KUNINGAN (Mass)- Banyak kejadian bencana yang terjadi Kuningan menjadi perhatian serius pemerintah, melalui BPBD Kuningan bergerak cepat membentuk tim agar dalam penanganan pasca bencana sangat mudah.
Dua tim yang dikukuhkan adalah Tim Trauma Center BPBD dan Tim Kajian Kebutuhan Pasca Bencana (Jitupasna). Tujuan pengukuhan dua tim ini diharapakan dapat memudahkan akses serta koordinasi dalam hal penanggulangan pasca bencana.
“Dua tim ini yang kita butuhkan maka setelah dibentuk langsung dikukuhkan. Di Jabar sendiri baru Kuningan yang memiliki tim ini. Tim ini berasal dari aparatur SKPD dilingkup Pemkab Kuningan,” ucap Kepala Pelaksana BPBD Kuningan Agus Mauludin SE, Selasa (14/3/2017) di Hotel Horison Tirtasanita Cilimus.
Agus menambahkan, selain pengukuhan juga ada kegiatan pembukaan kegiatan pelatihan pemulihan sosial psikologis masyarakat korban bencana. Kemudian networking trauma center untuk tingkat lanjutan.
Kegiatan ini lanjut dia, akan berlangsung selama tiga hari (14-16 Maret). Adapun nara sumber berasal dari BPBD Provinsi dan Tim Pusat Kajian Bencana dan Pengungsi Sekolah Tinggi Kesejahtraan Sosial Bandung.
“Mengenai peserta terdiri PMI Kuningan, Korp Sukarelawan Uniku, mahasiswa Stikes dan Stagas kesehatan lainnya,” tandas mantan Kabag Humas Setda Kuningan itu.
Bupati Kuningan Acep Purnama MH yang melakukan pengukuhan mengaku bangga dengan terbentuknya dua tim ini. Khusus untuk tim trauma center merupakkan pertama di Indonesia. Hal ini berdasaarkan informasi dari BNBP.
“Kepada dua tim yang sudah dibentuk saya berharap agar dapat mengedepankan komunikasi dan koordinasi serta menjadi tim yang solid guna memperoleh hasil kinerja yang maksimal,” tandas orang nomor satu di kota kuda itu.
Tim Trauma Center juga pada bulan April akan mengikuti pelatihan lanjutan guna optimalisasi kinerja tim dalam memberikan layanan dukungan psikososial pada penyintas pasca bencana. Sedangkan, untuk Jitupasna dapat memberikan kontribusi yang maksimal.
Mengingatkan hal ini lanjut dia, diperlukan dalam rangka assemen awal rehabilitasi rekontruksi, yang didalamnya terdiri dari penghitungan tentang bencana atau human recorvery needs assment (HRNA) dan penilai kerusakan kerugian pada fase bencana.
Sementara itu usia pengukuhan Acep juga membuka secara resmi kegiatan pelatihan pemulihan sosial psikologis masyarakat korban bencana dan networking trauma center untuk tingkat lanjutan. (agus).