KUNINGAN (MASS) – Meski Kepala Dinas Kesehatan Hj Susi Lusiyanti menyebutkan, warga Pagundan positif terpapar virus corona hasil rapid test pada Sabtu pagi di Labkesda.
Namun, keterangan itu banyak dianggap hoax oleh beberapa pihak yang tidak paham dengan kasus covid-19.
“Kenapa kami agak telat mengkonfirmasi kepada teman-teman wartawan terkait kasus Pagundan yang sudah ramai di medsos, karena kalau untuk berita yang akan diekpos oleh temen-temen itu harus yakin harus akurat, datanya harus valid tidak bisa sembarangan bicara lalu kita ralat. Jadi apa yang kami sampaikan benar,” jelas Susi kepada wartawan.
baca berita sebelumnya:https://kuninganmass.com/government/warga-desa-pagundan-positif-corona-hasil-rapid-tes/
Sementara itu, terkait masalah pasien Pagundan yang tidak jadi dirawat di RS khusus penanganan covid-19, Ketua IDI Kuningan dr Asep Hermana membenarkan.
Hal ini karena butuh penanganan di pusat rujukan karena RS eks Citra Ibu merupakan instalasi dibawah RSUD 45 Kuningan.
Pernyataan ini dipertegas dengan data covid-19 terbaru Minggu (12/4/2020) dimana kasus positif rapid test bertambah satu orang menjadi tiga orang.
Sedangkan positif aktif tetap tiga orang, sehingga total menjadi enam orang.
Khusus yang positif rapid test mereka menunggu hasil pemeriksaan swab dengan PCR, kalau hasilnya positif, maka menjadi positif aktif corona.
Begitu juga sebaliknya bisa menjadi negatif, karena rapid test dilakukan secara cepat yang menggunakan darah atau mirip tes kehamilan namun tes kehamilan medianya urine.
Mengenai hasil awal warga Pagundan yang negatif dan tes kedua positif dr Asep memberikan penjelasan. Menurut dia, rapid test 1 negatif kemungkinan IgM (Antibodi M) belum muncul walaupun penyakit sudah ada.
“Kalau PCR (Polymerase Chain Reaction) atau alat Swab saat itu kemungkinan positif. Rapid test kedua positif artinya IgM sudah muncul (rapid test mendeteksi adanya IgM, bukan adanya virus secara langsung),” jelasnya Minggu (12/4/2020).
Penyakit yang sudah ada sebelumnya disebut penyakit comorbid. Artinya penyakit yang ada sebelum covid-19.
Ini bisa penyakit saluran nafas ataupun penyakit lain seperti diabet, liver, jantung ginjal dan sebagainya. Adanya penyakit ini dapat memperberat efek covid-19.
Sementara itu dari data terbaru, pasca adanya penetapan positif corona hasil rapid tes maka jumlahnya melonjak tajam menjadi 923 orang. Padahal Hari Sabtu hanya 811.
Hal ini karena ada peningkatan kasus di OTG dari 96 ke 105, ODP dari 82 ke 104. Kemudian, PDP dari 25 ke 26 dan hasil rapid tes dari 2 orang ke 3.
Sekadar informasi, ruang isolasi yang selama ini disediakan oleh RSUD 45 Kuningan memang ruang isolasi untuk TBC. Namun fungsi berubah ketika adanya wabah corona. (agus)
1.Total : 50 org
2.Selesai : 24 org
3.Msh pengawasan: 26
org
4.Rapid Positif : 3 org
5.Laki-Laki : 32 org
6. Perempuan : 18 org
7.WNI : 50 org
8.WNA : 0 org
9. Usia :
0-11 bln : 7 org
1- 5 thn : 4 org
6-19 : 2 org
20-29 : 11 org
30-39 : 6 org
40-49 : 9 org
50-59 : 7 org
60-69 : 3 org
70-79 : 1 org
>80 :
1. Total : 3 org
2.Masih perawatan : 3 org
3.Laki-Laki : 3 org
4.Perempuan : 0 org
7.WNI : 3 org
8.WNA : 0 org
9.Usia :
< 5 thn :
6-19 :
20-29 : 1 org
30-39 :
40-49 : 2 org
50-59 :
60-69 :
70-79 :
1.Total : 768 orng
2.Selesai : 664 org
3.Msh pemantauan: 104 org
4.Laki-Laki : 524 org
5.Perempuan : 244 org
6. WNI : 767 org
WNA : 1 org
8. Usia :
0-11bln : 6 org
1-4 yg : 35 org
5 thn : 3 org
6-19 : 93 org
20-29 : 213 org
30-39 : 152 org
40-49 : 137 org
50-59 : 79 org
60-69 : 39 org
70-79 : 8 org
>80 : 3 org
ORANG TANPA GEJALA (OTG)
1.Total : 105 orang
2.WNI : 105 orang
3.Usia
0 – 11 bln :
1 – 4 th. : 1
5 th. : 1
6 – 19 th. : 4 org
20 – 29 th : 29 org
30 – 39 th : 35 org
40 – 49 th : 27 org
50 – 59 th : 8 org
60 – 69 th :
70 – 79 th :
> 80 th. :