KUNINGAN (MASS)- Meski mentari pagi sudah menyinari bumi namun sepertinya ia tampak malu-malu menunjukan sinarnya. Ya, pagi itu cuaca sedikit mendung bahkan hujan girimis pun turun.
Dari salah tempat pengungsian yang ada di Desa Ciniru tampak anak kecil terlihat riang. Ia tidak sendiri tapi bersama teman sebayanya tengah bercanda ria.
Gadis kecil itu berma Reni buah hati dari Rusnati salah seorang pengungsi Desa Pinara. Senin merupakan hari pertama Reni masuk sekolah.
Sudah delapan hari sejak terjadi bencana di Desa Pinara, Reni tidak masuk sekolah. Kerinduan bertemu guru dan teman-teman akan terobati. Namun, sayang seribu sayang ia tidak akan merasakan duduk manis di kursi kesayangannya.
Sekolah yang dicintainya kini akan menjadi kenangan. Pasalnya, diterjang bencana. Begitu juga jalan desa yang tiap hari ia lewati akan hilang karena rusak.
“Hore Abdi bisa sekolah deui, Reni kesel hoyong belajar deui. ( Hore, Saya Bisa sekolah lagi, Reni jenuh ingin belajar lagi,” ujar anak kelas I yang menggunakan tas pink, kerudung putih dan baju berwana kuning itu.
Dengan malu-malu ia pun menyodorkan tangannya setelah disuruh ibunya untuk bersalaman dengan kuninganmass.com. Wajah ceria terlihat dari muka masa depan anak bangsa ini.
“Reni semangat sekolah dari pagi sudah mandi menyiapkan buku dan tas dari hasil batuan. Meski menggunakan baju sehari-hari ia semangat,” timpal ibunya bernama Rusniati.
Reni tidak sendiri, ternyata Delisa pun sudah merasa rindu bertemu dengan temannya. Rekannya di kelas 1 ada yang terpisah karena beda tempat penampungan.
“Kan Delisa tidak bertemu teman kan ada yang terpisah, jadi senang hari ini bisa bersekolah meski masuk siang hari,” ujar gadis kecil berkerudung ungu itu.
Sementara itu, Azis dan Angga siswa kelas IV ketika bertemu temannya berpelukan dan saling bertanya kabar. Banyak dari mereka harus terpisah karena warga Pinara ditampung di Desa Cijemit dan Ciniru.
“Senang lah bisa sekolah, bisa bertemu dan tentu bisa bermain. Jenuh rasanya terus dipengungsian,” ujar Azis.
Terpisah, Kepala SDN Pinara Suad SPd mengatakan, proses KBM dimulai hari ini dan merupkan hasil kesepakatan pekan lalu bersama dengan PGRI, Komite, dan UPTD Pendidikan. Dan akhirnya disepakati proses KBM SDN Pinara pindah ke SDN Ciniru.
Saud mengatakan, untuk proses KBM akan dilakukan siang hari setelah ruangan digunakan oleh murid SDN I Ciniru. Meski anak sekolah tersebar di dua tempat pengungsian tapi mereka mau bersekolah di SDN Ciniru.
Dari data siswa SDN Pinara total ada 164 siswa. Dengan jumlah guru 11 orang. Untuk pelaksanaan proses belajar akan dilakakun secara fleksibel.
“Selain masih trauma, banyak siswa yang tidak punya perlengkapan sekolah baik buku, pulpen, tas, sepatu hingga seragam, sehingga kami akan bersifat fleksibel yang terpenting mereka mau bersekolah,” tandasnya lagi.
Plt Bupati Desem, tampak menyalami anak sekolah tersebut dan memberikan semangat kepada para guru yang akan mengajar. Mereka harus tetap belajar karena mereka merupakan masa depan Kuningan. (agus “sagi” mustawan)