KUNINGAN (MASS) – Akhir pekan Januari ini, puluhan mahasiswa Universitas Islam Al-Ihya (Unisa) Kuningan mengikuti bedah buku “History of The Arabs” tulisan Philip K Hitti.
Acara yang dilaksanakan di Masjid Al-Ihya Centre Unisa Kuningan itu menghadirkan langsung salah satu penerjemah buku tersebut, yaitu Dedi Slamet Riyadi.
Pengajar dan dosen Unisa Sopandi M Pd menerangkan, gelar bedah buku tersebut dilaksanakan dalam rangka menutup mata kuliah Sejarah Peradaban Islam di Program Studi Pendidikan Agama Islam dan Pendidikan Islam di Prodi Gizi dan Kesehatan Masyarakat. Buku tersebut menjadi pilihan, karena menjadi buku induk dan paling otoritatif di bidang sejarah peradaban Islam.
“Saya hadirkan kang Dedi Slamet Riyadi karena beliau yang menerjemahkan buku tersebut. Kehadiran beliau ini sangat menguatkan bacaan mahasiswa terhadap buku itu,” kata Sopandi.
Dirinya menerangkan, buku tersebut memperkaya wawasan mahasiswa terutama yang konsen di bidang sejarah peradaban Islam. Menurutnya, jika selama ini banyak membaca sejarah Islam dalam versi penulis Islam, buku tersebut memberikan gambaran penting tentang kondisi geografi Arab dan keadaan sosial masyarakatnya dari versi yang lain.
“Versi Philip Hitti ini semakin menguatkan ketakjuban pembaca terhadap kehebatan Nabi Muhammad, orang-orang terdekat, dan para sahabatnya. Pembaca diajak lebih dekat dengan kondisi sosial dan dinamika yang terjadi masa-masa itu,” tuturnya.
Dia berharap, selain memacu semangat mahasiswa dalam meningkatkan daya baca, bedah buku tersebut mampu menambah referensi di bidang sejarah Islam. Hal itu sangat penting karena umat Islam harus terus menggali kembali masa-masa kejayaan Islam sebagai spirit dalam melanjutkan misi kenabian, yakni menyebarkan rahmat bagi semesta alam.
“Meminjam istilah narsumber kemarin, kalau ingin mencetak sejarah maka harus mau membaca sejarah. Maka dari itu pesan kami dalam kegiatan ini, jangan pernah berhenti membaca sejarah terutama kehebatan yang pernah terjadi di masa lalu. Kita tiru semangatnya,” tuturnya.
Pada kesempatan acara, Dedi Slamet Riyadi mengaku senang bisa berbagi hasil bacaan dan analisanya terhadap buku tersebut. Ia mengenang bahwa penerjemahan buku itu merupakan awal karir drinya di dunia terjemah. Ia menyebut lebih dari 150 buku yang diterjemahkan sejak masa-masa menjadi mahasiswa sampai saat ini. (eki/rls)