KUNINGAN (MASS) – Dirjen Perlindungan Kebudayaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek), Restu Gunawan, bersama Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah IX Jawa Barat, Retno Raswaty, melakukan kunjungan ke sejumlah situs sejarah di Kabupaten Kuningan, Kamis (19/6/2025) kemarin.
Kunjungan tersebut merupakan tindak lanjut dari pertemuan antara Wakil Bupati Kuningan Tuti Andriani, SH MKn dengan jajaran Kementerian Kebudayaan dua pekan sebelumnya sebagai upaya Pemerintah Kabupaten Kuningan dalam menjaga situs sejarah, Pemda berusaha mengakses bantuan pelestarian kebudayaan dari pemerintah pusat.
Dalam kunjungannya, rombongan dari Kementerian menyambangi Gedung Naskah Perundingan Linggarjati, Gedung Sutan Syahrir, dan makam tokoh pejuang Jacub Ponto di Desa Sangkanurip, Kecamatan Cigandamekar.
Dirjen Perlindungan Kebudayaan Restu Gunawan, didampingi Wakil Bupati Kuningan menyatakan bahwa Kementerian akan memberikan bantuan berupa revitalisasi menyeluruh Gedung Naskah Perundingan Linggarjati serta renovasi Gedung Sutan Syahrir. Proses ini nantinya akan melibatkan kolaborasi antara pemerintah pusat, pihak swasta (investor), dan TNI. Sementara itu, makam Jacub Ponto akan diusulkan sebagai situs pahlawan nasional, seiring dengan pengajuan statusnya sebagai Pahlawan Nasional.
“Kuningan menyimpan tempat bersejarah. Dimana Gedung Perundingan Linggarjati ini menjadi tempat yang penting pada proses kemerdekaan. Kuningan adalah penanda diplomasi, karena perundingan Linggarjati merupakan perjanjian pertama pasca Indonesia merdeka sehingga di akui sebagai sebuah Negara,” ujarnya.
Ia juga mengajak masyarakat untuk menjaga dan mengunjungi tempat-tempat bersejarah tersebut, terlebih menjelang liburan sekolah.
“Gedung Perundingan Linggarjati bisa menjadi destinasi edukatif untuk anak-anak agar mengenal sejarah perjuangan bangsa,” tambahnya.
Wakil Bupati Kuningan, yang akrab disapa Amih Tuti, menyampaikan bahwa kunjungan ini merupakan hasil dari komunikasi dan silaturahmi yang telah dijalin sebelumnya dengan Kementerian Kebudayaan.
“Kami berharap kunjungan ini bisa memperkuat upaya menjadikan Kuningan sebagai Kota Diplomasi. Keberadaan situs bersejarah harus diiringi dengan rasa bangga sekaligus komitmen masyarakat untuk terus menjaga dan melestarikan warisan budaya ini,” ucapnya.
Amih Tuti juga menekankan pentingnya menanamkan nilai kecintaan terhadap sejarah di tengah masyarakat, khususnya generasi muda, agar identitas dan jati diri bangsa tetap terjaga. (rizal/mgg)
