KUNINGAN (MASSS)- Hari Senin (21/5/2018) merupakan hari pertama dilakukanya ujian kenaikan kelas untuk siswa SD di seluruh Kabupaten Kuningan. Ternyata tidak semua siswa melaksanakan ujian dengan tenang.
Siswa SDN Pinara Kecamatan Ciniru yang merupakan korban bencana longsor terpaksa menggunakan gedung PGRI untuk melaksankan UKK tersebut. Mareka terpaksa ‘ngampar’ karena ingin ujian di pagi hari.
Ironisnya lagi siswa mengisi soal di lantai tanpa alas sehingga mereka harus merasakan kedinginan. Kondisi ini tidak bisa dihindari karena tidak ada pilihan lain.
“Beginilah kondisinya UKK harus ngampar. Siswa bisa saja menggunakan ruang kelas SDN I Ciniru. Tapi mereka tidak ingin ujian siang, maka kami putuskan di gedung PGRI dan kebetulan kosong karena pengungsi sudah pindah ke huntara,” tandas salah seorang guru bernama Nana Jumhana yang mewakili Kepsek Puad SPd kepada kuninganmass.com.
Nana menerangkan, meski harus ngampar siswa bisa melaksankan ujian. Keinginan kuat mereka belajar membuat segala keterbatasan tidak menjadi halangan. Siswa pun tidak tertekan justru sebaliknay senang. Pasalnya, baru kali ini masuk pagi selebihnya siang. Pindahnya pengungsi membuat siswa bisa belajar pagi hari.
Sebenarnya lanjut dia, UKK dilaksanakan di dua tempat yakni di SDN Pinara dan Gedung PGRI. Khusus di SDN Pinara adalah bagi warga yang maksa pulang dan menempati rumah yang dianggap tidak berbahaya.
“Kalau ditanya tentu lebih tenang disini meski harus ngampar karena di sana resiko mengancam. Pemerintah sendiri melarang ke kembali, tapi warga yang maksa, sehingga mau tidak mau harus ujian di SDN Pinara,” beber Nana. (agus)