KUNINGAN (MASS) – Kenaikan harga bahan baku utama seblak, khususnya cabai, membuat para pedagang seblak kebingungan. Salah satunya adalah Riki, pemilik kedai Doyan Seblak Prasmanan, yang mengungkapkan bahwa lonjakan harga cabai yang sangat tajam telah mempengaruhi biaya produksi dan menyebabkan tantangan baru dalam menjalankan usaha seblaknya.
“Kenaikan harga bahan baku seperti cabe, kencur, bawang putih, telur, dan bahan lainnya membuat kami harus beradaptasi. Kami tidak ingin menaikkan harga topping atau harga paket, karena bisa berisiko kehilangan pelanggan. Jadi, kami harus mencari cara untuk tetap menjaga kualitas tanpa menaikkan harga,” ujar Riki, saat ditemui di kedainya berlokasi di Desa Parung Kecamatan Darma, Kamis (2/1/2025).
Salah satu bahan yang paling signifikan mengalami kenaikan adalah cabai domba, yang sebelumnya dihargai sekitar Rp 40.000 per kilogram. Riki menjelaskan bahwa harga cabai jenis ini kini melonjak hampir dua kali lipat, mencapai Rp 70.000 hingga Rp 80.000 per kilogram, dengan kenaikan yang mencapai 100%.
Setiap hari, Riki berbelanja bahan baku di Pasar Darma, tempat ia biasa mencari bahan-bahan untuk seblak prasmanannya. Meskipun harga bahan baku melonjak, Riki tetap berkomitmen untuk menjaga kualitas seblak yang sudah terkenal di kalangan pelanggan.
“Demi menjaga kualitas dan tidak menurunkan kualitas itu sendiri karena takutnya kalo menaikan harga toping, menaikan harga per paket, dsb itu tidak mungkin. Jadi, akhirnya kita bagaimana caranya harus bisa menghemat dengan membuat racikan baru, sehingga bagaimana kualitasnya tetap sama tapi harganya tidak naik,” lanjut Riki.
Dengan adanya lonjakan harga yang tajam, Riki berharap pasca libur Nataru, harga bahan baku akan kembali stabil sehingga ia bisa menyesuaikan harga jual seblaknya dan topping sesuai dengan keadaan pasar. Sementara itu, ia terus berinovasi dalam meracik seblak agar tetap nikmat tanpa harus menaikkan harga yang dapat memberatkan pelanggan setia.
“Kalo pengennya setelah nataru harga bahan baku kembali normal lagi, karena kita bisa mengatur harga toping dan sebagainya dari sana patokannya,” harap Riki. (riyan)