KUNINGAN (MASS) – Dusun Palutungan, yang terletak di Desa Cisantana, Kabupaten Kuningan, kini menjadi sorotan sebagai kawasan wisata terpadu yang tidak hanya menonjolkan pesona alamnya, tetapi juga berkomitmen pada pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan. Melalui inisiatif masyarakat yang terorganisasi, Wisata Lamping Kidang Palutungan berhasil mengintegrasikan potensi pariwisata dengan praktik pertanian ramah lingkungan.
Salah satu program unggulan di Wisata Lamping Kidang adalah pengelolaan kotoran hewan (KOHE) menjadi pupuk organik. Inisiatif ini bertujuan untuk mengurangi limbah ternak dan memberikan manfaat langsung bagi warga setempat dan lingkungan. Kotoran yang sebelumnya dianggap sebagai limbah kini dimanfaatkan menjadi produk bernilai guna dan dijual untuk meningkatkan pendapatan masyarakat.
Dalam rangka mendukung program ini, mahasiswa Kuliah Pengabdian Masyarakat (KPM) dari Universitas Islam Bunga Bangsa Cirebon berkolaborasi dengan warga setempat. Keterlibatan mahasiswa tidak hanya sekadar pengabdian, tetapi juga sebagai bagian dari proses pembelajaran mengenai praktik berkelanjutan dan ekonomi sirkular. Mereka turut serta dalam proses produksi pupuk organik dari kotoran sapi, yang dikelola dengan sistem yang efisien.
Setiap kandang ternak di Dusun Palutungan telah dilengkapi dengan sistem instalasi pipa paralon. Sistem ini mengalirkan kotoran ternak langsung ke tempat penampungan, di mana proses pengeringan berlangsung selama kurang lebih 20 hari. Hasilnya adalah pupuk padat berkualitas tinggi yang dapat digunakan untuk mendukung pertanian lokal dan dipasarkan untuk meningkatkan pendapatan kelompok.
Air sisa dari proses pengendapan juga dimanfaatkan secara optimal. Ini juga berkontribusi pada pertanian berkelanjutan dan mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan. Salah satu pengelola menjelaskan, “Airnya dialirkan ke sawah. Hasilnya, tanah jadi subur dan petani bisa mengurangi penggunaan pupuk kimia,” tutur Ida salah satu pengelola.
Kegiatan ini sejalan dengan visi besar pengelolaan Wisata Terpadu Lamping Kidang, yang ingin menggabungkan unsur wisata alam, edukasi lingkungan, dan praktik pertanian organik. Pengunjung yang datang tidak hanya disuguhi panorama alam yang indah, tetapi juga memiliki kesempatan untuk belajar langsung tentang cara-cara pengelolaan limbah ternak yang inovatif dan ramah lingkungan.
Bagi mahasiswa KPM, pengalaman ini memberikan wawasan berharga tentang keberlanjutan dan pelestarian lingkungan. “Kami senang bisa ikut terlibat. Ini bukan cuma soal pupuk, tapi tentang kerja sama, keberlanjutan, dan menciptakan dampak nyata,” ujar Zayyan salah satu mahasiswa disana.
Melalui semangat gotong royong, Dusun Palutungan menunjukkan bagaimana integrasi antara wisata dan pengelolaan lingkungan dapat berjalan seiring. Dari yang sebelumnya dianggap menjijikkan, kini KOHE diubah menjadi sesuatu yang bernilai. Inovasi desa ini patut diapresiasi dan dapat menjadi inspirasi bagi daerah lain untuk mengembangkan program serupa. (raqib/mgg)
