KUNINGAN (MASS) – Penebangan pohon di wilayah Kuningan timur kerap terjadi. Hal ini dikeluhkan masyarakat di beberapa kecamatan, termasuk Kecamatan Ciwaru. Pasalnya, kalau hutan gundul akan berimbas pada kekeringan dan erosi.
Kades Citikur Kecamatan Ciwaru, R Asep Saputra mengungkapkan, warga desanya mulai mengeluhkan kekurangan air. Ini disebabkan, pohon-pohon yang selama ini berfungsi sebagai penyangga air banyak ditebang.
“Air yang masyarakat Citikur manfaatkan selama ini berasal dari gunung areal RPH Sumber Jaya. Sekarang debitnya mengecil. Ini karena pohon hutannya itu banyak ditebang,” ungkap Asep, Kamis (29/7/2021).
Sekarang ini, imbuhnya, ada pula rencana penebangan pohon. Namun rencana tersebut mendapat reaksi dari masyarakat sehingga ditunda oleh Pemkab Kuningan.
“Keinginan kita sih bukan ditunda tapi distop. Kami menolaknya. Jangan sampai ada lagi penebangan pohon. Karena kalau hutan gundul maka air yang merupakan sumber kehidupan bagi masyarakat Citikur akan hilang,” tandasnya.
Sebetulnya, bukan hanya masyarakat Citikur yang merasa terancam atas penebangan hutan. Tiga desa lainnya mengalami nasib yang sama, seperti Desa Lebakherang, Cilimusari dan Sumber Jaya.
Baca juga: https://kuninganmass.com/tolak-penebangan-pohon-kayu-di-hutan-negara/
“Kalau bencana longsor sudah sering terjadi. Ditambah bencana kekeringan. Tentu kami sangat kesal,” ketus Asep.
Dari keterangan yang disampaikan Asep, penebangan pohon terjadi di area Perhutani. Jenis pohon yang sering ditebang tiap tahun itu, mulai pohon jati, senokeling, mahoni dan jenis kayu rawa lainnya. (deden)
Pingback: Tolak Penebangan Pohon Kayu di Hutan Negara – Kuningan Mass