KUNINGAN (MASS) – Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Kuningan menggelar kegiatan Ngabuburit Bareng Diskusi dengan tema “Harmoni Islam dan Budaya: Membangun Dialog Keberagaman” di Saung Kopi Hawu, Jumat (7/3/2025) sore. Acara itu bertujuan untuk menggali pemahaman mengenai hubungan Islam dan budaya dalam menciptakan harmoni di tengah keberagaman. Dalam diskusi tersebut, Eka Febrian Nugraha, alumni HMI Universitas Islam Al-Ihya (Unisa) Kuningan yang menjadi pemantik diskusi, menyoroti peran generasi muda dalam membangun komunitas yang kuat.
Menurutnya, generasi muda dikenal dengan semangat, energi, dan kreativitas mereka. Dengan berperan aktif dalam organisasi sosial dan keagamaan, mereka dapat membangun komunitas yang solid. Kolaborasi dan semangat gotong royong dapat menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan spiritual dan intelektual umat. Ia juga menegaskan pentingnya menjadi pelopor dalam peradaban Islam yang berlandaskan nilai-nilai luhur.
“Islam yang berserah diri, Islam yang bertakwa, Islam yang adil, serta Islam yang menjunjung tinggi nilai silih asih, silih asah, silih asuh, dan silih pikanyaah, di situlah letak Islam yang sebenarnya,” ungkapnya.
Sementara itu, Dadan Aminudin Latif , Owner Kopi Hawu sekaligus pemateri dalam diskusi tersebut, menekankan bahwa Islam dan budaya seharusnya bisa berjalan seiring. Integrasi Islam dan budaya lokal di Indonesia adalah bukti keduanya bisa bersinergi dengan harmonis. Dialog keberagaman bukan hanya tentang memahami perbedaan, tetapi juga menciptakan ruang di mana setiap individu merasa didengar dan dihormati. Bahkan, Islam juga mengajarkan pentingnya membangun hubungan harmonis dengan sesama manusia, tanpa memandang latar belakang agama, budaya, atau suku.
“Untuk membangun dialog keberagaman, diperlukan keterbukaan hati dan pikiran. Islam mengajarkan kita untuk saling mengenal, sebagai langkah awal dalam membangun hubungan yang harmonis. Agama dan budaya seharusnya sejalan, namun memang ada oknum yang senang memperkeruh suasana dengan perbedaan,” terangnya.
Diakhiri diskusi, Dadan menyampaikan pesan reflektif kepada para peserta. Ia berharap, dialog tersebut bisa menjadi ajang berbagi wawasan serta memperkuat pemahaman tentang pentingnya harmoni antara Islam dan budaya di tengah keberagaman.
“Urang kudu inget, urang asalna ti mana, jeung bakal balik deui ka mana (Kita harus ingat, dari mana kita berasal dan ke mana kita akan kembali),” tutupnya. (didin/mgg)