihkan ke jalur–jalur alternatif yang kondisi jalannya semakin memprihatinkan.
“Untuk sementara kami menganjurkan agar pengendara bisa melewati dulu jalur-jalur alternatif yang disiapkan, yakni diarahkan menuju Desa Parung melalui Gunung Sirah hingga mencapai Cikijing Kabupaten Majalengka. Kalau jalur dari arah Cikijing menuju Kuningan, dianjurkan masuk ke Desa Cipasung kea rah Desa Jagara,” sebutnya.
Pihaknya mengakui, kondisi jalan yang dilalui kendaraan secara terus menerus memang mengakibatkan kerusakan jalan. Padahal, penerapan satu jalur itu dilakukan untuk kelancaran tertib berlalu-lintas di sepanjang jalur alternatif tersebut.
Soal adanya dugaan pungli yang ada di sepanjang jalur alternatit tersebut, pihaknya secara tegas membantahnya. Bahkan, tidak ada indikasi pungli yang kerap dikabarkan sebagian orang.
“Sebenarnya apa yang dikatakan pungli di jalan-jalan alternatif itu tidak ada, justru malah membantu petugas kepolisian untuk mengatur lalu lintas, itu juga kan diberikan sukarela oleh penggunan jalan. Bahkan, itu dimanfaatkan untuk memelihara jalan di jalur-jalur desa secara swadaya oleh masyarakat setempat,” pungkasnya. (andri)