KUNINGAN (MASS) – Ustadz, apa sih yang buat hati seseorang menjadi berat ketika ketemu atau harus bersinggungan dengan orang yang pernah mendzalimi?
Itulah salah satu pertanyaan yang masuk melalui WA yang menjadi pembahasan pada artikel kali ini. Pertanyaan tersebut mewakili pertanyaan yang sejenis dan seringkali ditanyakan oleh jamaah dalam setiap kajian. Melalui mimbar Kuninganmas ini penulis menyajikan jawabannya secara ringkas, semoga bermanfaat.
Ketika kita dihadapkan dengan orang yang pernah mendzalimi kita, seringkali hati kita terasa berat, seperti ada beban yang tak bisa diangkat. Kita merasa tidak nyaman, bahkan mungkin ingin menghindari pertemuan dengan orang tersebut. Tapi, apa yang sebenarnya membuat hati kita menjadi berat?
Rasa sakit dan luka yang ditimbulkan oleh perbuatan dzalim orang lain tidaklah mudah untuk dihilangkan. Seperti luka fisik, luka hati juga memerlukan waktu untuk sembuh. Ketika kita diingatkan dengan orang yang pernah mendzalimi kita, luka itu kembali terbuka, dan rasa sakitnya terasa lagi.
Namun, ada satu hal yang perlu kita ingat: kebencian dan dendam hanya akan membuat luka itu semakin dalam. Sebaliknya, memaafkan dan melepaskan adalah kunci untuk menyembuhkan luka hati.
Memaafkan tidak berarti kita melupakan apa yang telah terjadi, tapi kita memilih untuk melepaskan beban itu dan membiarkan hati kita sembuh. Memaafkan juga tidak berarti kita membenarkan perbuatan dzalim orang lain, tapi kita memilih untuk tidak membiarkan perbuatan itu menguasai hati kita.
Jadi, jika kamu sedang berjuang dengan hati yang berat, ingatlah bahwa kamu tidak sendirian. Allah SWT selalu ada untukmu, dan Dia siap membantu kamu melepaskan beban itu. Percayalah, dengan memaafkan dan melepaskan, kamu akan menemukan kedamaian dan kebebasan yang sejati.***
Imam Nur Suharno
Pembina Korps Mubaligh Husnul Khotimah Kuningan Jawa Barat









