KUNINGAN (Mass)- Sebagai kota wisata Kabupaten Kuningan terus berbenah dan menciptakan destinasi wisata baru. Pembenahan buka hanya difokuskan kepada sarana, tapi juga terhadap SDM pengelola wisata yang terhimpuan dalam satu organisasi kepariwisataan.
Belum lama ini atau tepatnya pada tanggal 22-23 Mei Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Kabupaten Kuningan mengajak 20 pengelola objek wisata yang ada di kota Kuningan. Mereka diajak ke Kabupaten Gunung Kidul yang terletak di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
Pengelola kepariwisataan itu di ajak ke Desa Nglanggeran Kecamatan Patuk Kabupaten Gunung Kidul. Desa ini merupakan juara desa wisata tingkat nasional.
Bukan hanya ke Desa Nglanggeran, tapi sebelumnya diajak berkunjung ke Air Terjun Sri Gethuk. Air terjun ini menjadi salah satu wisata alam yang terletak di Desa Bleberan Kecamatan Playen yang masih masuk wilayah Kabupaten Gunung Kidul.
Air terjun ini disebut-sebut mirip seperti salah satu tempat wisata yang ada di Amerika Serikat yang sangat terkenal yaitu Grand Canyon Arizona.
Di Desa Wisata Nglanggeran rombongan dari Kuningan benar-benar diberikan ilmu yang bermanfaat oleh pengelola yang tergabung Pokdarwis (Kelompok Sadar Pariwisata). Aris Budiyono bagian promosi Desa Wisata tersebut menerangkan, pengembangan Ekowisata Gunung Api Purba dimulai sejak tahun 1999.
Namun, sempat vakum dan kembali bangkit setelah terjadi gempa pada tahun 2006. Pada tahun 2007 dibentuklah BPDW (Badan Pengelola Desa Wisata). BPDW merupak gabunganm dari seluruh komponen masyarakat dari Ibu PKK, Kelompok Tani, Pemerintah Desa dan juga pemuda karang taruna.
“Pada saat itu hanya gunung purba yang bisa dijual kepada wisatawan. Wisatawan hanya naik gunung untuk bermalam lalu pulang. Kami berpikir keras bagaimana mereka bisa berlama-lama di sini maka dikembang wisata baru yakni air terjun, embung, peternakan kambing etawa, hingga pengelolaan tanaman coklat dan akahir perjuangan kami sukses meski awalnya banyak dicibir,” ujar Aris.
Diterangkan, pihaknya tidak menekankan pada banyak jumlah pengunjung tapi bagaimana pengunjung itu bisa menikmati semua tempat wisata yang ada. Sebagai contoh meski pada tahun 2016 jumlah kunjungan menurun dalam jumlah puluhan ribu namun pemasukan meningkat menjadi Rp1,7 miliar.
Menurut Ketua Romobongan Rito Riswanto Mpar, dengan berrkunjungnya ke Gunung Kidul maka para pengelola kepariwisataan mendapatkan ilmu bagaimana mengembangkan wisata di daerahnya. Selain tentu untuk sarana pemerintah yang akan membantu.
“Ini penting bagi pengelola karena mereka akan banyak mengadopsi apa yang dilakukan oleh desa wisata terbaik di Indonesia. Potensi di Kuningan itu tidak kalah menarik dengan yang ada di Gunung Kidul tinggal cara mengembangkanya,” ucap pria yang juga Kasi Pengembangan SDM Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Kuningan.
Kadisporapar Drs Jaka Chaerul berjanji setelah kunjungan ini pihaknya memiliki arah untuk pengemabangan wisata di Kuningan. Kerjasama dengan berbagai pihak akan memudahkan pengembangan wisata di kota seribu gunung ini. (agus)