KUNINGAN (MASS) – Hampir 1000 ekor sapi di Kecamatan Cigugur, tepatnya 951 ekor, terjangkit wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). Hasil diagnosis itu, merupakan yang terdata sampai pada Kamis (9/6/2022) kemarin.
Total sapi yang terdiagnosa itu, berasal dari berbagai desa dan kelurahan. Meliputi Cigugur (di Cigeureung 512 ekor dan Pasir 3 ekor), Cipari (250 ekor), Cileuleuy (22), Puncak (153), dan Gunung keling (11).
Dari total itu, bahkan dilaporkan 25 ekor meninggal akibat wabah PMK tersebut. Yang mati, kebanyakan adalah pedet (anakan sapi) meski ada juga sapi indukan.
Akibat PMK yang berdampak itu, masyarakat mengadu hal itu di depan para pemangku kebijakan pada Jumat (10/6/2022). Para peternak, bertemu dan mengadu, serta didengarkan oleh Camat Cigugur Yono Rohmansyah S STP, Lurah Cipari Nining Kurniasih SE, dan anggota DPRD Dapil 1 Dede Sudarajat (F PKS) serta tokoh setempat.
Yang mengadu di depan ketiganya, adalah perwakilan warga Cigeureung – Cigugur dan warga Cipari. Secara terpisah dan bergantian, mereka mengadukan hal yang mereka rasakan.
Secara garis besar, para peternak juga dibuat panik karena penyebaran PMK dalam hitungan pekan ini sangat signifikan. Diceritakan, dalam beberapa jam saja, penularan antar hewan ternak terjadi. Apalagi satu kandang.
Akibatnya, bagi para peternak sapi perah (kebanyakan di Cigugur hewannya sapi perah) mengalami beberapa kerugian secara langsung.
Biaya perawatan sakit (obat), sampai sapinya tidak lagi bisa diperah seperti biasa. Alhasil, pengeluaran bertambah, tapi pemasukan turun drastis.
Selain itu, kerugian lainnya adalah di harga jual sapi. Yang terkena PMK, harga sapi bisa terjun bebas, sampai kurang dari setengahnya. Belum lagi potensi kematian, biaya penguburan.
Kadang, sapi pun tidak bisa dipaksa mati dengan dipotong di jagal. Daging sapi, sedang melimpah. Biaya-biaya seperti ini, tidak tertutup karena sapi banyak yang tidak produkif.
“Usahanya habis, mau makan aja darimana. Jangankan untuk biaya hidup lainya seperti untuk sekolah dan jajan anak,” ujar salah satu perwakilan peternak, Didin.
Adapun, pertemuan peternak dan para pejabat lokal serta anggota legislatif ini dilakukan di dua tempat. Di Cigeureung di sekitaran musala, dan di gedung kantor kelurahan Cipari. Didengarkan keluhan-keluhan peternak itu, yang nantinya akan disampaikan ke unsur pimpinan DPRD (termasuk komisi 2) dan dinotakan ke pemerintah daerah. (eki)