KUNINGAN (MASS) – Era digital, mendistrupsi berbagai profesi dan industri usaha, termasuk media massa. Penggerusan dan pergeseran terhadap media massa, membuat profesi wartawan sebagai tokoh kunci di dalamnya, juga terancam “terganggu” eksistensinya. Entah itu dalam profesinya, pengaruhnya, bahkan kesejahteraanya.
Hal itulah yang tersirat dari paparan materi yang disampaikan salah satu narasumber, Tantan Sulton Bukhowan di acara Capacity Building yang digelar Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kabupaten Kuningan, Sangkan Prima Resort, Senin (27/6/2022) pagi.
Dalam pemaparan materi itu, disampaikan banyak hal tentang perbandingan media massa dan wartawan, di masa lalu dan masa kini.
Perbandingan dominasi media sosial saat ini misalnya, yang serba mudah dan cepat, sedangkan media massa tetap harus selektif, dengan taat pada kode etik jurnalistik.
Lalu sebaran dan jangkauan, serta algoritma media sosial pun dibahas. Dimana, karena hal itu banyak pengiklan yang beralih. DIbahas juga dalam diskusi itu, kemungkinan kedepan, akan ada media yang berjalan secara robot.
Selain itu, sempat dibahas juga perihal plagiarisme yang saat ini mudah dilakukan. Banyak, media massa hasil tulisan wartawan, dipakai ulang oleh semacam “Content writer/creator” lain tanpa adanya perlindungan hak cipta untuk hasil kerja wartawan. Untuk konten video dan suara atau gambar, sudah mulai ada (seperti Youtube dll).
Meski terkesan banyak tantangan kedepan, di akhir-akhir pemaparan itu, diutarakan bahwa profesi wartawan ini hal yang tak lekang oleh waktu. Namun, saat ini harus banyak penyesuaian dan adaptasi dengan dunia digital.
Selain perihal kemediaan, dalam kegiatan itu juga dipaparkan materi tentang keorganisasian. Kegiatan, dilakukan dua arah. Setelah materi disambung tanya jawab dan diskusi.
Dalam Capacity Building itu, hadir tiga orang sebagai pemateri, yakni Ketua PWI Jabar H Hilman Hidayat, Wakil Ketua Bidang Organisasi Ahmad Syukri, dan Sekretaris PWI Tantan Sulton Bukhowan.
Sementara, Ketua PWI Kabupaten Kuningan, Nunung Khazanah mengatakan, kegiatan capacity building dengan tema meningkatkan soliditas, solidaritas, dan profesionalisme insan jurnalis di kalangan anggota PWI ini, dilakukan untuk meningkatkan para wartawan.
“Hal tersebut perlu dilakukan untuk meningkatkan loyalitas anggota PWI kng, terutama di era transformasi digital. Saya yakin anggota PWI sudah mampu bertransformasi, namun harus mampu pula mengikuti perkembangan aturan-aturan keorganisasian,” ujarnya menerangkan.
Di sisi lain, Ketua PWI Jawa Barat Hilman Hidyat, dalam kesemoatan itu juga banyak menanamkan keloyalan pada anggota. Diirnya berpesan, agar anggota bisa memahami aturan yang berlaku,
“Semua anggota PWI harus memahami PD/ART PWI. Jangan sampai ada anggota yang mbalelo, apalagi tidak loyal terhadap organisasi, terlebih melanggar kode etik organisasi, maka PWI Kuningan harus tegas. Kekompakan harus terjaga,” ucapnya. (eki)