KUNINGAN (MASS) – Ikan Dewa atau dalam bahasa latin bernama Torsoro (Tor douronensis atau Labeobarbus douronensis) merupakan ikan air tawar endemik Jawa dan Sumatera yang memiliki beragam cerita legenda dan mitos di masyarakat. Hal tersebut membuat ikan ini dianggap sebagai ikan keramat oleh masyarakat setempat, tepatnya di Kabupaten Kuningan.
Ikan Dewa ini dikategorikan menjadi salah satu hewan yang langka. Oleh karena itu, Pemerintah Kabupaten Kuningan mengeluarkan Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2009 tentang Pelestarian Satwa Burung dan Ikan, dimana ikan Dewa termasuk salah satunya.
Kini, ikan yang dikeramatkan masyarakat Kuningan sudah dapat dibudidayakan. Hal itu berdasarkan Surat Keputusan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) No: 66/Men/2011.
Ikan yang dikeramatkan sebagian masyarakat ini ternyata bernilai fantastis. Harga satu kilogram ikan Dewa berkisar antara Rp500 ribu sampai dengan Rp2 juta.
Di Kuningan, sudah banyak orang yang membudidayakan ikan Dewa, salah satunya H Supyan di Desa Pasawahan, Kecamatan Pasawahan, Kabupaten Kuningan. Ia mulai membudidayakan ikan Dewa dari 6 tahun lalu.
Menurut keterangan menantu H Supyan, Noval Falahuddin, ikan Dewa ini sangat banyak peminatnya mulai dari dalam negeri hingga luar negeri.
“Peminatnya banyak, bahkan dari luar negeri pernah ada yang mengontak ingin beli ikan Dewa,” kata Noval saat diwawancarai di rumahnya, Kamis (20/7/2023).
Namun, karena fasilitas yang belum memadai dan kebutuhan oksigen ikan Dewa yang besar, ia dan mertuanya belum memberanikan diri menerima pesanan dari luar negeri.
“Sebetulnya ingin kirim ke luar pulau bahkan ke luar negeri, tapi karena ikan Dewa ini cukup rentan, jadi kami belum berani,” tuturnya.
Harga yang ditawarkan H Supyan untuk satu kilogram ikan Dewa mulai dari Rp500 ribu tergantung pada ukuran.
“Paling murah Rp500 ribu. Tergantung satu kilogramnya itu berapa ekor,” lanjut Noval.
Ikan Dewa sudah bisa dipasarkan mulai dari ukuran 15 cm. Namun, untuk mencapai ukuran 15 cm butuh waktu yang lama, bahkan bisa sampai tahunan. (hafidz/mgg)