Connect with us

Hi, what are you looking for?

Kuningan Mass

Netizen Mass

Hikmah Isra’ Mi’raj dan Wabah Corona

KUNINGAN (MASS) – Dua Tahun sudah wabah corona melanda negeri ini, terhitung sejak tanggal 2 Maret 2020 virus asal negeri tirai bambu ini menyebar dengan cepatnya ke seluruh penjuru wilayah NKRI. Sejumlah daerah khususnya di pulau jawa menjadi tempat paling cepat persebarannya, Berdasarkan data gugus tugas Covid 19 dalam laporannya di laman covid19.go.id Sesuai data dari kemkes.go.id[1], covid19.go.id[2], BNPB[3], dst (lihat Daftar Sumber), hingga Minggu (27/2/2022) jam 14:30:55, jumlah orang yang terkonfirmasi positif COVID-19 di seluruh Indonesia telah mencapai 5.529.080.Jumlah yang cukup signifikan tersebut, memaksa Pemerintah memutar otak melakukan berbagai macam cara guna menekan persebaran virus asal Kota Wuhan Tiongkok ini. Berbagai sektor di negara ini terpaksa harus menelan pil pahit karena wabah corona ini tidak hanya meluluhlantakkan sektor kesehatan saja. Sektor lain baik ekonomi, sosial, transportasi, moneter, hankam, fiskal dan lain lain terkena dampaknya. Tentunya, pertumbuhan di segala lini sektor di negara ini tengah mati suri dan meredup tak berdaya akibat virus tersebut.

Berbagai konflik yang tak kunjung usai antara masyarakat dan Pemerintah mengenai protokol kesehatan seakan terus bergulir mewarnai setiap bahasan pada media sosial. Media pers yang kerapkali menjadi pemicunya karena berita yang diviralkan pada masa pandemi ini tidak sesuai dengan fakta yang ada alias hoax yang tak sedikit bermunculan. Masyarakat mungkin mulai lelah karena hal ini, pergulatan batin antara menjaga kesehatan dan ekonomi terus bergulir seakan terus diasah oleh media untuk menciptakan hegemoni dan ketakutan yang mengerikan bagi rakyat Indonesia.

Bangsa ini, mungkin tengah berduka dengan segala problem covid-19 dan segala hiruk pikuknya yang membuat masyarakat menderita. Namun, yang menjadi poin adalah bukan dari masalah wabahnya, tapi bagaimana cara menyelesaikan masalah wabah tersebut, agar secepatnya negara ini terbebas dari belenggu pandemi. Sejauh ini, segala upaya memang telah dilakukan oleh Pemerintah mulai dari penerapan protokol kesehatan, melakukan test kesehatan, hingga pembatasan wilayah dengan prosedur khusus. Namun, belum membuahkan hasil yang cukup baik, karena jumlah masyarakat yang terkonformasi posiitif kian hari kian meningkat. Ada yang sembuh, tapi ada lagi yang positif, begitulah seterusnya sehingga korban terus berjatuhan dari berbagai wilayah.

Advertisement. Scroll to continue reading.

Peringatan Isra’ Mi’raj yang jatuh pada tanggal 27 Rajab 1443 Hijriyah atau lebih tepatnya pada tanggal 28 februari 2022 Masehi pastinya menjadi momentum sekaligus pengingat bagi kita sebagai kaum muslim, untuk kembali melakukan introspeksi mengenai proses terjadinya peristiwa akbar tersebut. Dimana kala itu, Nabi Muhammad SAW menerima perintah sholat lima waktu secara langsung dari Allah SWT. Saking besarnya perintah itu disebutkan dalam al-Qur’an yang berbunyi

سُبْحَانَ الَّذِي أَسْرَى بِعَبْدِهِ لَيْلًا مِنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الْأَقْصَى الَّذِي بَارَكْنَا حَوْلَهُ لِنُرِيَهُ مِنْ آيَاتِنَا إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ

“Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Masjidil Haram ke Masjidl Aqsho, yang telah kami berkahi sekelilingnya agar kami perlihatkan kepadanya Sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) kami. Sesungguhnya dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” (QS Al-Isro’ ayat 1).

Advertisement. Scroll to continue reading.

Isra’ berarti perjalanan Nabi Muhammad SAW dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha dan Mi’raj yang berarti perjalanan Nabi Muhammad SAW dari Masjidl Aqsha ke Sidratul Muntaha. Tentunya ada beberapa hikmah yang bisa diambil dari proses terjadinya kisah Isra’dan Mi’raj tersebut, yakni Pertama Isra’ dan Mi’raj ini menjadi sebuah jawaban atas keharmonisan antara bumi dan langit, dimana semua umat manusia di muka bumi ini akan menyaksikan langsung betapa kompaknya bumi dan langit yang ramah kepada manusia yang beriman dan bertakwa. Dari sini hikmahnya adalah sebuah momentum pengingat bagi manusia bahwa keharmonisan antara langit dan bumi adalah hal yang harus terus digaungkan, Ibarat sebuah ekosistem ketika ada yang tidak harmonis maka akan merusak ekosistem itu sendiri. Sehingga sudah menjadi kewajiban bagi umat manusia di muka bumi ini agar selalu menjaga keharmonisan alam agar bencana tidak terus menerus berdatangan. Tentunya, pada masa pandemi covid-19 ini dengan melakukan berbagai macam model introspeksi mengenai beberapa kekhilafan yang telah dilakukan oleh manusia hingga melewati batas sebelum covid-19 melanda. Akibat perilaku manusia yang terlewat batas ini membuat alam murka dan memunculkan wabah bagi umat manusia Mungkin saat ini alam tengah dalam masa membersihkan jiwanya yang mengalami kerusakan akibat tangan-tangan manusia yang tidak bisa menjaganya. Mungkin wabah corona ini adalah bagian dari ketidakseimbangan alam, atau mungkin sebagai ujian bagi manusia.

Hikmah kedua yakni peristiwa Isra’ dan Mi’raj adalah sebuah napak tilas seorang nabi Muhammad SAW kepada pendahulunya baik dengan konsep ziarah ditambah visualisasi umat terdahulu dan umat masa mendatang. Sehingga menjadi sebuah gambaran yang jelas antara masa lalu dan masa sekarang yang saling berhubungan satu sama lain, Tentu menjadi sebuah pelajaran bagi kita di masa pandemi covid-19 ini bahwa kejadian serupa pernah terjadi di masa lalu. Artinya dengan lebih mengenal para pendahulu, dapat diketahui bahwa manusia era sekarang masih melakukan hubungan yang baik dengan generasi sebelumya dengan meneladani sikap-sikap generasi sebelumnya, Sekaligus belajar bagaimana mengatasi pandemi di masa lalu agar bisa diterapkan di masa mendatang. Sehingga bisa menekan jumlah korban yang terus berjatuhan karena virus asal Tiongkok tersebut. Bukan itu saja, dari para pendahulu kita dapat belajar mengenai bagaimana pendahulu kita menjaga keseimbangan alam di masanya.

Dalam sebuah Riwayat, Imam Bukhori menyebutkan bahwa sebelum perjalanan Isra’ Mi’raj nabi Muhammad dalam keadaan tertidur sebagaimana disebutkan pada Kitab Shahih Bukhori Juz 5 Halaman 2 intisarinya adalah suatu ketika nabi berada di dalam kamar dengan keadaan tidur, kemudian datanglah malaikat yang mengeluarkan hati nabi dan mencucinya, kemudian memberikannya emas yang dipenuhi dengan iman, kemudian hati nabi dikembalikannya sebagaimana semula, baru setelah itu nabi melakukan Isra’ Mi’raj. Perjalanan Isra’ Mi’raj ini ditempuh dalam waktu semalam saja, dimulai dari Masjidil Haram kemudian ke Masjidil Aqsha dan terakhir di Sidratul Muntaha untuk menerima perintah sholat lima waktu.

Advertisement. Scroll to continue reading.

Sepanjang perjalanan Nabi Muhammad bertemu dengan pendahulunya dan mendapatkan pelajaran berharga sebagai seorang rasul yang mengemban amanah untuk menyebarkan ajaran agama dengan baik. Dari sini, setidaknya ada hal yang dipelajari yakni mengenai sebuah perjalanan suci harus dilakukan dengan membersihkan segala penyakit hati yang berada dalam jiwa manusia, Dikorelasikan dengan masa pandemi sekarang adalah langkah atau perjalanan suci yang dilakukan oleh pemangku kebijakan dalam mengatasi pandemi covid-19 harus dilakukan dengan jiwa dan hati yang bersih, suci, serta tulus ikhlas dengan sebuah niat pengabdian. Jangan sampai perjalanan suci kemanusiaan ini ternodai ketika diketemukan pemerintah yang melakukan perbuatan Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme dengan memanfaatkan keadaan negara yang dalam kondisi tidak stabil karena wabah corona. Belum lagi pemangku kebijakan yang dengan sewenang-wenang membuat kebijakan yang menyengsarakan masyarakat yang terdampak wabah covid-19 ini. Sebagai penutup, penulis berharap agar di era pandemi saat ini, kita bisa meneladani sikap nabi Muhammad SAW saat melakukan Isra’ dan Mi’raj.

Wallahu a’lam bissawab

Penulis : Asep Kamaludin, S.IP

Advertisement. Scroll to continue reading.
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Advertisement
Advertisement

Berita Terbaru

Advertisement

You May Also Like

Netizen Mass

KUNINGAN (MASS) – Bulan Rajab merupakan salah satu yang termasuk ke dalam empat bulan haram. Bulan haram adalah bulan yang dilarang keras untuk melakukan...

Advertisement