KUNINGAN (MASS) – Warga Desa Kutamandarakan, Kecamatan Maleber, Kabupaten Kuningan digegerkan dengan kemunculan seekor macan tutul jawa jantan yang masuk ke dalam bangunan aula desa, bekas kantor balai desa. Proses evakuasi berlangsung dramatis dan menegangkan, namun berhasil diselesaikan dengan aman oleh tim gabungan.
Kepala Bidang KSDA Wilayah III Ciamis, Achmad Arifin, SHut MSi, menjelaskan bahwa pihaknya menerima laporan dari warga sejak pagi hari.
“Kami menerima aduan masyarakat dari pagi, dan langsung menindaklanjuti bersama tim dari BKSDA, Polres Kuningan, dokter hewan, serta tim Wildlife Rescue Unit (WRO). Proses evakuasi dilakukan dengan cara pembiusan,” ujar Arifin.
Setelah dibius, macan tutul ini berhasil diamankan sekitar pukul 14.40 WIB, kemudian dilakukan pemeriksaan kesehatannya. Diketahui satwa itu berjenis kelamin jantan, berusia sekitar tiga tahun, dan dalam kondisi lemas, diduga akibat kelelahan atau kurang makan setelah dua hari tersesat di jalan Allah pemukiman.
Arifin menyampaikan bahwa kondisi masyarakat sekitar kini sudah aman dan tenang.
“Kami sangat terbantu oleh Pak Kapolres dan tim dalam sambutannya mengkondisikan masyarakat agar tidak terlalu dekat dengan lokasi. Ini penting karena macan tutul sangat sensitif terhadap keramaian,” tambahnya.
Proses evakuasi berlangsung lancar meski sempat terkendala oleh antusiasme warga yang ingin melihat langsung hewan langka tersebut, karena macan tutul ini sangat rentan terhadap sensitif.
Ia menyebutkan macan tutul akan dibawa ke fasilitas rehabilitasi oleh Balai Besar KSDA Jawa Barat. Ada tiga opsi lokasi penampungan sementara, yaitu Taman Satwa Cikembulan, Lembang Zoo, atau Pusat Penyelamatan Satwa (PPS).
Menurutnya, kemunculan macan tersebut belum dapat dipastikan, dan pihaknya akan melakukan pengkajian lebih dalam. Sementara indikasi awal kemungkinan dari kawasan hutan produksi yang jaraknya sekitar 2 kilo meter ke pemukiman warga.
Kapolres Kuningan, AKBP Ali Akbar, turut hadir berserta anggotanya sejak pagi. Ia memberikan himbauan kepada warga atas kemunculan satwa liar di pemukiman desa.
“Saya minta masyarakat tetap waspada terhadap kemungkinan satwa liar turun ke pemukiman. Ini menjadi pelajaran dan edukasi penting agar kita semua lebih mencintai dan menjaga alam,” katanya.
Ia juga menambahkan bahwa penting bagi masyarakat untuk memberikan ruang kepada petugas saat melakukan penanganan seperti ini.
“Kita maklumi, mungkin ini pengalaman pertama bagi warga melihat langsung satwa liar di desa mereka. Tapi yang utama adalah keselamatan bersama, baik manusia maupun satwanya,” pungkas Akbar. (didin)
